Presiden Komisi Eropa Dituduh Terlibat Kejahatan Perang ‘Israel’. ICC Didesak Lakukan Penyelidikan
29 May 2024, 19:21.
Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bertemu di sebuah acara saat krisis migran di Pulau Lampedusa, Italia, pada 17 September 2023 [Valeria Ferraro – Anadolu Agency]
(Middle East Monitor) – Geneva International Peace Research Institute (GIPRI) menuduh Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, terlibat dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh ‘Israel’ terhadap warga Palestina di Gaza.
Gugatan tersebut diajukan oleh GIPRI terhadap presiden Komisi Eropa di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada tanggal 22 Mei.
Gugatan tersebut, yang didukung oleh berbagai kelompok hak asasi manusia, para cendekiawan serta pakar hukum pidana internasional terkemuka, mendesak jaksa penuntut ICC untuk memulai penyelidikan berdasarkan informasi yang diberikan terhadap von der Leyen.
“Ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa dukungan tanpa syarat dari Presiden Komisi Eropa kepada ‘Israel’—militer, ekonomi, diplomatik, dan politik—telah memungkinkan terjadinya kejahatan perang dan genosida yang sedang berlangsung di Gaza,” demikian bunyi gugatan tersebut.
Seorang mantan pakar independen PBB, Alfred de Zayas, menerbitkan sebuah pernyataan pribadi yang menekankan bahwa von der Leyen, dalam kapasitasnya sebagai presiden Komisi Eropa, memiliki peran efektif dalam mengakses dukungan militer yang diberikan oleh Uni Eropa kepada serdadu ‘Israel’.
Dia menyatakan bahwa von der Leyen tidak menjatuhkan sanksi ekonomi dan militer kepada ‘Israel’, dan membuat banyak pernyataan yang berisi informasi tentang pemberian dukungan diplomatik kepada ‘Israel’.
Von der Leyen menghadapi kritik karena mengadopsi “posisi pro-‘Israel’ yang ekstrem” dan dukungan tanpa syaratnya untuk ‘Israel’ sejak Oktober 2023.
Dia melakukan kunjungan solidaritas ke ‘Israel’ enam hari setelah ‘Israel’ melancarkan serangan brutalnya ke Gaza, dan menyatakan dukungan tanpa syarat Uni Eropa untuk Tel Aviv. Selama kontaknya dengan para pejabat ‘Israel’, von der Leyen tidak menyebutkan situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza akibat penargetan terhadap warga sipil dan infrastruktur.
Pada tanggal 20 Oktober, staf Uni Eropa menulis surat bersama yang mendesak von der Leyen untuk menyerukan gencatan senjata dan melindungi nyawa warga sipil daripada mendukung ‘Israel’ tanpa syarat.
Pada bulan Februari, pejabat kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan: “Dengan kunjungannya ke ‘Israel’ pada akhir 2023, von der Leyen hanya mewakili dirinya sendiri dalam politik internasional, dan telah menimbulkan kerugian geopolitik yang sangat besar bagi Eropa.” (Middle East Monitor)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.