Para Gembong Zionis Ingin Masalah Sandera di Gaza Diselesaikan ‘Secara Alami dan Tragis’
12 November 2024, 14:46.
Sumber: The Cradle
(The Cradle) – Penjajah Zionis menunggu dan berharap para sandera yang ditahan Hamas di Gaza mati sambil memperluas pendudukan militer di wilayah Gaza sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk membersihkan wilayah tersebut dari warga Palestina dan membangun permukiman ilegal Yahudi, sebagaimana dilansir Yedioth Ahronoth pada 10 November.
Surat kabar berbahasa Ibrani itu memberitakan, “Menurut setiap laporan intelijen yang diserahkan kepada para menteri kabinet, kondisi puluhan orang yang diculik yang masih hidup dalam penahanan Hamas semakin memburuk dari minggu ke minggu.”
“Selama negosiasi tidak dimulai kembali, masalah para sandera akan diselesaikan secara alami dan tragis, menurut beberapa menteri sayap kanan,” tambah surat kabar itu.
Sejak Brigade al-Qassam Hamas menangkap sekitar 250 serdadu dan warga sipil “Israel” pada 7 Oktober tahun lalu, Hamas telah berupaya membebaskan mereka dengan imbalan gencatan senjata, pembebasan ribuan warga Palestina yang ditawan di penjara “Israel”, dan diakhirinya pengepungan “Israel” atas Gaza yang dimulai pada tahun 2007.
Namun, gembong Zionis Benjamin Netanyahu dan rekan-rekan menterinya, Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich, menyabotase negosiasi gencatan senjata, lebih memilih untuk memperpanjang perang, menghancurkan Gaza, dan mencaplok wilayahnya untuk akhirnya membangun permukiman ilegal Yahudi.
Pasukan “Israel” telah membunuh banyak sandera, baik dengan mengebom lokasi-lokasi di Gaza tempat Hamas menahan mereka maupun dengan melepaskan tembakan dan membunuh mereka secara langsung.
Jika negosiasi gencatan senjata tidak segera dilanjutkan, 70 sandera yang tersisa yang masih hidup kemungkinan akan mati, memberi Netanyahu dalih untuk melanjutkan pendudukan permanen atas Gaza.
“Kematian 20–30 sandera lainnya saat ditahan akan ditelan lautan duka cita atas para serdadu yang mati, dan kemudian, ketika kemarahan publik disalurkan terhadap Hamas, para pemimpin ‘Israel’ tidak akan terburu-buru menarik diri dari wilayah Gaza yang direbut IDF – para menteri dan anggota Knesset dari kubu sayap kanan tidak menyembunyikan ambisi mereka untuk membangun permukiman [Yahudi] di sana,” tulis Yedioth Ahronoth.
Surat kabar berbahasa Ibrani itu menambahkan, kematian para sandera yang perlahan dan peningkatan kendali “Israel” atas wilayah Gaza berjalan beriringan.
“Ini sebenarnya adalah dua tren yang berkembang secara diam-diam … Yang pertama adalah perluasan wilayah pendudukan IDF dan pembangunan [pangkalan militer] di dalamnya. Yang kedua adalah pemerintah mengabaikan penderitaan para sandera. Sayangnya, kedua tren ini akan menyatu pada masa mendatang.”
Perluasan wilayah yang diduduki oleh serdadu “Israel” diilustrasikan dengan pembangunan pangkalan militer besar-besaran di Koridor Netzarim, kata Yedioth Ahronoth.
Koridor tersebut awalnya dibangun sebagai jalan untuk membelah Gaza dari utara ke selatan. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, koridor tersebut telah menggandakan luasnya menjadi sekitar 56 kilometer persegi, menjadikannya daerah kantong militer “Israel” yang besar di jantung Jalur Gaza utara.
Saat ini, serdadu Zionis menekan sekitar 300.000 warga Gaza yang masih berada di utara Jalur Gaza untuk menyeberang ke selatan, kata Yedioth Ahronoth.
“Bagian terpenting dari pangkalan ini adalah penghalang pantai yang inovatif yang diharapkan serdadu dapat dilalui oleh sebagian besar penduduk Palestina ke selatan Jalur Gaza, dengan perluasan tekanan di wilayah Jabalia.”
“Serdadu mendirikan kamp militer yang besar di pantai untuk mengidentifikasi puluhan ribu orang yang diharapkan akan segera tiba dan menyeberang ke selatan. Ini akan terjadi, serdadu berharap, dengan perluasan serangan darat di Jabalia ke daerah dan lingkungan lain di Gaza. Di pangkalan, ada pula ruang interogasi dan sel tahanan sementara.”
Serdadu “Israel” telah menculik para pria Palestina secara massal di pos pemeriksaan saat mereka bergerak ke selatan. Para pria itu kemudian ditelanjangi hingga hanya mengenakan pakaian dalam dan dibawa dengan truk ke fasilitas-fasilitas penahanan, tempat mereka disiksa dan diperkosa secara berkala.
Selain itu, serdadu Zionis juga berencana meniru model Koridor Netzarim dan menerapkannya di Koridor Philadelphia di perbatasan Gaza–Mesir, khususnya di daerah tempat blok permukiman ilegal Yahudi Gush Katif berada sebelum rencana evakuasi tahun 2005, kata Yedioth Ahronoth. (The Cradle)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.