Mursi Dibiarkan Tak Sadarkan Diri Selama 20 Menit Sebelum Diberikan Pertolongan Pertama

21 June 2019, 10:04.
Mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi duduk di balik jeruji saat persidangannya pada 26 Februari 2017. Foto: Middle East Monitor

Mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi duduk di balik jeruji saat persidangannya pada 26 Februari 2017. Foto: Anadolu

LONDON, Jum’at (Middle East Monitor): Surat kabar daring Inggris Independent memberitakan, para penjaga penjara di ruang sidang tempat Mursi kolaps pada Senin lalu membiarkan mantan presiden Mesir itu selama lebih dari 20 menit sebelum memberikan pertolongan pertama, terlepas dari kenyataan bahwa orang-orang di sekitarnya meminta bantuan.

Mursi kolaps di sidang pengadilan pada 17 Juni setelah enam tahun menderita di sel isolasi penjara di mana secara konsisten aksesnya ke perawatan medis untuk diabetes, hipertensi, penyakit liver dan ginjal ditolak.

Mursi adalah presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis setelah Revolusi 25 Januari berhasil menggulingkan Husni Mubarak. Akan tetapi, ia digulingkan oleh jenderal militer Presiden Abdel Fattah Al-Sisi satu tahun kemudian.

Pada tahun 2018, sebuah panel anggota parlemen Inggris yang dipimpin oleh Crispin Blunt melaporkan bahwa kondisi Mursi disekap bisa disamakan dengan penyiksaan dan bahwa penolakan untuk memberikan perawatan medis dapat mengakibatkan kematian dini Mursi.

Ada sekitar 60.000 tahanan politik di Mesir. Banyak yang meninggal dunia akibat kurangnya akses ke perawatan medis yang memadai.

Meskipun ada klaim dari Jaksa Agung bahwa Mursi “segera dibawa ke rumah sakit,” para saksi mengatakan kepada Independent bahwa “tidak ada yang peduli untuk membantu.”

“Ia dibiarkan kolaps sampai penjaga membawanya keluar. Ambulans tiba setelah 30 menit. Para tahanan lain yang pertama kali menyadari ia kolaps, mereka mulai berteriak. Beberapa dari mereka, yang adalah dokter, meminta para penjaga untuk membiarkan mereka merawatnya atau memberinya pertolongan pertama,” kata Abdullah Al-Haddad yang berada di pengadilan untuk mendukung ayah dan saudara lelakinya yang juga diadili hari itu.

“Mengabaikannya pada awalnya memang disengaja. Hal pertama yang dilakukan para penjaga penjara setelah para tahanan mulai berteriak adalah mengeluarkan anggota keluarga dari ruang sidang.”

Seorang aktivis –yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan– membenarkan cerita tersebut: “Keluarga-keluarga yang ada di sana memberi tahu saya bahwa polisi tidak melakukan apa pun selama lebih dari 20 menit, meskipun ada teriakan. Mereka meninggalkannya begitu saja di sana.”

“Polisi kemudian mulai memaksa keluarga keluar dari pengadilan dan ambulans datang.”* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« SNHR: Tolak Beri Akses, Buktikan Rezim Assad Terlibat Serangan Senjata Kimia
Otoritas Mesir Larang Takziah di Rumah Mursi »