Pembantaian Baru di Jabalia Saat Genosida “Israel” di Gaza Memasuki Hari ke-401
10 November 2024, 20:56.
Foto: PIC
GAZA (PIC) – Di tengah penderitaan kemanusiaan yang dahsyat bagi lebih dari dua juta warga Palestina—setengahnya adalah anak-anak, serdadu penjajah “Israel” terus menggempur dan menargetkan berbagai daerah dan membantai lebih banyak warga sipil di Jalur Gaza, terutama di daerah utara, pada hari ke-401.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada wartawan Palestinian Information Center (PIC) pada hari Ahad (10/11/2024) bahwa serdadu zionis mengebom sebuah rumah di Jabalia, Gaza utara, membunuh dan melukai puluhan orang.
Mereka mengatakan pesawat tempur “Israel” menghancurkan bangunan bertingkat yang menampung 54 orang dari keluarga Alloush dan warga sipil yang mengungsi, membantai sedikitnya 32 warga sipil, termasuk 13 anak-anak, dan melukai lima lainnya.
Yang lainnya masih berada di bawah reruntuhan dan mereka bisa saja syahid atau terluka, menurut sumber-sumber tersebut.
Operasi genosida besar-besaran oleh serdadu “Israel” di Gaza utara, khususnya di Jabalia dan Beit Lahia, telah memasuki hari ke-37. Pasukan zionis terus membombardir rumah-rumah, tempat perlindungan, dan menyerang warga sipil secara intensif sambil memberlakukan pengepungan ketat di seluruh wilayah tersebut.
Serangan “Israel” yang disengaja terhadap ambulans dan pekerja pertahanan sipil telah membuat Gaza utara kehilangan layanan penyelamatan.
Banyak orang yang terkepung di kamp pengungsi Jabalia juga mengajukan permohonan untuk menyelamatkan mereka dan mengevakuasi para syuhada dan kerabat yang terluka setelah serangan intensif “Israel” pada pagi hari.
Pembantaian keluarga Alloush adalah operasi pembersihan etnis
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (10/11/2024) bahwa pembantaian keluarga Alloush di Jabalia, yang dilakukan oleh pasukan penjajah “Israel” pada Sabtu (9/11/2024) pagi, merupakan konfirmasi dari operasi pembersihan etnis yang dilakukan oleh pasukan zionis itu di Gaza utara.
Hamas menegaskan penjajah zionis melakukan pembantaian baru dengan menjatuhkan bom besar di rumah keluarga Alloush di Jabalia, yang dipenuhi lebih dari 50 warga sipil tak bersalah, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, termasuk para pengungsi yang diusir paksa dari kamp pengungsi Jabalia. Mereka semua terkubur di bawah reruntuhan, sekitar 30 jenazah syuhada yang sudah ditemukan sejauh ini.
Hamas menekankan bahwa kejahatan dan agresi yang terus berlanjut dari serdadu penjajah fasis—lebih dari 400 hari perang pemusnahan, penargetan brutalnya terhadap lingkungan permukiman, serta pengejaran orang-orang yang mengungsi ke tempat perlindungan mereka—merupakan konfirmasi yang jelas dari operasi pembersihan etnis yang ditentukan. Khususnya di Gaza utara selama lebih dari sebulan, di bawah pengepungan yang parah, kelaparan yang terus berlanjut, dan penghancuran total semua aspek kehidupan, termasuk rumah-rumah sakit.
Mereka menegaskan bahwa yang terjadi di Gaza utara—pembantaian, perang genosida, taktik kelaparan, dan pelanggaran luas terhadap semua nilai, hukum, dan norma—memerlukan sikap mendesak dari para pemimpin negara Arab dan Islam yang berkumpul di Riyadh besok, mendesak mereka untuk bertanggung jawab menghentikan kejahatan ini.
Hamas meminta masyarakat internasional, PBB dan lembaga-lembaganya, serta Dewan Keamanan, segera campur tangan dan mengeluarkan keputusan yang jelas untuk menghentikan pembantaian keji yang dilakukan terhadap ribuan keluarga di wilayah utara Jalur Gaza, dan meminta pertanggungjawaban para penjahat perang “Israel” atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan. (PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.