Di Tengah Serangan Zionis Tanpa Henti, Dokter Gaza Berusaha Melawan ‘Bakteri Super yang Tidak Dapat Diobati’
24 November 2024, 14:19.
Foto: AA/Getty Images
(The Cradle) – Seiring pasukan “Israel” terus menyerang rumah-rumah sakit di Gaza, para dokter dan tim medis di wilayah tersebut telah bekerja di bawah tekanan yang kuat, dan dengan kesulitan besar, untuk mengobati penyakit dan cedera karena kurangnya pengobatan yang layak dan penyebaran bakteri yang cepat.
“Tim medis di Gaza sedang berjuang keras melawan bakteri, yang tidak lagi merespons sebagian besar antibiotik,” kata Izzedin Shaheen, seorang dokter di daerah kantong yang terkepung itu, melalui X pada 21 November.
“Hampir tidak ada orang dengan infeksi luka yang selamat, tidak peduli seberapa keras dokter berusaha. Semua kondisinya buruk – tidak ada sterilisasi dan tidak tersedia antibiotik yang cukup. Kami bahkan telah menemukan bakteri E. Coli di jaringan tulang, yang tidak dikenal dalam buku-buku medis,” jelas Shaheen.
Krisis kesehatan yang terus meningkat di Gaza bertepatan dengan “Rencana Jenderal” Tel Aviv, yang secara tidak resmi dilaksanakan “Israel” di jalur utara, yang telah dikepung selama hampir dua bulan. Serdadu “Israel” telah mengusir lebih dari 100.000 warga Palestina dari utara, dengan tujuan mengubah daerah tersebut menjadi zona militer yang terisolasi.
Mantan jenderal “Israel” Giora Eiland, orang di balik “Rencana Jenderal”, mengatakan pada 17 November: “Masyarakat internasional memperingatkan kita tentang bencana kemanusiaan di Gaza dan epidemi yang parah. Kita tidak boleh menghindar dari ini, sesulit apa pun itu. Akhirnya, epidemi parah di selatan Jalur Gaza akan membawa kemenangan lebih dekat dan mengurangi korban di antara tentara IDF.”
Organisasi internasional telah berulang kali memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa perang genosida “Israel” di Gaza telah mengakibatkan krisis kesehatan yang parah dan penyebaran berbagai penyakit, terutama karena perintah pemindahan paksa terhadap warga Palestina – yang menjejalkan para pengungsi ke daerah-daerah kecil yang kekurangan suplai dasar dan fasilitas untuk kebersihan.
Serdadu “Israel” telah menjadikan 90 persen penduduk Jalur Gaza sebagai sasaran pemindahan paksa.
Saat “Rencana Jenderal” berlangsung, “Israel” telah memperketat pengepungannya dan meningkatkan serangan terhadap beberapa rumah sakit yang tersisa di Gaza utara.
Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia telah diserang dengan brutal. “Israel” membombardir rumah sakit tersebut pada larut malam tanggal 21 November, melukai enam staf medisnya, termasuk beberapa orang yang berada dalam kondisi kritis. Generator utama rumah sakit hancur, dan tangki airnya bocor.
Serangan itu terjadi kurang dari sehari setelah pembantaian dilakukan oleh “Israel” di blok perumahan di sekitar rumah sakit tersebut. Setidaknya 66 orang syahid dan lebih dari 100 orang terluka akibat pengeboman tersebut. Ada sekitar 200 orang saat serangan terjadi, menurut direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr Hussam Abu Safia.
“Sistem kesehatan sedang runtuh di Gaza utara. Kami tidak dapat memberikan apa pun, dan semua permohonan kami sia-sia,” katanya.
Abu Safia telah meminta agar komunitas internasional segera campur tangan. Sekitar 80 orang berisiko meninggal di dalam fasilitas tersebut, termasuk delapan orang yang dirawat intensif.
Sebuah quadcopter “Israel” menargetkan staf medis di Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara pada Jumat (22/11/2024) pagi, beberapa jam setelah serangan terbaru di Rumah Sakit Kamal Adwan. (The Cradle)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.