Serangan Zionis Tanpa Henti di Gaza Akibatkan 4.000 Amputasi, 2.000 Cedera Tulang Belakang dan Otak

9 December 2024, 14:58.

Anak-anak Palestina yang kehilangan anggota tubuh mereka karena serangan serdadu “Israel” menggelar demonstrasi di depan Rumah Sakit Nasser, menuntut diakhirinya serangan “Israel” dan akses ke perawatan di Khan Yunis, Gaza, pada 7 Desember 2024 [Doaa Albaz/Anadolu Agency]

(Middle East Monitor) – Lebih dari 4.000 amputasi dan 2.000 kasus cedera tulang belakang dan otak telah tercatat di Gaza sejak dimulainya serangan “Israel” pada 7 Oktober 2023.

Mohammad Abu Salmiya, Direktur Kompleks Medis Al-Syifa, menyatakan saat konferensi yang diadakan untuk memperingati Hari Internasional Penyandang Disabilitas di Kompleks Medis Nasser di Gaza selatan bahwa “mayoritas dari mereka yang kehilangan anggota tubuh adalah anak-anak.” 

“Lebih dari 4.000 orang telah diamputasi anggota tubuh bagian atas atau bawah mereka sejak awal genosida,” katanya.

Ia menambahkan lebih dari 2.000 orang dengan cedera tulang belakang dan otak kini terbaring di tempat tidur dan sangat membutuhkan rehabilitasi.

Ribuan orang lainnya menderita gangguan pendengaran dan penglihatan akibat pengeboman yang tiada henti, tambahnya.

“Sistem kesehatan di Gaza hancur, tanpa perawatan medis atau fasilitas yang tersedia. Satu-satunya rumah sakit rehabilitasi, Rumah Sakit Hamad, dan pusat prostetik Gaza telah hancur total,” kata Abu Salmiya.

Pada hari Selasa (3-12-2024), Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menggambarkan situasi di Gaza sebagai “pandemi disabilitas.”

UNRWA memperingatkan, banyak dari mereka yang terluka akan memerlukan layanan rehabilitasi jangka panjang, termasuk perawatan untuk mereka yang diamputasi dan cedera tulang belakang.

Hal ini sejalan dengan laporan bulan September oleh Koordinator Kemanusiaan PBB Sigrid Kaag, yang memperkirakan lebih dari 22.000 orang di Gaza menderita cedera yang mengubah hidup, dengan 13.000 hingga 17.000 di antaranya melibatkan kerusakan parah pada anggota tubuh.

“Israel” telah melancarkan perang genosida di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, membunuh lebih dari 44.600 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai hampir 106.000 orang.

Tahun kedua genosida di Gaza telah menuai kecaman internasional yang semakin meningkat, para pejabat dan lembaga melabeli serangan dan pemblokiran pengiriman bantuan sebagai upaya yang disengaja untuk menghancurkan suatu populasi.

Pada tanggal 21 November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk PM Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Perang, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

“Israel” juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza. (Middle East Monitor) 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Pejuang Suriah Membebaskan Ribuan Tawanan di ‘Rumah Pembantaian Manusia’ Sednaya
UNRWA: Hampir 1 Juta Warga Gaza yang Mengungsi Terancam Menghadapi Musim Dingin yang Ekstrem »