‘Pulihkan Semua Jalur Keluar Masuk Jalur Gaza’

3 September 2014, 06:36.
Peta Gaza yang menunjukkan pintu-pintu perbatasan yang dikuasai Zionis Israel dan Mesir. Peta: IMEMC

Peta Gaza yang menunjukkan pintu-pintu perbatasan yang dikuasai Zionis Israel dan Mesir. Peta: IMEMC

JALUR GAZA, Rabu (PIC): Oleh penjajah Zionis Israel, Jalur Gaza selama ini dicitrakan di hadapan masyarakat internasional sebagai “hostile entity” alias kelompok masyarakat yang memusuhi Zionis Israel tanpa sebab. Semacam psikopat yang tak ada angin tak ada hujan mau membunuh tetangganya.

Penjelasan seorang pakar ekonomi Palestina di Gaza, Dr Maher At-Tabbaa’ justru memberi gambaran yang sebaliknya. Jalur Gaza memerlukan hubungan muamalah yang senormal mungkin sebagaimana layaknya hidup bermasyarakat. Justru penjajah Zionis Israel lah masalah yang sesungguhnya karena telah merampok Palestina dan membangun kehidupan ekonomi yang tidak normal. Ekonomi penjajahan.

Dr Maher At-Tabbaa’ mengambil contoh gerbang Erez di Beit Hanoun yang sangat membatasi pergerakan orang yang berakibat langsung terhadap perkembangan ekonomi Jalur Gaza.

Tercatat lebih dari 90% penduduk Gaza dilarang memasuki beberapa wilayah dengan alasan keamanan. Mereka juga tidak dibolehkan menyeberang ke Tepi Barat guna melakukan kegiatan-kegiatan bisnis tanpa campur tangan penjajah.

Dr At-Tabbaa’ juga menyinggung gerbang penyeberangan Karni yang telah ditutup permanen oleh penjajah sejak 13 Maret 2011, dibombardir dan dipindahkan peralatannya untuk penyeberangan Kerem Shalom. Tujuannya, agar Palestina dan ‘Israel’ tidak lagi membicarakan dan bernegosiasi mengenai hal itu.

At-Tabbaa’ mengungkapkan, penyeberangan Karni adalah lintas perdagangan terbesar dan terlengkap dari Jalur Gaza. Terdapat 21 jalan bagi masuknya barang, bisa digunakan untuk mengakomodasi masuknya lebih dari 700 truk setiap hari dari importir, serta lebih dari 100 truk pengekspor dari Gaza keluar. Ini merupakan tambahan untuk barang-barang yang diterima oleh peti kemas.

Dr At-Tabbaa’ juga menyebutkan, sejak 4 Januari 2010, penjajah menutup gerbang penyeberangan Nahal Oz sepenuhnya yang selama ini merupakan jalur utama masuknya bahan bakar minyak dan gas dalam berbagai bentuknya (bensin-gas-solar). Adapun penyeberangan Sufa adalah gurun tandus yang sering digunakan sebelum blokade untuk transportasi bahan bangunan, terutama kerikil. Dan pada awal blokade digunakan untuk mengangkut barang ke Jalur Gaza sebelum ditutup permanen.

Karim Abu Salim atau Kerem Shalom

Mengenai jalur penyeberangan Karim Abu Salim, At-Tabbaa’ mengatakan, jalur penyeberangan tersebut merupakan jalur perdagangan utama yang memungkinkan untuk memasok barang-barang ke Jalur Gaza. Setelah diberhentikannya blokade atas Jalur Gaza dan dimulainya pembangunan kembali Gaza, sangat tidak mungkin memasok seluruh barang-barang ke Jalur Gaza melalui jalur ini. Terlalu banyak hal yang terkait jalur ini yang harus dibicarakan, terutama kaitannya dengan Mesir.

“Dalam sehari hanya 450 truk yang bisa lewat jalur penyeberangan Karm Abou Salem. Sementara Jalur Gaza tiap harinya butuh paling tidak 1000 truk pengangkut barang,” kata pakar ekonomi tersebut.

Dia menambahkan, Jalur Gaza tiap harinya butuh sekitar 10.000 ton semen yang diangkut sekitar 250 truk. Belum lagi batu kerikil, besi, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk rekonstruksi bangunan-bangunan yang sudah hancur sejak bertahun-tahun yang lalu. Namun, dalam satu tahun jalur penyeberangan ini tidak beroperasi selama 130 hari. Itu berarti 35% dari total hari dalam setahun termasuk hari libur mingguan dan tahunan.

Cabut Larangan

Untuk menunjang kinerja di jalur-jalur penyeberangan, pakar ekonomi Dr At-Tabbaa’ mengungkapkan, perlunya wadah untuk mengangkut barang-barang masuk ke Jalur Gaza agar proses pengangkutan dari jalur Karim Abu Salim lebih cepat.

Dia juga menekankan perlunya pembatalan peraturan-peraturan yang melarang sebagian barang-barang masuk ke Jalur Gaza. Perlu diketahui, terdapat lebih dari 100 macam barang yang dilarang. Alasan pelarangan adalah barang-barang tersebut tidak sesuai dengan kriteria barang yang ditetapkan Zionis ‘Israel’. Pun, perlunya aturan tegas untuk tidak merusak barang-barang yang akan dibawa ke Jalur Gaza.

Dia juga meminta ditiadakannya izin khusus sebagian barang, mesin, dan alat elektronik yang akan dibawa ke Jalur Gaza. Karena, butuh waktu untuk mendapatkan izin khusus tersebut.

At-Tabbaa’ juga menegaskan perlunya memberikan kebebasan kepada rakyat Palestina untuk menentukan barang dan truk pengangkut yang ingin dimasukkan ke Jalur Gaza tanpa syarat-syarat yang mengekang. Juga dibebaskannya impor mesin ringan maupun berat yang selama ini dilarang oleh Zionis.* (PIC | Sahabat Al-Aqsha/Faris/Elly)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza

« Pengamat Ekonomi: ’Paksa Penjajah Ubah Mekanisme Keluar dan Masuk Jalur Gaza’
Bukti Penyelidikan Terbaru: ‘Zionis Bunuh Anak-anak Saat Mereka Tidur’ »