Sentimen Anti-Imigran dan Persoalan Ekonomi Kian Menyulitkan Para Muhajirin Suriah di Turkiye 

23 September 2023, 18:23.

TURKIYE (Reuters) – Sentimen anti-imigran, permasalahan ekonomi, dan tekanan politik menyebabkan sejumlah besar muhajirin Suriah yang tinggal di Turkiye berencana kembali ke Suriah atau mencari perlindungan di Eropa, menurut para muhajirin yang diwawancarai oleh Reuters.  

Bahkan mereka yang sekarang tinggal di Istanbul menghadapi kekhawatiran yang lebih mendesak.  

Aparat memberikan batas waktu sampai tanggal 24 September untuk meninggalkan kota tersebut bagi mereka yang terdaftar sebagai muhajirin di provinsi lain.  

Seorang warga Suriah berusia 32 tahun mengatakan, dia akan menggunakan uang tabungannya untuk mencari cara pergi ke Belgia. Kesulitan yang disebabkan oleh inflasi yang merajalela di Turkiye dan retorika anti-imigran menjadi dasar keputusannya.  

“Kami disalahkan dan dijadikan kambing hitam atas memburuknya perekonomian. Diskriminasi meningkat. Menjadi tidak mungkin bagi kami untuk tetap tinggal di sini,” ungkapnya, yang menolak menyebutkan namanya karena alasan keamanan. 

Pria berusia 32 tahun itu termasuk di antara mereka yang terkena dampak atas tenggat waktu hari Ahad karena dia terdaftar di Provinsi Sanliurfa.

Muhajirin Suriah lainnya, seorang guru berusia 33 tahun, mengatakan bahwa dia tidak mampu lagi tinggal di Turkiye setelah 10 tahun menghabiskan waktu di Istanbul bersama kedua anaknya, karena biaya hidup yang sudah melebihi pendapatannya. 

“Saya memutuskan untuk kembali ke Suriah karena situasi keuangan yang buruk di Turkiye. Saya tahu situasi di Suriah juga buruk, namun di sini keadaannya lebih buruk bagi saya,” jelasnya, yang menolak disebutkan namanya.  

Istanbul memiliki populasi muhajirin Suriah tertinggi, yakni lebih dari 532.000 jiwa. Meskipun sebelumnya muhajirin Suriah telah didaftarkan dan ditempatkan ke provinsi-provinsi lain, banyak yang pindah ke Istanbul karena tersedia lebih banyak kesempatan kerja.  

Adem Maarastawi, seorang aktivis muhajirin berusia 29 tahun yang bekerja di Istanbul, sebelumnya telah terdaftar di Provinsi Kirsehir, Turkiye tengah. Menjelang tanggal 24 September, dia takut akan dikirim kembali ke Kirsehir.  

“Saya berjuang untuk membangun kehidupan di sini. Bagaimana saya bisa membangun kembali kehidupan saya dari awal di kota lain?” ujarnya, seraya menambahkan bahwa dia telah mencari pekerjaan di lebih dari 30 kota sebelum akhirnya menetap di Istanbul. (Reuters)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Berusaha Keluar, 472 Muhajirin Rohingya Dikirim Kembali ke Kamp Pengungsian 
Sekira 1.000 Muhajirin Suriah yang Berupaya Melintasi Perbatasan Ditangkap Tentara Lebanon  »