Delapan Tahun Peperangan, Dua Pertiga Populasi di Yaman Berjuang Keras untuk Bertahan Hidup

26 January 2023, 19:03.
Seorang gadis melukis di tembok sebuah sekolah yang rusak di Yaman barat daya. Foto: Save the Children

Seorang gadis melukis di tembok sebuah sekolah yang rusak di Yaman barat daya. Foto: Save the Children

YAMAN (Save the Children) – Dua pertiga populasi di Yaman berjuang setiap hari untuk bertahan hidup setelah peperangan delapan tahun memaksa banyak orang meninggalkan rumah dan harta mereka, lalu tinggal di pengungsian.

Tujuh anak dilaporkan telah meninggal di kamp-kamp pengungsian dalam bulan ini saja akibat suhu beku yang menusuk tulang. Save the Children mendesak agar lebih banyak donasi diberikan untuk membantu mereka.

Pada tahun 2022, Program Tanggap Kemanusiaan PBB untuk Yaman hanya terdanai setengahnya, dan sektor anak-anak termasuk yang didanai paling rendah.

Perlindungan anak hanya menerima 6,8% dari dana yang dibutuhkan dan program pendidikan hanya menerima 12,2% dari yang diminta.

Mohammad, seorang guru di sebuah sekolah di Taiz yang rusak parah selama perang berkata, “Kami berjuang dengan tingkat kepadatan yang ekstrem. Kami memiliki antara 80 hingga 90 murid per ruang kelas.”

“Selain itu, ruang-ruang kelas tidak memiliki jendela, dan itu sangat menggores jiwa saya ketika melihat anak-anak menggigil kedinginan dan tangan mereka gemetaran saat mencoba memegang pena. Kami bertekad untuk tetap mengajar, meskipun gaji kami hanya cukup untuk menutupi kebutuhan beberapa hari. Bahkan tidak cukup untuk membayar sewa (tempat tinggal).”

Direktur Advokasi, Kampanye, Komunikasi, dan Media Save the Children Shannon Orcutt mengatakan, kurangnya dana untuk Rencana Tanggap Kemanusiaan di Yaman merupakan tragedi bagi anak-anak di negara ini.

Diperkirakan 4,5 juta warga Yaman telah mengungsi sejak awal konflik. Namun, dana untuk koordinasi dan manajemen kamp hanya menerima kurang dari 3% dari anggaran yang diperlukan.

“Separuh dari pengungsi di Yaman adalah anak-anak, dan kurangnya dana ini berdampak serius. Baru bulan ini, kami menerima berita tentang kematian tujuh anak di kamp pengungsian internal di Ma’rib, yang meninggal karena kedinginan akibat kurangnya tempat berlindung yang layak.”

“Setiap anak di Yaman berhak mendapatkan akses ke kebutuhan dasar hidup, dan lebih banyak dukungan diperlukan dari komunitas internasional untuk mewujudkannya,” tegasnya. (Save the Children)

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Ancaman dan Ketidakpastian di Pengungsian Dorong Muhajirin Rohingya Tempuh Perjalanan Berbahaya Lintasi Lautan
Penjajah Zionis ‘Israel’ Bunuh Sembilan Warga Palestina di Jenin »