Walau di Indonesia, Hati di Gaza
16 June 2010, 08:12.
Sahabatalaqsha.com–Pembataian-pembantaian massal, pengusiran, dan terorisme yang konsisten, sistematis dan kontinyu terus dilakukan oleh Israel. Dari pembantaian Qabiyyah, Shabra-Shatilla, Kafr-Qasm sampai pembantaian Gaza pada akhir Desember 2008 hingga pertengahan Januari 2009 lalu dilakukan dengan bebas oleh Israel tanpa mendapatkan respon yang berarti dari dunia. Belum lagi kekejaman yang dilakukan hari demi hari terhadap warga Palestina. Media-media mainstream entah sengaja atau takut, dan seakan-akan seperti tuli dan bisu.
Ketika Israel mengulangi kebiadabannya dengan menyerang kapal Mavi Marmara beberapa waktu lalu, dunia seakan tersentak kaget dan tersadarkan. Walaupun media-media mainstream berupaya menyembunyikan kejadian tersebut, gelombang protes yang dilakukan di banyak negara, dan penyebaran informasi dari masyarakat yang peduli dengan Palestina mengenai apa yang terjadi selama ini di Palestina dan bagaimana perlakuan Israel terhadap warga Palestina, berhasil membuka mata dan hati masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.
Hati di Gaza
Di Indonesia, mereka yang sebelumnya tidak tahu menahu, mulai bertanya-tanya “Apa yang sebenarnya sedang terjadi di tanah Palestina?”, “Apa tujuan Israel melakukan kebiadaban-kebiadaban itu?”
Mereka yang sebelumnya mengetahui seadanya, bahkan yang pada awalnya tidak terlalu peduli dengan masalah Al-Aqsha dan Palestina, mulai tergugah untuk marah dan jengkel. Sementara mereka yang selama ini selalu memimpikan untuk berada di Gaza, menolong dan berjuang atas nama Allah, menjadi semakin besar keinginannya untuk langsung ke Gaza. Walau ada di Indonesia, namun hati telah sampai di Gaza. Menjadi roda-roda kecil dahsyat yang bergulir di atas perjalanan memperjuangkan kebebasan Masjid Al-Aqsha, dan tanah Palestina yang dijajah oleh zionis Israel.
Bentuk perjuangan bermacam-macam, mulai dari memasang banner yang mengutuk kebiadaban Israel, menyelenggarakan pekan Palestina, hingga pernikahan berdekorasi Palestina.

Banner terpasang di sebuah perempatan. Foto: Sahabatalaqsha.com
Ada sebuah banner besar berisi kutukan atas kebiadaban Israel dan sekaligus mengajak ikut dalam memperjuangkan kebebasan Palestina. Banner ini dipasang di sebuah perempatan yang dilalui oleh banyak orang di kota itu.

Tirai dukungan untuk Palestina. Foto: Sahabatalaqsha.com
Ada juga keluarga di Indonesia yang mengganti tirai rumah mereka dengan tirai yang bertema kebebasan untuk Palestina. “Untuk mengingatkan keluarga agar selalu memperjuangkan kebebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina yang saat ini dalam penjajahan Israel”, kata pemilik rumah tersebut.

Banner "Pekan Palestina". Foto: Sahabatalaqsha.com
Banner di atas dipampang oleh seorang pemilik Rumah Makan Padang yang mempelopori terbentuknya pekan Palestina. Pekan itu, seluruh keuntungan dari restoran tersebut akan disumbangkan untuk rakyat Palestina! Dia berharap bahwa hal ini akan menggerakkan para pengusaha dan pedagang lain untuk melakukan hal serupa.

Ucapan selamat datang dan penandatanganan dukungan terhadap Palestina. Foto: Sahabatalaqsha.com
Ada juga pasangan yang melangsungkan pernikahan dengan tema pernikahan Palestina. Bila Anda datang ke walimah mereka, selain bunga, spanduk-spanduk yang menggelorakan semangat perjuangan pembebasan Masjid al-Aqsha dan Palestina menjadi dekorasi utama di acara ini. Tidak hanya itu, selain mengisi buku tamu, para tamu juga menandatangani dukungan terhadap Palestina di tempat yang disediakan oleh panitia. Subhanallah, semoga lahir dari keturunan-keturunan mereka para mujahid dan syuhada fii sabiilillah. Amin.
Ya Allah, saat ini hati kami telah sampai di Gaza. Maka, susulkanlah raga kami sebagai syuhada di jalan Mu.(NN, BM)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.