Gerakan Boikot Berdampak Nyata, Lanjutkan Perlawanan Bersama!
2 December 2024, 21:26.

INDONESIA (IDX) – Setahun lebih genosida penjajah ‘Israel’ di Gaza berlangsung, selama itu pula gerakan boikot semakin gencar disuarakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Gerakan boikot tersebut terbukti berdampak nyata. Karena itu perlawanan bersama terhadap penjajahan zionis harus dilanjutkan.
Ada beberapa perusahaan terbuka di negara ini yang terkena dampak langsung gerakan boikot, akibat afiliasinya dengan negara palsu ‘Israel’.
Di antaranya ialah PT Fast Food Indonesia Tbk (kode saham: FAST). Emiten pemegang waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) ini kembali merugi di triwulan III 2024 hingga Rp558 miliar, membengkak 266,44% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang merugi sebesar Rp152,41 miliar.
Hal ini dipengaruhi turunnya pendapatan menjadi Rp3,59 triliun dari Rp4,16 triliun di tahun sebelumnya.
Membengkaknya kerugian tersebut memaksa pemegang lisensi tunggal KFC di Indonesia ini menutup 47 gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 2.274 karyawan hingga September 2024.
Sejak 2019, emiten FAST juga menjadi pemegang perjanjian eksklusif untuk menyuplai minuman Coca-cola melalui PT Cola-Cola Distribution Indonesia. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2024.
Selain FAST, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga mengalami penurunan laba. Tercatat, UNVR hanya mampu membukukan laba sebesar Rp 3 triliun sampai kuartal III 2024 ini, turun 28,15% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencetak laba Rp4,18 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2024, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih senilai Rp27,41 triliun, terkoreksi 10,12% dari capaian Rp30,5 triliun tahun lalu.
Sementara emiten pengelola gerai Starbuck di Indonesia, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) ikut membukukan rugi bersih sebesar Rp79,13 miliar hingga kuartal III 2024, sejalan dengan merosotnya penjualan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangannya, MAPB mengalami penurunan penjualan sebesar 21,1% menjadi Rp2,42 triliun, dari sebelumnya Rp3,07 triliun sepanjang sembilan bulan awal 2023. Penjualan MAPB dari produk minuman sendiri hanya memperoleh Rp1,33 triliun, merosot 26,4% year-on-year (YoY) dari realisasi Rp1,81 triliun di periode yang sama di tahun 2023.
Sedangkan emiten pemegang merk dagang Pizza Hut di Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), mencatat rugi bersih Rp 97,7 miliar hingga akhir kuartal III tahun 2024. Kerugian tersebut membengkak sebesar 148,5% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 38,9 miliar.
Mengutip laporan keuangannya, kerugian tersebut disebabkan oleh penjualan bersih yang turun 24,7% hingga September 2024 sebesar Rp 2,07 triliun dibandingkan 9 bulan pertama 2023 yang sebesar Rp 2,75 triliun.
Sementara jumlah gerai yang dimiliki PZZA berkurang 20 dalam sembilan bulan terakhir dari 615 gerai di akhir tahun lalu hingga kini tersisa 595 gerai. Sedangkan jumlah karyawan perusahaan juga berkurang 371 orang dan kini tersisa 4.651 karyawan yang semula sejumlah 5.022 karyawan. (IDX)








Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
