Layanan Medis Sangat Terbatas di Yaman, Kondisi Pasien Pengidap Kanker Kian Mengkhawatirkan
19 January 2023, 21:28.

Foto: REUTERS/Khaled Abdullah
YAMAN (Reuters) – Ali Jabri menggendong putranya yang menangis, Ayoub, jelang kemoterapi di rumah sakit kanker terbesar di Yaman, yang berlokasi di ibu kota Sanaa.
Anak berusia 12 tahun itu adalah salah satu dari 81.000 pasien yang terdaftar di National Oncology Center (NOC) dari seantero Yaman yang mencari pengobatan gratis.
Perang berkepanjangan selama delapan tahun telah menyebabkan krisis ekonomi dan terhalangnya arus barang di negara yang bergantung pada impor itu.
“Kondisinya semakin parah,” kata Jabri sambil menangis saat dia berdiri di samping tempat tidur tempat Ayoub dirawat. Ayoub memulai pengobatan kanker leher sejak tiga tahun lalu.
“Rumah sakit memberikan obat-obatan yang mereka miliki, tetapi masih ada obat-obatan mahal yang harus Anda beli di luar … (sedangkan) kami tidak mampu membeli obat-obatan ini,” kata Jabri, yang berharap agar bisa membawa putranya ke luar negeri untuk berobat.
Jabri, ayah dari enam anak, mencari nafkah sebagai buruh tani harian di Provinsi Hodeidah. Ia dapat membawa putranya ke Sanaa berkat bantuan Yayasan Al Shafaqa yang juga memberi makan mereka selama perawatan tersebut.
Ali al-Mansour, wakil direktur NOC mengatakan bahwa pusat tersebut telah menerima antara 6.000-6.500 pasien kanker baru setiap tahun sejak 2015, sebagian karena banyak yang tidak mampu mengakses pengobatan ke luar negeri.
Dia mengatakan bahwa pusat tersebut telah mengajukan sekira 130 obat kanker sebagai obat penting, tetapi hanya sekira 50% yang tersedia.
“Banyak pemasok yang enggan menawarkan obat-obatannya, karena proses transportasi yang panjang, berisiko, serta biayanya yang tinggi,” jelasnya.
Tak hanya kekurangan obat, persediaan alat di NOC juga sangat terbatas. Unit radioterapi di pusat itu hanya memiliki dua mesin, yang salah satunya tidak berfungsi lagi.
Seorang pasien bernama Belal Abdulaziz mengatakan, dia tak jarang harus menghabiskan sepanjang hari hanya untuk menunggu gilirannya, yang sebenarnya setiap sesi berlangsung lima menit saja. (Reuters)

Foto: REUTERS/Khaled Abdullah
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.