Suhu Dingin Ekstrem, Muhajirin Suriah Bakar Pakaian Agar Tetap Hangat

28 December 2018, 23:07.
Foto: Anadolu Agency

Foto: Anadolu Agency

IDLIB, Jum’at (Anadolu Agency): Puluhan ribu Muhajirin Suriah yang tinggal di kamp-kamp di dekat perbatasan Turki berjuang untuk bertahan dalam kondisi musim dingin yang ekstrem untuk kedelapan kalinya sejak konflik terjadi di Suriah. Karena tidak mampu membeli bahan bakar atau kayu, mereka terpaksa membakar plastik dan nilon. Akan tetapi, asap yang dihasilkan menyebabkan masalah pernafasan.

Musim dingin ini, lembaga-lembaga bantuan hanya mampu menyediakan perlengkapan pemanas untuk 20 persen Muhajirin.

Um Ahmad, seorang pengungsi wanita berusia 43 tahun, mengatakan kepada Anadolu Agency: “Kami menghabiskan hari-hari kami di rumah sakit, atau membawa obat-obatan dari apotek. Kami tidak mampu membeli kayu atau bahan bakar, jadi kadang-kadang kami harus membakar pakaian agar tetap hangat.”

Ahmad Abu Suleiman, warga kamp lainnya, juga meratapi kondisi musim dingin ekstrem yang dihadapi oleh Muhajirin. “(Suhu) sangat dingin. Anak-anak selalu sakit,” katanya. “Kami menggunakan apa pun yang bisa kami dapatkan untuk dibakar: karton, nilon, ban bekas, apa pun.”

Dia menambahkan, “Ketika kami tidak dapat menemukan apa pun lagi, kami membakar pakaian anak-anak agar tetap hangat.”

Kasim Sukayr, usia delapan tahun yang berasal dari kota Hama, menyuarakan keputusasaan yang sama. “Kami tidak punya uang, jadi kami harus menggunakan nilon, sepatu – apa pun yang bisa kami temukan – untuk dibakar,” katanya kepada Anadolu Agency.

Pengungsi lainnya, Selim Juneyt, yang berusia sepuluh tahun mengatakan: “Kami tidak bisa mendapatkan bahan bakar atau kayu; kami tidak punya uang untuk membelinya.”

Juneyt menambahkan bahwa asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik telah menyebabkan adiknya menderita masalah pernafasan.

Abdul-Ghaffar Mohammed, seorang pengungsi di sebuah kamp di Hama timur, mengatakan “sangat memilukan” melihat anak-anak berjuang melawan musim dingin yang ekstrem. “Saya tidak punya uang untuk membeli roti untuk anak-anak saya, apalagi kesanggupan untuk menghangatkan mereka,” katanya.

Abdullah Ammuri, seorang dokter di salah satu kamp, mengatakan pada Anadolu Agency bahwa sebagian besar keluhan kesehatan, terutama di kalangan anak-anak dan wanita hamil, terutama disebabkan oleh masalah pernafasan.

“Setelah mempelajari masalah ini, kami menemukan bahwa penghuni kamp menggunakan cara-cara primitif dan tidak sehat untuk menghangatkan tubuh,” ujar Ammuri.* (Anadolu Agency | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Kamp Pengungsi di Idlib Terendam Banjir, Aktivis Serukan Pengiriman Bantuan
Penjajah Zionis Kucurkan Dana Ratusan Ribu Dolar untuk Perangi BDS »