Puluhan Ribu Muhajirin Rohingya Desak Pemulangan ke Tanah Air secara Aman dan Terhormat

21 June 2022, 13:28.
Foto: Tanbir Miraj/AFP

Foto: Tanbir Miraj/AFP

BANGLADESH (Aljazeera) – Puluhan ribu Muhajirin Rohingya di Bangladesh melakukan unjuk rasa menuntut pemulangan kembali ke tanah air mereka, Ahad (19/6/2022), sehari sebelum Hari Pengungsi Sedunia.

Aksi massal “Bari Cholo” (Ayo Pulang) tersebut melibatkan para Muhajirin dari 23 kamp pengungsian Bangladesh, yakni 21 dari kamp Ukhia dan dua dari kamp Teknaf, jelas seorang pejabat pemerintah Bangladesh kepada surat kabar The Daily Star.

Sebanyak hampir satu juta Muhajirin Rohingya terkurung di 34 kamp-kamp kumuh yang hanya terbuat dari bambu dan terpal, dengan sistem sanitasi yang buruk, dan sangat terbatasnya akses penghidupan, pendidikan, maupun kesehatan.

“Kami tidak ingin terus-terusan tinggal di kamp. Menjadi seorang pengungsi itu susah. Cukup, sudah cukup. Ayo kita pulang,” kata seorang pemimpin Muhajirin Rohingya, Sayed Ullah, dalam pidatonya.

Polisi Bangladesh mengatakan, ribuan Muhajirin Rohingya, termasuk anak-anak, bergabung dalam aksi tersebut, memenuhi jalanan dengan plakat bertuliskan “Cukup sudah! Ayo kita pulang”.

Seorang janda yang tinggal di kamp pengungsian Ukhia, yang menyebutkan dirinya sebagai Rabeya, mengatakan bahwa para Muhajirin Rohingya sangat berterima kasih kepada Bangladesh atas keramahannya dalam menampung mereka.

“Akan tetapi, kami tetap ingin kembali ke tanah air kami sendiri. Kami ingin kembali ke tempat kelahiran kami sesegera mungkin,” ujarnya.

Upaya-upaya repatriasi sebelumnya tidak berhasil karena para Muhajirin Rohingya ingin agar Myanmar bisa terlebih dulu memberikan jaminan atas hak dan keamanan terhadap etnis minoritas Muslim tersebut.

Tim penyelidik PBB menyimpulkan pada 2018 bahwa dalam pembantaian dan eksodus massal Muslim Rohingya, para petinggi militer Myanmar harus diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida tersebut.

Di bawah panji “operasi pembersihan”, warga Rohingya yang tak berdaya diserang membabi buta.

Human Rights Watch (HRW) melaporkan, diperkirakan 13.000 warga Rohingya terbunuh dan sedikitnya 200 desa Rohingya telah dihancurkan maupun dibumihanguskan oleh militer.

Lebih dari 890.000 Muhajirin Rohingya terpaksa menyelamatkan diri ke wilayah Cox’s Bazar di Bangladesh, yang sejak saat itu menjadi kamp pengungsian terbesar di dunia.

Sementara sekira 92.000 Muhajirin Rohingya lainnya mengungsi ke Thailand, 21.000 ke India, dan 102.000 ke Malaysia.

Bahkan di tanah airnya sendiri pun, sekira 576.000 Muslim Rohingya terpaksa tinggal di kamp-kamp pengungsian internal di Myanmar, dengan berbagai pembatasan dan diskriminasi dari aparat dan pejabat setempat.

Aman dan Terhormat

Komisaris Refugee Relief and Repatriation Commissioner Bangladesh, Shamsud Douza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa para Muhajirin Rohingya ingin mengingatkan kepada dunia mengenai kondisi mereka pada Hari Pengungsi Sedunia yang jatuh pada hari Senin (20/6/2020).

“Mereka melakukan demonstrasi damai. Aksi tersebut selesai sebelum pukul 12 malam. Dari pihak kami, kami tidak membuat halangan apa pun, tetapi para penegak hukum tetap memantau situasi,” ucapnya.

Juru bicara UNHCR, Regina De La Portilla mengatakan, sebagian besar Muhajirin Rohingya di Bangladesh tidak menginginkan apa pun, selain bisa kembali ke tanah airnya di Myanmar.

“Akan tetapi, mereka juga mengatakan bahwa mereka belum merasa aman untuk melakukannya,” jelas De La Portilla. Bagaimanapun, ia mengatakan kunci untuk kepulangan tersebut terletak di Myanmar.

“Para pengungsi Rohingya ingin kembali, ketika mereka bisa melakukannya secara sukarela, dengan aman dan terhormat. Ini berarti ketika hak-hak mereka dapat dijamin. Saat ini situasi di Myanmar masih tidak kondusif sehingga kondisi untuk pemulangan yang aman dan berkelanjutan tidak dapat dipastikan,” katanya. (Aljazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Serdadu Zionis Culik Belasan Warga Palestina di Al-Khalil dan Bayt Lahm
Sahabat Al-Aqsha Sampaikan Takziyah Atas Wafatnya Ibunda Duta Besar RI untuk Turkiye »