Penjajah Tutup Sekolah, Anak-anak Palestina Ini Belajar di Jalanan
27 February 2017, 11:10.
BAITUL MAQDIS TERJAJAH, Senin (Ma’an News Agency): Setelah otoritas ‘Israel’ menutup sebuah sekolah dasar Palestina di kota Sur Bahir, Timur Baitul Maqdis terjajah, Kamis (23/2) lalu karena materi-materi belajarnya dituding mengandung “hasutan”, para siswa belajar di jalan dan memprotes keputusan ‘Israel’ menutup sekolah tersebut, kemarin (26/2).
Anak-anak yang bersekolah di sekolah al-Nukhba (yang berarti “elit” dalam bahasa Arab) tiba dengan orangtua mereka, lalu melakukan aksi protes yang diorganisir komite orangtua di sekolah-sekolah Sur Bahir. Mereka memegang sejumlah poster yang berisi dukungan terhadap al-Nukhba dan mengecam penutupan institusi-institusi pendidikan oleh ‘Israel’.
Kamis lalu, kepala sekolah Luay Jamal Bakirat dan manajer keuangan sekolah Nashir Hamid dipanggil ke kantor polisi ‘Israel’ untuk diinterogasi. Para petugas intelijen ‘Israel’ memberitahu mereka bahwa sekolah akan ditutup karena materi pengajaran yang digunakan di sekolah tersebut dinilai mengandung muatan hasutan.
Bakirat membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa sekolah al-Nukhba “mengajarkan kurikulum Palestina yang digunakan di sekolah-sekolah di Baitul Maqdis dan sebelumnya tidak ada seorang pun staf pengajar yang pernah dipanggil untuk diinterogasi atas penghasutan.” Ia menambahkan bahwa sekolah –yang mendidik 250 anak lelaki dari TK hingga kelas enam SD– itu dibuka tahun lalu dan memperoleh izin beroperasi sementara dari pemerintah kota Baitul Maqdis. Namun, izin tersebut dicabut pada November dengan alasan tidak jelas. Bakirat mengecam keputusan tersebut dan mengatakan bahwa ia akan “menempuh sejumlah prosedur untuk menghentikan keputusan yang bertujuan menghancurkan pendidikan itu.”
Times of Israel memberitakan, otoritas ‘Israel’ dari kementerian pendidikan menuduh sekolah tersebut didirikan oleh Hamas dengan tujuan mengajarkan “muatan yang menggerogoti kedaulatan ‘Israel’, dan bahwa tujuan sekolah tersebut adalah “konsisten dengan ideologi organisasi teror, yang menuntut pembinasaan ‘Israel’”. Menurut saluran berita ‘Israel’ itu, kementerian memerintahkan sekolah tidak dibuka pada September “dan karena terus beroperasi, maka dikeluarkanlah perintah penutupan.”
Warga Yahudi ‘Israel’ dan Palestina belajar dengan sistem sekolah tersendiri di Timur Baitul Maqdis terjajah. Sekolah-sekolah Palestina dijalankan oleh pemerintah kota ‘Israel’ di Baitul Maqdis, Waqaf Islam dan dikelola oleh Kementerian Pendidikan Palestina, institusi swasta, atau UNRWA (lembaga PBB yang bertanggung jawab atas para pengungsi Palestina).
Menurut Kementerian Pendidikan Palestina, anak-anak Palestina menderita akibat gangguan campur tangan ‘Israel’ yang dilakukan terus menerus. Pun, tekanan politik untuk menggantikan kurikulum Palestina dengan kurikulum ‘Israel’ di Timur Baitul Maqdis terjajah, dimana kekuasaan penuh militer dan sipil ‘Israel’ menghalangi murid-murid mendapatkan pendidikan yang layak dan aman.
Tahun 2016 surat kabar ‘Israel’, Haaretz, merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa sekolah-sekolah Palestina di Timur Baitul Maqdis terjajah hanya menerima kurang dari setengah dana yang pemerintah kota Baitul Maqdis serahkan pada sekolah-sekolah Yahudi di Barat Baitul Maqdis.
Meskipun Sur Bahir terletak di batas luar Timur Baitul Maqdis terjajah, kota tersebut masih di bawah kekuasaan penuh keamanan dan sipil ‘Israel’ di dalam pemerintahan kota Baitul Maqdis ‘Israel’, setelah wilayah tersebut secara ilegal dicaplok pada 1967.* (Ma’an News Agency | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.