Haaretz Indikasikan “Israel” dan Arab Saudi Semakin Dekat dengan Kesepakatan Normalisasi. Pejabat Arab Saudi Membantahnya
19 December 2024, 13:19.

Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman terlihat saat foto bersama di One Water Summit di ibu kota Riyadh pada 3 Desember 2024 (Ludovic Marin/Pool/AFP)
(Middle East Eye) – “Israel” dan Arab Saudi telah mencapai terobosan dalam pembicaraan mengenai normalisasi hubungan, Haaretz melaporkan pada hari Selasa 17 Desember 2024. Media “Israel” itu menambahkan bahwa normalisasi tersebut bisa jadi terkait dengan kesepakatan gencatan senjata yang sulit dicapai, yang akan mengakhiri perang “Israel” di Gaza.
Sumber-sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan kepada Haaretz bahwa, alih-alih “Israel” menyetujui tuntutan Arab Saudi untuk mengakui negara Palestina, kedua belah pihak sepakat bahwa “Israel” akan memberikan komitmen ambigu tentang “jalan menuju pendirian negara Palestina”.
Namun, reporter Axios, Barak Ravid, di platform X, mengutip seorang pejabat Arab Saudi yang membantah laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa tidak ada terobosan seperti itu.
“Gagasan bahwa kepemimpinan Kerajaan Arab Saudi entah bagaimana mengubah komitmen yang sudah lama kami pegang terhadap pendirian negara Palestina yang merdeka sama sekali tidak berdasar,” kata pejabat Saudi itu.
“Kerajaan Arab Saudi akan terus bekerja untuk mengakhiri perang di Gaza dan membantu rakyat Palestina mencapai hak mereka untuk memiliki negara merdeka.”
Di depan umum, Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman telah menyebut tindakan “Israel” di Gaza sebagai genosida, dan mengatakan bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan Arab Saudi dengan “Israel” tanpa pengakuan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Namun, sumber-sumber yang dekat dengan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Haaretz bahwa putra mahkota “tidak memiliki kepentingan pribadi dalam pengakuan formal atas negara Palestina dan hanya membutuhkan kemajuan dalam masalah ini untuk mendapatkan dukungan politik dan agama dalam negeri untuk kesepakatan tersebut.”
Laporan Haaretz ini sejalan dengan sebuah laporan di majalah The Atlantic, yang mengatakan bahwa Muhammad bin Salman mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa dia secara pribadi tidak peduli dengan apa yang dia sebut sebagai “masalah Palestina”.
“70 persen dari populasi Saudi lebih muda dari saya,” jelasnya kepada Blinken.
“Bagi sebagian besar dari mereka, mereka tidak pernah benar-benar tahu banyak tentang isu Palestina. Dan mereka baru pertama kali mengenalnya melalui konflik ini. Ini adalah masalah yang sangat besar. Apakah saya secara pribadi peduli dengan isu Palestina? Tidak, tetapi rakyat saya peduli, jadi saya harus memastikan bahwa hal ini berarti,” ujar Pangeran Salman dalam laporan dari The Atlantic itu.
Selama beberapa tahun, pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berusaha untuk mencapai perjanjian normalisasi antara Arab Saudi dan “Israel”, namun tidak membuahkan hasil. Dengan hanya beberapa minggu tersisa sebelum Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat, Biden hanya memiliki sedikit waktu untuk mewujudkan apa yang akan menjadi kesepakatan diplomatik penting.
Laporan dari Haaretz ini muncul ketika pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan “Israel” semakin mendekati kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza.
Sumber Palestina mengatakan kepada Middle East Eye pada hari Senin (16-12-2024) bahwa “dinamika baru” telah muncul dalam pembicaraan tersebut dan membantah laporan-laporan di media AS dan “Israel” bahwa Hamas telah menyerah pada garis merahnya, yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan “Israel”, dan kembalinya semua pengungsi ke rumah mereka.
Pada hari Selasa (17-12-2024), beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan “diharapkan akan ditandatangani dalam beberapa hari mendatang”.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa ada “diskusi serius dan positif yang berlangsung di Doha” pada hari Selasa dan bahwa kesepakatan “mungkin” terjadi jika “Israel” berhenti mengajukan persyaratan baru. (Middle East Eye)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
