Proses Verifikasi Rumit, Muhajirin Rohingya Sebut Proyek Repatriasi Percontohan Bakal Buntu 

26 March 2023, 13:47.

Foto: Anadolu Agency

BANGLADESH (Anadolu Agency) – Pertemuan selama seminggu antara 22 orang delegasi dari Myanmar dengan Muhajirin Rohingya di kamp-kamp pengungsian Bangladesh berakhir minggu ini tanpa kemajuan yang berarti, kata para pemimpin Muhajirin Rohingya dan pihak berwenang Bangladesh. 

Perwakilan Myanmar itu datang ke Bangladesh pada 15 Maret dan tinggal selama seminggu di dekat kamp pengungsian Rohingya di Cox’s Bazar untuk memverifikasi 429 Muhajirin Rohingya yang rencananya akan dipulangkan melalui proyek repatriasi percontohan. 

Komisaris Penanganan Pengungsi Bangladesh, Mohammed Mizanur Rahman mengatakan bahwa proses repatriasi ini sangat rumit dan memakan waktu. 

Sebelumnya, otoritas Myanmar meminta sejumlah dokumen dari para Muhajirin Rohingya sebelum memulai proses pemulangan. 

“Setelah kunjungan dari pintu ke pintu ke 222 keluarga Rohingya, kami mengumpulkan beberapa dokumen dari 125 keluarga. Tim perwakilan juga memverifikasi surat-surat itu,” kata Mohammed Mizanur Rahman. 

Dia menambahkan bahwa untuk bayi yang baru lahir di kamp pengungsian, pihak berwenang Myanmar juga meminta sertifikat dari pengadilan atas status mereka. 

“Kami juga membuatkan sertifikat pengadilan untuk bayi-bayi Rohingya, bekerja sama dengan kementerian dan departemen terkait di pemerintah Bangladesh,” kata komisaris kepengungsian tersebut. 

“Saya tidak mengerti mengapa mereka membuat seluruh proses menjadi begitu rumit. Jika mereka melakukannya dengan cara ini, akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulangkan lebih dari satu juta warga Rohingya,” ucap Rahman. 

Penghinaan 

Para Muhajirin Rohingya di kamp-kamp pengungsian menuduh junta militer Myanmar telah melecehkan mereka. 

“Kami adalah korban genosida. Sebagian besar dari kami melarikan diri hanya dengan membawa satu lembar pakaian yang kami pakai, sementara banyak dari kami yang dibunuh secara brutal oleh tentara Burma. Bagaimana mungkin kami bisa mengirimkan dokumen-dokumen seperti itu sekarang?” kata Mohammad Amanullah, seorang Muhajirin di kamp Kutupalang, Cox’s Bazar. 

Mohammad Ansar, Muhajirin Rohingya lain yang sekarang tinggal di Pulau Bhasan Char, mengatakan bahwa Myanmar tidak akan pernah menerima kembali mereka dengan mudah. 

“Tanpa tekanan dari masyarakat internasional, junta Burma hanya akan membuang-buang waktu dengan berbagai dalih dan masalah, repatriasi akan menemui jalan buntu,” ucap Ansar. 

Pengalihan 

Mojib Ullah dari Arakan Rohingya Union (ARU), mengatakan bahwa langkah verifikasi oleh otoritas Myanmar itu tidak lain hanyalah untuk mengalihkan perhatian dan meredakan tekanan masyarakat internasional. 

“Mereka [pemerintah Myanmar] hanya membuang waktu dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka benar-benar berkeinginan untuk memulai repatriasi,” ujar Mojib Ullah. 

“Mereka hanya mencoba untuk membawa sebagian dari kami ke kamp-kamp pengungsian internal di Myanmar dan itu tak lain adalah penjara terbuka lainnya,” jelasnya. (Anadolu Agency)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Serdadu Rezim Myanmar Gagalkan Upaya Ratusan Warga Rohingya Bertolak ke Malaysia 
Strategi Cina Agar Dunia Melupakan Kejahatannya di Xinjiang »