Afganistan, Irak, Yaman: Tiga Negara dengan Tingkat Kontaminasi Ranjau Darat dan Bahan Peledak Tertinggi di Dunia 

12 September 2023, 14:38.

Anggota pasukan pemerintah Yaman mencari alat peledak di desa Hays, provinsi Hodeida, Yaman, pada 11 Agustus 2023. (AFP)

YAMAN (Arab News) – Yaman merupakan salah satu negara dengan tingkat kontaminasi ranjau darat dan bahan peledak mematikan lainnya yang tertinggi di dunia, demikian disampaikan International Committee of the Red Cross (ICRC), sembilan tahun setelah dimulainya perang yang tak kunjung usai. 

Para ahli memperkirakan bahwa sedikitnya satu juta ranjau telah ditanam selama tahun-tahun kekacauan di Yaman, menyebabkan bahaya setiap hari bersama dengan persenjataan yang belum meledak dan sisa-sisa amunisi militer lainnya. 

“Jika menyangkut kontaminasi senjata, selain Afganistan dan Irak, Yaman adalah salah satu dari tiga negara yang paling terkena dampaknya,” kata Fabrizio Carboni, direktur regional ICRC di Timur Tengah. 

“Hal ini benar-benar merusak dan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kemanusiaan, keselamatan mereka, dan juga penghidupan mereka.” 

Menurut Civilian Impact Monitoring Project yang terkait dengan PBB, ranjau darat, persenjataan yang tidak meledak, dan sisa-sisa amunisi lainnya menyebabkan 1.469 korban sipil selama lima tahun terakhir. 

Di samping itu, dua puluh persen pemilik ternak yang tinggal di dua wilayah yang dekat dengan garis depan melaporkan terjadinya kontaminasi bahan peledak di lahan mereka, demikian temuan ICRC setelah melakukan serangkaian wawancara tahun lalu. 

Survei ICRC lainnya terhadap para penggembala menemukan bahwa 70 persen hewan mereka hilang karena ranjau darat dan bahan peledak lainnya. (Arab News)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Penyidik HAM PBB Serahkan Bukti Kejahatan Rezim Myanmar terhadap Warga Rohingya ke ICJ dan ICC
Memasuki Pekan Keempat, Unjuk Rasa Tuntut Transisi Politik di Suriah Terus Meluas  »