Sejak 2001, Sedikitnya 20 Wartawan Dibunuh Serdadu ‘Israel’ Tanpa Pertanggungjawaban
10 May 2023, 19:55.
(CPJ) –Setahun lalu, koresponden Al-Jazeera Shireen Abu Akleh ditembak mati di kepala oleh serdadu penjajah ‘Israel’ saat melaporkan serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Terhitung sejak 2001, the Committee to Protect Journalists (CPJ) telah mendokumentasikan setidaknya 20 pembunuhan wartawan oleh gerombolan serdadu zionis ‘Israel’ (IDF). Sebagian besar, yakni 18 orang adalah warga Palestina. Tidak ada yang pernah didakwa atau dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan ini.
“Pembunuhan Shireen Abu Akleh dan kegagalan proses investigasi serdadu untuk meminta pertanggungjawaban siapa pun bukanlah peristiwa yang terjadi satu kali saja,” kata Robert Mahoney, Direktur Proyek Khusus CPJ dan salah satu penyunting laporan tersebut. “Itu adalah bagian dari pola tanggapan yang tampaknya dirancang untuk menghindari tanggung jawab. Tidak ada satu pun anggota IDF yang dimintai pertanggungjawaban atas kematian 20 wartawan akibat tembakan serdadu ‘Israel’ selama 22 tahun terakhir.”
Menurut laporan CPJ, penjajah zionis disebut melakukan penyelidikan rutin. Namun, pejabat ‘Israel’ mengabaikan bukti dan klaim saksi, bahkan sering kali membebaskan serdadu dari dakwaan, padahal penyelidikan masih dalam proses.
Prosedur penjajah untuk memeriksa pembunuhan oleh serdadu zionis terhadap warga sipil seperti wartawan bagaikan black box. Tidak ada dokumen kebijakan yang menjelaskan proses secara detail dan hasil dari setiap penyelidikan bersifat rahasia. Ketika penyelidikan benar-benar dilakukan, militer sering kali membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan keluarga dari sebagian besar wartawan Palestina hanya memiliki sedikit jalan untuk mengejar keadilan.
CPJ juga mencatat bahwa gerombolan serdadu ‘Israel’ berulang kali tidak menghormati lencana pers serta mengirim ancaman kepada wartawan dan pekerja media di seluruh Tepi Barat dan Gaza. Di dua wilayah inilah terjadi pembunuhan terhadap 20 wartawan.
Mayoritas dari 20 wartawan yang tewas—setidaknya 13—secara jelas diidentifikasi sebagai anggota media atau berada di dalam kendaraan dengan lencana pers saat dibunuh. Seperti Abu Akleh, jelas mengenakan atribut dan tulisan pers.
Pada tahun 2008, operator kamera Reuters, Fadel Shana, mengenakan pelindung tubuh biru bertanda “PRESS”. Ia juga berdiri di samping kendaraan dengan tulisan “TV” dan “PRESS”. Namun, saat itu sebuah tank menembakkan selongsong panah yang menembus dada dan kakinya di banyak tempat, hingga menewaskannya.
“Sejauh mana klaim ‘Israel’ untuk menyelidiki pembunuhan wartawan sangat bergantung pada tekanan eksternal,” kata Sherif Mansour, Koordinator Program CPJ untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. “Ada penyelidikan sepintas atas kematian wartawan dengan paspor asing, tetapi jarang terjadi pada wartawan Palestina yang terbunuh. Pada akhirnya, tidak ada yang melihat keadilan.”
Selain tewas, banyak pula wartawan yang terluka. Pada tahun 2021, penjajah zionis membombardir gedung-gedung di Gaza yang menampung lebih dari selusin kantor media lokal dan internasional, termasuk The Associated Press dan Al-Jazeera.
CPJ telah mengajukan banyak permintaan ke kantor pers IDF untuk mewawancarai jaksa dan pejabat militer zionis, tetapi militer menolak bertemu untuk wawancara yang direkam.
Pembunuhan terhadap wartawan memiliki efek mengerikan pada wartawan, merongrong kebebasan pers, dan meningkatkan masalah keamanan bagi wartawan Palestina dan asing. CPJ menuntut agar penjajah zionis, Amerika Serikat, dan komunitas internasional melindungi wartawan, mengakhiri impunitas dalam kasus wartawan yang terbunuh, dan mencegah pembunuhan di masa mendatang.
CPJ juga menuntut adanya investigasi yang cepat, independen, transparan, dan efektif atas pembunuhan wartawan yang berpotensi melanggar hukum. Selain itu, CPJ menyerukan penjajah zionis ‘Israel’ agar membuka penyelidikan kriminal atas kasus pembunuhan tiga wartawan: Shireen Abu Akleh (2022), Ahmed Abu Hussein (2018), dan Yaser Murtaja (2018). (CPJ)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.