Banyak Kehilangan dan Kehancuran, Gencatan Senjata Bangkitkan Harapan Warga Yaman
18 May 2022, 13:58.
![Anak-anak Yaman bermain sepak bola sampai matahari terbenam di Tarim, Hadramaut. Pusat kota bersejarah ini, Masjid al-Mihdhar, terlihat menaranya di belakang. Ini adalah menara tertinggi di Yaman. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-1.png)
Anak-anak Yaman bermain sepak bola sampai matahari terbenam di Tarim, Hadramaut. Pusat kota bersejarah ini, Masjid al-Mihdhar, terlihat menaranya di belakang. Ini adalah menara tertinggi di Yaman. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
(AL JAZEERA) – Dua bulan gencatan senjata telah membangkitkan harapan bagi Yaman. Kesepakatan antara koalisi yang dipimpin Saudi dan pemerintah Yaman di satu sisi, dan kelompok milisi syiah Houthi yang bersekutu dengan Iran, adalah langkah signifikan untuk menghentikan peperangan yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengakibatkan jutaan orang kelaparan.
Gencatan senjata nasional terakhir terjadi selama pembicaraan damai pada tahun 2016.
Meskipun bom telah berhenti berjatuhan, konflik brutal selama tujuh tahun ini telah menghancurkan negara yang sudah miskin tersebut dan menyebabkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sejak dimulainya perang pada tahun 2015, PBB memperkirakan lebih dari 370.000 orang telah meninggal, dengan 60 persen di antaranya dikarenakan sebab-sebab tak langsung, seperti kekurangan makanan, air, maupun rusaknya sistem kesehatan.
Saat ini, dua dari tiga warga Yaman dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. Sementara empat juta warga sudah mengungsi meninggalkan rumah mereka, menurut data UNHCR.
Berbagai serangan udara dan baku tembak telah mengakibatkan hancurnya banyak rumah sakit dan sekolah. Sementara kekurangan makanan–yang semakin parah sebagai akibat invasi Rusia ke Ukraina–telah berdampak terhadap lebih dari 16,2 juta warga Yaman, dengan lebih dari 2,25 juta anak menderita malnutrisi akut.
Terlepas dari ketidakpastian apakah perdamaian ini bisa terus berlanjut atau tidak, hidup jutaan warga Yaman yang menjadi korban paling menderita akibat peperangan ini terus berjalan.
![Seorang pria duduk di tengah kios buah dan sayurannya di pasar makanan di Seiyun, provinsi Hadramaut, Yaman timur. Setengah pekerja di sektor pertanian telah kehilangan pekerjaan akibat perang dan konflik yang masih berlangsung. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-2.png)
Seorang pria duduk di tengah kios buah dan sayurannya di pasar makanan di Seiyun, provinsi Hadramaut, Yaman timur. Setengah pekerja di sektor pertanian telah kehilangan pekerjaan akibat perang dan konflik yang masih berlangsung. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Seorang penggembala bersama kambing-kambingnya di Wadi Dawan, provinsi Hadramaut. Penggembala wanita ini mengenakan madhalla, topi tradisional Yaman yang terbuat dari anyaman daun kurma yang dirancang untuk membuat pemakainya tetap merasa sejuk. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-3.png)
Seorang penggembala bersama kambing-kambingnya di Wadi Dawan, provinsi Hadramaut. Penggembala wanita ini mengenakan madhalla, topi tradisional Yaman yang terbuat dari anyaman daun kurma yang dirancang untuk membuat pemakainya tetap merasa sejuk. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Orang-orang Badui berdiri di sekitar api unggun antara kota Rumah dan 'Empty Quarter'–gurun pasir yang meliputi sepertiga Semenanjung Arab bagian selatan. Di sini, Mahri Badui memelihara unta dan kambing mereka. Mereka berbolak-balik antara kota dan gurun, di mana unta mereka berada di gurun, sedangkan istri, anak-anak, dan kambing mereka berada di kota. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-d.png)
Orang-orang Badui berdiri di sekitar api unggun antara kota Rumah dan ‘Empty Quarter’–gurun pasir yang meliputi sepertiga Semenanjung Arab bagian selatan. Di sini, Mahri Badui memelihara unta dan kambing mereka. Mereka berbolak-balik antara kota dan gurun, di mana unta mereka berada di gurun, sedangkan istri, anak-anak, dan kambing mereka berada di kota. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Potret seorang nelayan di desa Khyseet. Dia menggunakan lampu kepala saat membawa perahu mereka keluar pada pukul 6 sore dan kembali dengan ikan-ikan tangkapannya antara pukul 2 pagi sampai 4 pagi. Sebelum perang dimulai di Yaman pada 2015, industri perikanan mempekerjakan lebih dari setengah juta warga (menurut laporan PBB). Perikanan pernah menjadi sektor perekonomian terbesar kedua di Yaman, setelah industri minyak dan gas, serta menyumbang 15 persen dari produk domestik bruto (PDB) Yaman. Perang sangat menghancurkan sektor ini. Menurut Norwegian Refugee Council, perang telah merugikan industri perikanan sebesar $6,9 miliar sebagai akibat rusaknya pelabuhan dan kapal. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-e.png)
Potret seorang nelayan di desa Khyseet. Dia menggunakan lampu kepala saat membawa perahu mereka keluar pada pukul 6 sore dan kembali dengan ikan-ikan tangkapannya antara pukul 2 pagi sampai 4 pagi. Sebelum perang dimulai di Yaman pada 2015, industri perikanan mempekerjakan lebih dari setengah juta warga (menurut laporan PBB).
Perikanan pernah menjadi sektor perekonomian terbesar kedua di Yaman, setelah industri minyak dan gas, serta menyumbang 15 persen dari produk domestik bruto (PDB) Yaman. Perang sangat menghancurkan sektor ini. Menurut Norwegian Refugee Council, perang telah merugikan industri perikanan sebesar $6,9 miliar sebagai akibat rusaknya pelabuhan dan kapal. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Murid-murid Muslimah saat mengikuti pembelajaran di Wadi Dawan, Provinsi Hadramaut. Di sekolah kecil ini terdapat empat kelas dengan sekira 90 siswa. Semua murid berusia antara delapan sampai 16 tahun. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-f.png)
Murid-murid Muslimah saat mengikuti pembelajaran di Wadi Dawan, Provinsi Hadramaut. Di sekolah kecil ini terdapat empat kelas dengan sekira 90 siswa. Semua murid berusia antara delapan sampai 16 tahun. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Dua anak laki-laki duduk di bawah tebing sembari menyaksikan perahu nelayan berangkat dari Desa Khyseet, dekat Haswayn. Saat ini masalah terbesar yang dihadapi nelayan bukanlah kekurangan ikan, tetapi krisis bahan bakar yang terjadi di seluruh negeri. Mereka biasa menangkap ikan setiap hari, tetapi sekarang sangat dibatasi oleh pasokan bahan bakar yang semakin menipis. Parahnya lagi, harga peralatan ikut naik drastis karena konflik. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-g.png)
Dua anak laki-laki duduk di bawah tebing sembari menyaksikan perahu nelayan berangkat dari Desa Khyseet, dekat Haswayn. Saat ini masalah terbesar yang dihadapi nelayan bukanlah kekurangan ikan, tetapi krisis bahan bakar yang terjadi di seluruh negeri. Mereka biasa menangkap ikan setiap hari, tetapi sekarang sangat dibatasi oleh pasokan bahan bakar yang semakin menipis. Parahnya lagi, harga peralatan ikut naik drastis karena konflik. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Seorang nelayan yang mendarat ke pantai dengan tangkapannya hari itu di Desa Sayhut, yang terletak di antara Itab dan Sharkhut. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-h.png)
Seorang nelayan yang mendarat ke pantai dengan tangkapannya hari itu di Desa Sayhut, yang terletak di antara Itab dan Sharkhut. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Para jamaah di sebuah acara keagamaan di Tarim, Hadramaut. Tarim adalah kota bersejarah yang secara luas diakui sebagai pusat teologis, yuridis, dan akademik di wilayah Hadramaut. Penduduk setempat juga memercayai bahwa wilayah itu memiliki keturunan Nabi Muhammad (Sayyid) terbanyak di dunia. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-i.png)
Para jamaah di sebuah acara keagamaan di Tarim, Hadramaut. Tarim adalah kota bersejarah yang secara luas diakui sebagai pusat teologis, yuridis, dan akademik di wilayah Hadramaut. Penduduk setempat juga memercayai bahwa wilayah itu memiliki keturunan Nabi Muhammad (Sayyid) terbanyak di dunia. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Warga bermain sebuah permainan saat matahari terbenam di Wadi Dawan, dekat desa Haid al-Jazil. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-j.png)
Warga bermain sebuah permainan saat matahari terbenam di Wadi Dawan, dekat desa Haid al-Jazil. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Para pria membeli khat di pasar lokal mereka, kota Sayhut. Mengunyah khat sangat populer di kalangan pria Yaman dan memberikan penghasilan tinggi bagi para petaninya. Tanaman berbunga ini telah digunakan sebagai racikan perangsang dan kebiasaan sosial selama berabad-abad di Jazirah Arab dan Afrika Timur. Pada tahun 2000, khat menyumbang 30 persen perekonomian Yaman, menurut perkiraan Bank Dunia. Namun, penanaman khat yang masif di Yaman, mengambil banyak jatah air untuk tanaman lain dan semakin memperburuk krisis air yang parah, serta berperan penting dalam masalah kelaparan yang menyebar di negara itu. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-k.png)
Para pria membeli khat di pasar lokal mereka, kota Sayhut. Mengunyah khat sangat populer di kalangan pria Yaman dan memberikan penghasilan tinggi bagi para petaninya. Tanaman berbunga ini telah digunakan sebagai racikan perangsang dan kebiasaan sosial selama berabad-abad di Jazirah Arab dan Afrika Timur.
Pada tahun 2000, khat menyumbang 30 persen perekonomian Yaman, menurut perkiraan Bank Dunia. Namun, penanaman khat yang masif di Yaman, mengambil banyak jatah air untuk tanaman lain dan semakin memperburuk krisis air yang parah, serta berperan penting dalam masalah kelaparan yang menyebar di negara itu. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Seorang peternak merawat lebah-lebahnya di Wadi Dawan, yang terletak di antara Hajjrain dan Sif. Wilayah Hadramaut terkenal dengan madu ternama yang masih diproduksi dengan metode tradisional. Madu 'Sidr' adalah salah satu madu yang paling bernilai tinggi di dunia, dijual ke luar negeri sampai $300/kg. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-l.png)
Seorang peternak merawat lebah-lebahnya di Wadi Dawan, yang terletak di antara Hajjrain dan Sif. Wilayah Hadramaut terkenal dengan madu ternama yang masih diproduksi dengan metode tradisional. Madu ‘Sidr’ adalah salah satu madu yang paling bernilai tinggi di dunia, dijual ke luar negeri sampai $300/kg. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Sebuah keluarga di mobil mereka, yang terjebak dalam kemacetan lalu lintas di Al-Ghaydah, sebuah kota di pesisir selatan yang telah menjadi rumah bagi banyak warga dari Yaman utara yang menyelamatkan diri dari perang. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-m.png)
Sebuah keluarga di mobil mereka, yang terjebak dalam kemacetan lalu lintas di Al-Ghaydah, sebuah kota di pesisir selatan yang telah menjadi rumah bagi banyak warga dari Yaman utara yang menyelamatkan diri dari perang. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
![Kota bertembok Shibam di Hadramaut. Kota kecil berpenduduk sekira 7.000 orang ini berdiri sejak abad keempat dan dipenuhi sekira 500 rumah yang tingginya bervariasi antara lima sampai 11 lantai, semuanya dibangun dari batu bata lumpur. Sebagai kota tertua di dunia yang menggunakan teknik konstruksi vertikal, pada tahun 1982 Shibam terdaftar ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]](http://sahabatalaqsha.com/nws/wp-content/uploads/2022/05/Berita-3149-18-Mei-2022-n.png)
Kota bertembok Shibam di Hadramaut. Kota kecil berpenduduk sekira 7.000 orang ini berdiri sejak abad keempat dan dipenuhi sekira 500 rumah yang tingginya bervariasi antara lima sampai 11 lantai, semuanya dibangun dari batu bata lumpur. Sebagai kota tertua di dunia yang menggunakan teknik konstruksi vertikal, pada tahun 1982 Shibam terdaftar ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. [Tariq Zaidi/Al Jazeera]
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.