Israel Ancam Bunuh Para Relawan Kapal Kemanusian Julia dan Mariam, Yang Semuanya Adalah Perempuan

21 June 2010, 22:15.

Sebuah banner besar terpampang di samping gedung San Francisco Chronicle, California, mengutuk serangan Israel terhadap relawan flotilla dan tuntutan diakhirinya blokade Gaza (foto: dok.pribadi)

Sebuah banner besar terpampang di samping gedung San Francisco Chronicle, California, mengutuk serangan Israel terhadap relawan flotilla dan tuntutan diakhirinya blokade Gaza (foto: dok.pribadi)

Sahabataalaqsha.com Mentri Perhubungan Libanon, Ghazi Aridi, membenarkan bahwa kementeriannya megizinkan pihak penyelenggara kafilah kapal bantuan ke Gaza untuk berlayar dari bagian utara pelabuhan kota Tripoli menuju Siprus, sebelum akhirnya bertolak ke Gaza.

Pernyataan Aridi tentang kapal “Julia” ini dikemukakan pada Ahad malam (Senin pagi di Indonesia) ketika harian Israel, Haaretz, memberitakan bahwa “negara” Zionis itu melancarkan upaya-upaya diplomatik untuk menghalangi keberangkatan setidak-tidaknya satu kapal, yang akan membawa sekitar 50 sampai dengan70 orang Libanon, yang semuanya adalah perempuan dan membawa bantuan pangan untuk warga Palestina di Gaza.

Menurut Haaretz, dalam upayanya menggagalkan misi kemanusiaan ke Gaza itu, Israel, sejauh ini paling tidak sudah mengontak PBB, AS, Prancis, Spanyol, Jerman. Israel juga sudah berbicara dengan Vatikan (pusat kepemimpinan Katolik Roma sedunia), karena “Mariam” kapal lainnya yang akan ikut dalam misi itu akan membawa puluhan orang biarawati.

Aridi membenarkan bahwa tujuan pertama kapal Julia adalah Siprus, dan bukan Gaza. Menanggapi tuduhan Israel, bahwa kementeriannya telah menyetujui pelayaran ilegal, Aridi menegaskan bahwa ia tidak mungkin menandatangani pelayaran ilegal. Pelayaran Julia, kata Aridi, adalah legal serta terdaftar di Paris dan akan membawa penumpang warga Libanon beserta relawan internasional lainnya.

Aridi juga menekankan bahwa pelayaran Julia ke Siprus tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 dan bahwa kapal barang itu akan menjalani pemeriksaan teknis sebelum berlayar dari Tripoli.

“Pemerintah Libanon bertanggungjawab atas keputusan itu,” tegas Aridi.

Sementara itu, sumber-sumber militer Israel memperingatkan bahwa adalah sangat mudah untuk “mengawasi” kapal-kapal asal Iran dan Libanon karena kapal-kapal itu berasal dari negara-negara yang memusuhi Israel. Kepada Haaretz, militer Israel menandaskan bahwa mereka akan “menindak tegas” kapal-kapal itu.

Rencananya dua kapal Bulan Sabit Merah Iran juga akan bertolak ke wilayah pesisir Palestina yang diblokade itu.

Terkait dengan “tindakan tegas” yang dikatakan akan dilakukan terhadap kapal relawan ke Gaza itu, sebelumnya Press TV telah memberitakan bahwa Israel berikrar untuk menggunakan “semua kekerasan yang dianggap perlu” untuk menghentikan flotilla kali ini sebagaimana yang dilakukan terhadap flotilla sebelumnya; kendatipun sekarang kemarahan dan kecaman terhadap serangan barbar atas flotilla yang sedang manjalankan missi kemanusiaan ke Gaza terus diterima Israel dari seluruh dunia.

Dalam suratnya kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon, Duta Besar Israel untuk PBB, Gabriela Shalev,  menyerukan pelarangan berlayar kapal baru yang akan membawa bantuan, yang dijadualkan berlayar dari Libanon untuk mematahkan blokade terhadap Gaza. journalist2gaza/press tv/ez/sahabatalaqsha

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza - Menyapa Al-Aqsha & Palestina

« Nurfitri, Relawan Flotilla Tiba di Tanah Air
Kapal Kemanusiaan Aljazair Akan Bertolak Ke Gaza »