Akhiri Penantian di Perbatasan Yunani, Ratusan Ribu Muhajirin Kembali ke Turki

30 March 2020, 10:54.
Muhajirin di perbatasan Yunani-Turki mengakhiri penantian selama 30 hari. Mereka meninggalkan wilayah itu di tengah wabah virus korona, Jumat, 27 Maret 2020. Foto: AA

Muhajirin di perbatasan Yunani-Turki mengakhiri penantian selama 30 hari. Mereka meninggalkan wilayah itu di tengah wabah virus korona, Jumat, 27 Maret 2020. Foto: AA

TURKI (Daily Sabah) – Setelah menunggu satu bulan tanpa ada kepastian, ratusan ribu muhajirin yang berada di pintu perbatasan Yunani untuk mencari suaka akhirnya dipulangkan kembali ke Turki.

Selain karena tak ada niatan sama sekali dari Yunani untuk membuka gerbang masuk ke negaranya, Turki juga mengingatkan bahwa bilamana muhajirin terus berada di luar, mereka akan rawan terkena virus corona yang sedang mewabah.

Mereka yang menuruti imbauan itu, disediakan bus oleh pemerintah provinsi Edirne untuk menghantar mereka ke penginapan yang tersedia.

Sebagai langkah pencegahan virus corona, muhajirin tersebut akan dikarantina terlebih dahulu baru kemudian dikirim ke tempat yang layak.

Mereka yang butuh perawatan dibawa ke rumah sakit di pusat kota Edirne.

Sementara para petugas akan melayani muhajirin lainnya, terutama keluarga yang memiliki bayi, dengan mengantarkan langsung kebutuhannya sehingga tak perlu mengantre.

Sekira 150.600 muhajirin berhasil sampai di wilayah Yunani, baik melalui darat maupun laut, sejak tanggal 28 Februari, setelah Turki mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menghalangi muhajirin yang ingin mencari suaka ke Eropa.

Sebulan sudah muhajirin menunggu di perbatasan Yunani, namun petugas keamanan justru “menjamu” mereka dengan tembakan gas air mata, peluru tajam, serta meriam air.

Tiga orang muhajirin terbunuh dan 240 orang lainnya mengalami luka akibat perlakuan petugas keamanan Yunani tersebut.

Sementara di sisi lain, Turki terus mengupayakan kesehatan, kebersihan, dan keamanan mereka.

Dalam rumah sakit berjalan yang berada di perbatasan itu, sekira 10.000 muhajirin mendapat penanganan medis.

Sebanyak 985.000 barang kebutuhan sehari-hari seperti selimut, jaket, sepatu, popok, dan makanan didistribusikan kepada mereka.

Gubernur Edirne mengungkapkan apresiasi dan rasa terima kasihnya pada Jumat (27/3/2020) kepada para pekerja dan lembaga kemanusiaan yang terus bekerja keras membantu muhajirin di perbatasan Yunani.

Sebelumnya, Turki memutuskan untuk membuka perbatasannya setelah 34 tentaranya dibunuh serdadu Bashar Assad di Provinsi Idlib, Suriah.

Krisis kemanusiaan terbaru di Idlib akibat serangan bertubi-tubi rezim diktator Assad ke pemukiman warga di sana telah memaksa hampir 1 juta orang pergi meninggalkan harta bendanya, menuju wilayah sekitar perbatasan Turki untuk berlindung.

Serangan-serangan Assad tersebut rawan menimbulkan gelombang pencari suaka ke Turki, di mana mereka tak bisa lagi menerima karena telah menampung sekira 3,7 juta warga Suriah.

Sebagai buah minimnya dukungan kemanusiaan dan ekonomi dari komunitas internasional serta dibunuhnya tentara-tentara Turki tersebut, Ankara mulai mempersilakan para pengungsi untuk bermigrasi ke Eropa.

Di sisi lain, setelah kemunculannya bulan Desember lalu di Wuhan, China, Covid-19 telah menyebar setidaknya ke 176 negara, menurut data yang dikumpulkan John Hopkins University.

Kasus corona yang terkonfirmasi telah melampaui angka 537.000, sementara jumlah kematian mencapai 24.000 lebih dan 123.000 berhasil pulih kembali, menurut universitas yang berada di Amerika Serikat itu.

Pandemi ini mengancam semua orang, khususnya para pengungsi dan muhajirin yang tak bisa mendapat akses air bersih, layanan kesehatan, bahkan hidup pun terpaksa berkerumun satu sama lain karena tak memadainya kamp pengungsian. (Daily Sabah)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Sebelum Dikepung Wabah Covid-19, Para Tahanan di Suriah Telah Alami Horor Berkepanjangan
Bebaskan Pekerja Kembali ke Tepi Barat Tanpa Prosedur Antivirus, Komisi: Serdadu Berupaya Sebarkan Covid-19 »