155.000 Orang Ditawan dan Dihilangkan Paksa di Suriah, SNHR: Mayoritas Tahanan Politik dan Disiksa

3 July 2023, 20:28.

SURIAH (SNHR) – Terdapat sedikitnya 15.281 kematian, termasuk 198 anak-anak dan 113 perempuan tewas, akibat penyiksaan sistematis yang masih berlanjut di Suriah; tanpa ada pertanggungjawaban dari mereka yang terlibat, menurut laporan terbaru dari lembaga pengamat Suriah. 

Syrian Network for Human Rights (SNHR) merilis laporan tahunan ke-12-nya tentang praktik penyiksaan di Suriah, bersamaan dengan Hari Internasional untuk Membela Korban Penyiksaan. 

Laporan setebal 45 halaman itu menyoroti sejumlah besar insiden penyiksaan, keterangan para penyintas penyiksaan dan mantan tawanan, serta insiden kematian akibat penyiksaan yang telah didokumentasikan. 

SNHR juga mencatat bahwa fenomena penyiksaan ini terkait erat dengan proses penangkapan sewenang-wenang dan penghilangan paksa, yang terus dilakukan rezim diktator Assad. 

Saat ini, lebih dari 155.000 orang masih ditahan dan/atau dihilangkan secara paksa oleh pihak-pihak yang berkonflik di Suriah.  

Rezim Suriah bertanggung jawab atas 88 persen dari semua kasus penghilangan paksa, dengan mayoritas tawanan ini adalah tahanan politik yang semuanya telah mengalami satu atau beberapa bentuk penyiksaan selama bertahun-tahun. 

Fadel Abdul Ghany, Direktur Eksekutif SNHR, mengatakan, “Laporan ini diterbitkan pada saat beberapa negara Arab telah memutuskan untuk memulihkan hubungan dengan rezim Suriah.” 

“Kami ingin laporan ini bisa menunjukkan kepada negara-negara tersebut dan negara-negara lain bahwa rezim Suriah masih mempraktikkan metode penyiksaan yang paling mengerikan terhadap perempuan, anak-anak, dan semua korban yang ditahan secara sewenang-wenang, yang saat ini berjumlah sekira 136.000 orang.” 

“Memulihkan hubungan dengan rezim Suriah sebelum membebaskan para tawanan artinya memberi lampu hijau kepada rezim untuk melenyapkan para tawanan tersebut. Diketahui bahwa rezim tersebut memiliki sejarah mengerikan yang melibatkan pembunuhan ribuan lawan politiknya.” 

Seperti yang dikonfirmasi oleh laporan tersebut, rezim Suriah, yang bertanggung jawab atas penangkapan sebagian besar warga sejak 2011, juga masih menahan sebagian besar tahanan berikut orang-orang yang dihilangkan secara paksa. Dalam setiap kasus, penyiksaan tetap berlanjut selama korban berada dalam tahanan. 

Lebih buruk lagi, tidak ada mekanisme yang nyata atau jelas yang dapat digunakan oleh korban maupun keluarga penyiksaan untuk melaporkan kejahatan ini, mengingat hegemoni mutlak aparat keamanan rezim. 

Selain itu, tidak ada jaminan keselamatan atau perlindungan bagi pengadu, seperti memastikan kerahasiaan identitas mereka atau perlindungan apa pun bagi saksi, ahli, dan anggota keluarga mereka.

Laporan tersebut menekankan bahwa, menurut hukum kemanusiaan internasional, para pemimpin dan perwira tinggi Suriah bertanggung jawab penuh atas kejahatan perang yang dilakukan oleh bawahan mereka. 

Dalam konteks ini, SNHR juga memuat daftar nama-nama yang terlibat dalam praktik penyiksaan di dalam berbagai tahanan dan unit militer. (SNHR)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« PBB Bentuk Lembaga Khusus untuk Selidiki Nasib 130.000 Orang Hilang dalam Perang Suriah
Alhamdulillaah, Qurban Tanah Amanah Telah Ditunaikan; Semoga Menguatkan Keluarga di Garis Depan »