Kunjungi Cox’s Bazar, Kepala Jaksa ICC Dorong Percepatan Upaya Mewujudkan Keadilan bagi Rohingya 

8 July 2023, 21:15.

Karim Khan mengunjungi kamp pengungsi Rohingya Kutupalong di Cox’s Bazar, Bangladesh pada 6 Juli. (Tanbir Miraj/AFP/Getty Images) 

BANGLADESH (CNN) – Kepala Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Jumat (7/7/2023), mengatakan bahwa upaya untuk membawa keadilan bagi etnis Rohingya harus dipercepat dan dunia tidak bisa berpaling dari krisis yang terus berlangsung ini. 

Kepala jaksa ICC, Karim Khan mengunjungi Cox’s Bazar, Bangladesh, selama empat hari pada pekan ini untuk mendengar kesaksian langsung dari para penyintas genosida militer Myanmar. 

“Ada kesedihan di kamp-kamp ini. Mereka merasa dunia melihat ke tempat lain… Padahal mereka memiliki hak atas keadilan,” kata Khan.  

Pada tahun 2019, para hakim di ICC menyetujui dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang menargetkan bangsa Rohingya, termasuk tindakan kekerasan sistematis, deportasi paksa, dan penganiayaan berdasar etnis maupun agama. 

Mereka yang berhasil menyelamatkan diri dari penumpasan berdarah Myanmar telah memerinci pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pembakaran; di antara kekejaman lainnya.

Ziabul Hossain, seorang guru Rohingya untuk siswa tingkat sekolah menengah di kamp pengungsian, mengatakan bahwa dia menyadari pekerjaan yang sedang dilakukan ICC. Tetapi, ia menyayangkan prosesnya memakan waktu terlalu lama, sedangkan mereka harus hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. 

“Pertama kali ketika saya bertemu dengan pengacara ICC di kamp, saya memberi tahu mereka bahwa kami telah lama menghadapi situasi sulit, yang dunia pun sudah mengetahuinya. Tetapi, Anda masih melakukan penyelidikan. Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk keadilan kami?” tanyanya. 

Khan mengatakan, ICC berusaha mendapatkan sumber daya tambahan dan telah menunjuk seorang pengacara senior untuk memimpin tim di Myanmar. 

Investigasi ICC berjalan paralel, tetapi terpisah dari kasus genosida yang diajukan oleh Gambia ke Mahkamah Internasional (ICJ) dan kasus lain di pengadilan Argentina yang turut menyelidiki berdasarkan prinsip “keadilan universal”. 

Khan percaya bahwa para petinggi militer Myanmar, termasuk pemimpin junta, Min Aung Hlaing, akan dimintai pertanggungjawaban. 

Khan merujuk pada pengadilan bersejarah terhadap mantan Presiden Yugoslavia, Slobodan Miloševic, mantan pemimpin Liberia, Charles Taylor, dan mantan Perdana Menteri Rwanda, Jean Kambanda. 

“Satu hal yang pasti. Tanpa kita mengumpulkan bukti-bukti dan menganalisisnya, tanpa kita memeriksa apa yang memberatkan dan apa yang meringankan, tidak akan ada kesempatan untuk mendapat keadilan,” ucap Khan. (CNN)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Alhamdulillaah, Qurban Tanah Amanah Telah Ditunaikan; Semoga Menguatkan Keluarga di Garis Depan
Sebulan Terakhir, Jumlah Kasus Demam Berdarah di Bangladesh Naik Tajam  »