Pejuang Suriah Membebaskan Ribuan Tawanan di ‘Rumah Pembantaian Manusia’ Sednaya

9 December 2024, 14:26.

(Middle East Eye) – Penjara Sednaya, “rumah pembantaian manusia” Suriah jatuh ke tangan mujahidin pada hari Sabtu (7-12-2024) saat kekuasaan diktator Bashar al-Assad berakhir.

Para pejuang membebaskan ratusan tawanan, termasuk para wanita dan anak-anak kecil. Namun, ada sel bawah tanah yang belum dapat mereka akses.

“Kami merayakan bersama rakyat Suriah berita tentang pembebasan para tawanan dan pelepasan rantai mereka, serta mengumumkan berakhirnya era ketidakadilan di penjara Sednaya,” kata para pejuang tak lama setelah mengambil alih fasilitas yang terkenal akan kekejamannya itu.

Rekaman dari penjara menunjukkan para pejuang mendobrak pintu dan memberi tahu para tawanan bahwa mereka bebas.

Ribuan orang terlihat meninggalkan penjara, orang-orang berteriak di jalanan. Banyak yang telah berada di penjara itu selama beberapa tahun.

Ketika beberapa rekaman menunjukkan kegembiraan, yang lain memperlihatkan para tawanan yang bingung dengan apa yang terjadi.

Satu video menunjukkan para wanita kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan para pejuang kepada mereka, tidak percaya bahwa mereka benar-benar bebas untuk pergi. Sementara itu, setidaknya satu anak terlihat berjalan keluar dari sel penjara.

“Kalian bebas sekarang, semua orang pulanglah,” seorang pria terdengar memberi tahu para wanita.

“Dia sudah pergi, Bashar al-Assad sudah pergi, kalian bisa pergi,” kata pria lain.

Sekelompok pria yang dibebaskan mengatakan bahwa mereka seharusnya dieksekusi pada hari para pejuang mengambil alih fasilitas tersebut.

Bus-bus terlihat mengangkut para tawanan saat mereka disambut oleh kerumunan besar orang dan tembakan perayaan.

Namun, kegembiraan itu tidak lengkap, karena para pejuang mengatakan mereka hanya dapat membuka sel-sel penjara di atas tanah di Sednaya.

“Tiga lantai di bawah tanah, terdapat penjara yang dikenal sebagai penjara merah, penjara itu belum dibuka,” kata Omar Saoud, seorang aktivis lokal, dalam sebuah video dari lokasi kejadian.

“Mereka tidak dapat membukanya karena memerlukan mekanisme tertentu, dan para tentara serta petugas yang dulu berada di sini telah pergi.”

Saoud meminta Pertahanan Sipil Suriah untuk menangani situasi tersebut dan meminta operasi penggalian atau pembersihan ranjau untuk mengeluarkan para tawanan.

‘Rumah pembantaian manusia’

Penjara Sednaya di Suriah dikenal sebagai “rumah pembantaian manusia” oleh warga Suriah dan organisasi-organisasi hak asasi manusia.

Dalam sebuah laporan tahun 2017, Amnesty International menyimpulkan bahwa “pelanggaran otoritas Suriah di Sednaya merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan”.

“Pembunuhan, penyiksaan, penghilangan paksa, dan pemusnahan yang dilakukan di Sednaya sejak tahun 2011 telah dilakukan sebagai bagian dari serangan terhadap penduduk sipil yang telah meluas, serta sistematis, dan dilakukan untuk mendukung kebijakan negara,” kata kelompok hak asasi manusia tersebut.

Seorang pria yang dibebaskan dari Sednaya tidak dapat berbicara ketika orang-orang bertanya tentang nama dan daerah asalnya, tampaknya ia tidak ingat identitasnya.

Warga Suriah, Lebanon, dan Palestina masih menunggu berita lebih lanjut mengenai para tawanan yang dibebaskan di Sednaya dan penjara Suriah lainnya, sambil berharap mendengar berita tentang orang-orang terkasih mereka yang hilang. (Middle East Eye/Nader Durgham)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Runtuhnya Rezim Diktator Suriah dan Masa Depan Pembebasan Baitul Maqdis
Serangan Zionis Tanpa Henti di Gaza Akibatkan 4.000 Amputasi, 2.000 Cedera Tulang Belakang dan Otak »