Sejak Berakhirnya Gencatan Senjata, Milisi Syiah Houthi Lakukan Sejumlah Serangan di Yaman

5 November 2022, 18:56.
Para anggota pasukan militer syiah Houthi berparade di kota pelabuhan Laut Merah Hodeidah, Yaman, 1 September 2022. Foto: Houthi Military Media/Handout via REUTERS

Para anggota pasukan militer syiah Houthi melakukan parade di kota pelabuhan Laut Merah Hodeidah, Yaman, 1 September 2022. Foto: Houthi Military Media/Handout via REUTERS

YAMAN (Reuters) – Milisi syiah Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran telah melakukan kejahatan perang sejak berakhirnya perjanjian gencatan senjata bulan lalu.

Demikian pernyataan Kepala Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Jumat (4/11/2022), merujuk insiden serangan penembak jitu dan pengeboman.

Pihak-pihak yang berperang di Yaman gagal memperbarui kesepakatan gencatan senjata yang berakhir sebulan lalu.

Situasi tersebut kembali “menjauhkan” harapan warga Yaman untuk meredakan kesulitan setelah lebih dari tujuh tahun pertempuran berkecamuk.

Sejak gencatan senjata berakhir, Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan telah memverifikasi tiga insiden penembakan di wilayah yang dikendalikan pemerintah Yaman.

Serangan itu menewaskan seorang anak laki-laki dan seorang pria serta melukai lainnya, berikut tiga insiden penembakan oleh penembak jitu, yang dilakukan Houthi.

Houthi dilaporkan juga melakukan serangan pesawat tak berawak di pelabuhan terminal minyak Al Dhabah di Provinsi Hadramaut yang menyasar warga sipil tanpa alasan jelas.

“Kami sangat prihatin atas keselamatan dan keamanan warga sipil,” kata Volker Türk, Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Hak Asasi Manusia.

“Penembakan yang disengaja terhadap warga sipil dan objek sipil dilarang oleh hukum internasional dan merupakan kejahatan perang,” lanjutnya.

Dalam pertemuan di Jenewa yang sama pada hari itu, PBB mengatakan bahwa upaya terus dilakukan untuk menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok Houthi.

Juru bicara Kantor HAM PBB, Jeremy Laurence menambahkan, “Sudah jelas terlihat bahwa kesulitan rakyat Yaman akan terus berlanjut sampai konflik ini dapat berakhir.”

Konflik, yang secara luas dinilai sebagian kalangan sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran, telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan sektor ekonomi dan kesehatan Yaman, serta membuat jutaan warga terhimpit krisis kelaparan parah.

Gencatan senjata telah berhasil membawa ketenangan sementara. Ada penurunan tajam dalam jumlah korban sipil, pasokan bahan bakar ke Hodeidah meningkat, dan Bandara Sanaa dibuka kembali setelah bertahun-tahun ditutup untuk penerbangan komersial. (Reuters)

 

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Junta Militer Myanmar Blokir Akses ke Empat Desa yang Mayoritas Dihuni Warga Rohingya
Terjadi 4.196 Kelahiran dan 284 Kematian Sepanjang Oktober 2022 di Wilayah Gaza »