Kembalikan Ribuan Jenazah Korban Perang kepada Keluarga, Hadi Jumaan: “Misi Saya Menjemput Syahid”

9 November 2022, 18:31.
Hadi Jumaan beserta timnya bekerja di garis depan mengumpulkan jenazah korban pertempuran. Foto: Humanitarian Mediators for Development

Hadi Jumaan beserta timnya bekerja di garis depan mengumpulkan jenazah korban pertempuran. Foto: Humanitarian Mediators for Development

YAMAN (The Guardian) – Hadi Jumaan pertama kali mengumpulkan mayat dari medan perang di Yaman atas permintaan seorang teman untuk membawa pulang jenazah dua orang yang tewas dalam pertempuran.

Aktivitas itu terjadi pada bulan Agustus 2015, ketika peperangan telah berumur setahun dan menyebabkan 150.000 orang meninggal, jutaan warga mengungsi, serta tingkat malnutrisi anak tertinggi di dunia.

Jumaan, seorang pekerja sosial muda, berasal dari provinsi utara Al-Jawf. Dia berangkat dari kota Taiz dengan ambulans pinjaman ke sebuah lembah 30 mil di selatan. Dia berjalan kaki di setengah mil terakhir menuju lembah sambil memegang bendera putih.

Hal berikutnya yang dia tahu, dia sedang berbaring di tempat tidur di rumah sakit militer di ibu kota Yaman, Sana’a, dikelilingi oleh keluarga orang-orang yang meninggal, berterima kasih kepadanya karena telah menemukan mayat orang yang mereka cintai.

Sementara keluarga Jumaan sendiri tidak tahu apa yang baru saja dialaminya. Jumaan tertembak di dada, peluru nyaris mengenai jantungnya. Ia menghabiskan 45 hari di rumah sakit.

Awalnya Jumaan memberi tahu istrinya bahwa dia bekerja di Sana’a untuk tidak membuatnya khawatir.

Meskipun trauma, dia sangat tersentuh oleh rasa terima kasih dari keluarga jenazah yang dia selamatkan sehingga memutuskan untuk mengatakan ya jika ada yang meminta bantuannya lagi.

Sejak misi pertama yang dramatis itu, Jumaan memperkirakan bahwa dia telah membawa pulang 1.700 mayat, dengan mempertaruhkan nyawanya setiap kali dia menjelajah ke daerah konflik.

Dia menggambarkan tugasnya “seperti aksi bunuh diri”. Dia telah ditembak tiga kali dan ditahan delapan kali.

“Misi saya adalah untuk menjemput syahid setiap hari, itulah yang saya tanamkan,” ucapnya kepada The Guardian pada upacara penghargaan Aurora Humanitarian Initiative di Venesia bulan lalu.

Hadi Jumaan. Foto: Humanitarian Mediators for Development 

Hadi Jumaan. Foto: Humanitarian Mediators for Development 

Sebagai finalis penghargaan Aurora, ia memenangkan $25,000 (sekira 390 juta rupiah)–uang yang akan membantu mendukung tugasnya, yang sebelumnya dimodali dengan uang penjualan tanah keluarga, perhiasan, dan dana hibah yang tak seberapa. Penghargaan tersebut ia persembahkan untuk istri dan ibunya.

Meskipun pekerjaan pertamanya berada di Yaman selatan, sebagian besar misi berikutnya berada di Al-Jawf, di mana dia tinggal bersama istri dan tiga anaknya. Terjepit di antara wilayah Arab Saudi dan Sana’a yang dikuasai Houthi, kawasan pedesaan itu menjadi salah satu medan pertempuran utama.

Dijuluki “pengumpul jenazah” oleh media Yaman, permintaan bantuan kepada Jumaan terus bertambah seiring dengan kenaikan reputasinya.

Berkat keterampilannya, ia pun diminta untuk menegosiasikan pertukaran tahanan antara milisi syiah Houthi dan pasukan pemerintah; serta untuk membujuk Houthi guna mengizinkan bantuan ke komunitas warga yang porak-poranda dan kelaparan.

Relawan telah datang dan pergi–di satu titik dia pernah ditemani 75 orang relawan, sekarang tersisa 15–tetapi dia tidak menyalahkan mereka.

“Saya menghargai semua orang yang berkontribusi bahkan meski hanya selama satu jam. Dapat dipahami bahwa sebagian mereka akan pergi di tengah jalan. (Bagaimanapun) mereka yang bertahan (dengan tugas ini) akan menghadapi kematian,” jelasnya.

Hal yang membuatnya dapat bertahan selama ini adalah, “Selalu ada perasaan (yang tak bisa diungkap) ketika seorang ibu, ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan atau anak laki-laki menghubungi saya untuk meminta bantuan, saya tidak bisa mengatakan tidak,” ucapnya. (The Guardian)

 

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Demi Caplok Tanah Palestina, Penjajah Zionis Bikin Kuburan Palsu di Berbagai Titik di Baitul Maqdis
Demi Bantu Ukraina, Negara-negara Barat Kurangi Bantuan untuk Muhajirin di Berbagai Belahan Dunia »