Pejabat Maungdaw Terang-terangan Ancam Pecat Pegawai Rohingya

23 October 2019, 21:03.
Sumber: Rohingya Vision

Sumber: Rohingya Vision

MAUNGDAW, Rabu (Rohingya Vision): Dalam pidatonya yang berapi-api, administrator umum Maungdauw U Ngwe Tun, yang baru saja dipindahkan ke daerah itu, secara terbuka mengumumkan kebijakan diskriminatifnya kepada warga Rohingya.

Ia memanggil semua petugas administrasi di kota Maungdaw dan anggota lain dari administrasi desa untuk pertemuan rutin dua bulan sekali pada 17 Oktober lalu. Dalam pertemuan pertamanya itu ia mewanti-wanti akan masa depan suram yang akan melanda Maungdaw.

Mengungkapkan kebenciannya, ia berkata, “Izinkan saya mengatakan ini di sini alih-alih memberitahu satu persatu. Kalian, orang-orang Bengal, meskipun kalian sudah sah menjadi warga negara, kalian tidak akan pernah setara dengan kelompok etnis lainnya. Kalian bukan berasal dari negara ini, namun kami terpaksa memberikan status warga negara hanya karena kalian tinggal di sini.”

Bengal sendiri merupakan sebutan yang digaung-gaungkan pemerintah Myanmar untuk mengidentifikasi warga Rohingya sebagai imigran gelap dari Bangladesh, meski secara historis mereka merupakan masyarakat pribumi asli Myanmar.

“Kalian diangkat menjadi administrator desa karena ada kebutuhan saja. Kalian tidak akan mendapat gaji seperti administrator dari etnis lain, meskipun kalian sudah memiliki kartu kewarganegaraan. Bahkan saya tidak perlu menunggu arahan dari atasan untuk memecat kalian. Saya sendiri bisa langsung memecat kalian. Saya tidak membual, justru ini sesuai dengan hukum,” ancamnya.

Sudah tentu Myanmar memiliki agenda diskriminatif regional terselubung untuk menyingkirkan warga Rohingya di negara bagian Rakhine. Akan tetapi, jarang ada aparat yang secara terbuka mengakui hal itu seperti yang dilakukan U Ngwe Tun.

Pernyataan yang gamblang dari administrator umum Maungdaw ini tidak hanya menghentak warga Rohingya di kawasan itu dengan ketakutan, tapi juga para pengungsi Rohingya. Karena, peristiwa ini terjadi setelah baru saja ada penyerahan daftar baru 50.000 pengungsi kepada pemerintah Myanmar.

Di negara bagian Rakhine utara, masih ada warga Rohingya yang bekerja sebagai pegawai administrasi pemerintahan, terutama di desa-desa Rohingya yang bertugas sebagai administrator atau lainnya, sebagaimana dimaksudkan U Ngwe Tun dalam pidatonya.* (Rohingya Vision | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Dokter Zionis Izinkan Penyiksaan terhadap Tawanan Palestina
SNHR: Rezim Suriah Praktikkan 72 Metode Penyiksaan Sadis »