Warga Palestina: ‘Tak Ada Alasan Rasional Menutup Pintu Rafah’

18 October 2014, 08:57.
Gadis ini menunggu entah sampai kapan untuk dibolehkan penguasa Mesir menyeberang dari Gaza ke Rafah, Mesir. Foto: One Bright Pearl

Gadis ini menunggu entah sampai kapan untuk dibolehkan penguasa Mesir menyeberang dari Gaza ke Rafah, Mesir. Foto: One Bright Pearl

RAFAH, Sabtu (PIC): Pengepungan dan penutupan jalur penyeberangan Rafah menuju Gaza membuat rakyat Palestina sulit untuk berobat, belajar dan melakukan safar (perjalanan). Upaya mengisolasi rakyat Palestina dari dunia luar yang terjadi selama bertahun-tahun ini menjadi saksi hancurnya impian rakyat Palestina.

Seorang warga Palestina yang tinggal di kota Khon Yunis, Gaza Selatan, Abu Jazar mengatakan, keluar Palestina untuk berobat hanya menjadi sebatas angan-angan. Hal itu dikarenakan penutupan jalur penyeberangan Rafah yang terus berlangsung dan dalam masa yang lama.

Selain itu, pemerintahan Mesir juga memberlakukan prosedur penyeberangan yang merendahkan dan sewenang-wenang. “Berbulan-bulan saya mencoba pergi ke Mesir untuk berobat, namun tiap kali saya datang selalu dipulangkan tanpa alasan yang jelas,” kata Jazar.

Jazar menderita penyakit kronis di dada dan paru-paru, serta harus dirawat di luar Palestina. “Tidak ada alasan untuk melarang saya keluar (untuk berobat) dan menutup perbatasan antara Gaza dan Mesir,” ujar pria 40-an tahun itu dengan suara tertahan.

“Berkali-kali saya mendaftarkan nama di unit pendaftaran milik Menteri Dalam Negeri dan Pertahanan Nasional, serta menyelesaikan segala prosedur untuk safar. Saya terkejut dilarang safar, padahal saya sedang sakit dan butuh keluar untuk berobat,” tambahnya.

“Pada masa pemerintahan Presiden Muhammad Mursi segala urusan mudah dan lebih baik. Saya bisa pergi berobat ke Mesir. Namun, setelah digulingkannya pemerintahan Mursi kondisi makin memburuk, kesehatan saya juga semakin memprihatinkan. Padahal, saya rutin berobat di rumah sakit yang berada di Palestina,” katanya

Setelah Presiden Muhammad Mursi dikudeta, pemerintahan Mesir menutup jalur penyeberangan Rafah untuk masa yang sangat lama. Ibrohim Yusri, Duta Besar dan mantan Asisten Menlu sebelumnya mengecam tindakan tersebut.

Senada dengan Abu Jazar, warga Palestina lainnya, Mahmud Hamdan menuturkan sudah menyelesaikan segala persyaratan untuk sidang risalah magisternya di Fakultas Perdagangan Universitas Kairo. “Namun, dengan ditutupnya jalur penyeberangan Rafah usaha saya selama ini bisa sia-sia dan mimpi saya terancam gagal tercapai,” katanya

Pemuda 30-an tahun itu bertanya-tanya kenapa pintu Rafah ditutup. “Dalil apa yang membenarkan pemenjaraan lebih dari satu juta delapan ratus ribu penduduk dalam tempat sempit, derita peperangan, serta kekangan blokade?

Mahmud khawatir jika penutupan pintu Rafah terus berlangsung akan berpotensi menghancurkan masa depan dan impiannya meraih gelar magister. “Tahun ini saya harus munaqosyah (sidang),” katanya

Harapan Mahmud dan warga Palestina lainnya adalah pemerintah Mesir membuka pintu Rafah agar mereka bisa bersafar dan mewujudkan impian-impian mereka. * (PIC | Sahabat Al-Aqsha/Fariez)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza

« Polisi Yahudi: ‘Yang Boleh Solat Jum’at di Masjidil Aqsha Hari Ini Usia 50 Tahun ke Atas’
Lebih 600 Orang Tawanan Palestina Sedang Sakit, 160 Parah »