Kekerasan Meningkat di Arakan, Hampir 65 Ribu Muhajirin Rohingya Memasuki Bangladesh Sejak Akhir 2023
3 January 2025, 11:03.

Muhajirin Rohingya membangun tempat perlindungan baru di sebuah kamp di Cox’s Bazar, Bangladesh, 20 Desember 2024. (Abdur Rahman/BenarNews)
BANGLADESH (RFA) – Hampir 65.000 Muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh sejak akhir tahun 2023 di tengah kerusuhan dan kekerasan di Arakan (Rakhine), negara bagian asal mereka di Myanmar, menurut informasi terbaru dari pejabat Bangladesh.
Gelombang pendatang muhajirin tersebut, yang didokumentasikan dari November 2023 hingga Desember 2024, menambah populasi masif muhajirin Rohingya yang telah berlindung di kamp-kamp pengungsian yang luas di distrik Cox’s Bazar, setidaknya selama tujuh tahun.
Pihak berwenang Bangladesh mengatakan, mereka akan mengumpulkan data biometrik para pendatang baru ini, yang jumlahnya sekira 64.700 orang, atau sekira 17.480 keluarga muhajirin Rohingya.
“Pemerintah pada prinsipnya setuju untuk mengeluarkan identifikasi biometrik bagi warga Rohingya yang baru tiba. Jumlahnya sekitar 60.000 orang,” jelas Mohammed Mizanur Rahman dari Refugee Relief and Repatriation Commission (RRRC) pada hari Kamis (2/1/2025).
Pihak berwenang Bangladesh khawatir akan terus terjadi lonjakan muhajirin Rohingya yang melarikan diri dari Arakan karena situasi di negara bagian Myanmar itu yang terus memburuk.
“Gelombang pengungsi baru-baru ini dipicu (oleh pengambilalihan) Kota Maungdaw di Rakhine oleh Arakan Army (AA),” terang komisaris RRRC tersebut.
Selain itu, terdapat banyak insiden desa-desa Rohingya yang dihancurkan, yang memaksa penduduknya berlindung ke seberang perbatasan, lanjutnya.
Terbaru, kelompok bersenjata AA mengatakan mereka telah merebut pangkalan militer utama di Kota Ann.
Seorang muhajirin Rohingya, Zahangir Alam, mengonfirmasikan AA telah menyandera banyak pemuda Rohingya di Arakan.
“Penyiksaan Arakan Army (terhadap) Rohingya lebih menyakitkan daripada yang dilakukan militer Myanmar. Saya dulu belajar di sebuah lembaga pendidikan di Maungdaw dan harus mengungsi untuk menyelamatkan diri dari penyiksaan mereka. Adik laki-laki saya masih disandera di kamp yang dikelola oleh Arakan Army,” ucap Zahangir.
Para muhajirin yang melarikan diri dari kekerasan dan persekusi di Myanmar mengatakan bahwa mereka telah diculik dan dipaksa ikut berperang dalam pertempuran di negara bagian tersebut, baik untuk junta militer maupun AA. (RFA)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.