Bangun Kembali Suriah: Merajut Harapan Baru Setelah Lima Dekade Penindasan
5 January 2025, 13:02.

Seorang ibu memasak di luar, di samping tenda tempat keluarganya bertahan hidup. Belasan tahun warga Suriah terpaksa mengungsi akibat kebiadaban rezim Assad dan sekutunya. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)
SURIAH (Al Jazeera) – Jatuhnya rezim keluarga Assad yang telah berkuasa selama lebih dari 50 tahun di Suriah menjadi titik balik global di akhir tahun 2024.
Perang Suriah yang telah lama hilang dari berita-berita utama, tiba-tiba muncul kembali ketika serangan kilat berhasil menggulingkan diktator Bashar al-Assad dan memulihkan harapan keluarga-keluarga Suriah.
Di awal tahun 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 65 persen penduduk Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan. Gempa bumi pada bulan Februari 2023 yang menghancurkan Suriah utara ikut memperburuk krisis.
Harga pangan telah berlipat naik pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan mata uang lokal telah terdevaluasi hingga seperlima dari nilainya pada tahun 2020.
‘Israel’ ikut menyerang Suriah pada tahun 2024, menghancurkan banyak bangunan di Damaskus dan provinsi lain, menargetkan pejabat tinggi Iran dan Hizbullatta Lebanon, serta memaksa penutupan berulang kali bandara Aleppo dan Damaskus.
Namun, protes damai terus berlanjut di wilayah selatan dan barat laut negara itu, dengan para aktivis di Sweida memprotes kondisi kehidupan yang buruk serta menyerukan jatuhnya rezim Assad.
Seolah tak mau tahu, rezim Assad dan sekutunya terus membombardir wilayah yang dikuasai oposisi, membantai dan melukai warga sipil.
Ancaman berkelanjutan dari rezim di wilayah barat laut itu mendorong Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan koalisi kelompok bersenjata oposisi untuk meluncurkan “Operasi Penangkalan Agresi” pada tanggal 27 November, yang berhasil membuat kemajuan pesat dan merebut Kota Aleppo dalam waktu dua hari.
Kemajuan terus berlanjut hingga Idlib selatan, Hama, Deraa, dan Homs. Sampai akhirnya pada tanggal 8 Desember, pejuang oposisi berhasil mencapai Damaskus dan memaksa Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.
Perayaan jatuhnya rezim pembantai itu meletus di seluruh Suriah, meskipun negara palsu ‘Israel’ memanfaatkan situasi tersebut untuk menyerang pusat-pusat pertahanan, persediaan senjata, serta menyelinap masuk melalui Dataran Tinggi Golan.
Ketika para pejuang HTS maju, mereka membuka pintu-pintu penjara Assad, membebaskan ribuan orang dari “rumah jagal manusia” rezim yang telah menghilangkan banyak nyawa tak bersalah.
Upaya pencarian dimulai untuk menemukan sekira 130.000 tahanan dan orang-orang yang dihilangkan secara paksa. Namun, seperti yang sudah disadari oleh ribuan keluarga mereka, pencarian akan berlangsung lama dan melelahkan.
Ribuan orang pengungsi internal yang pada masa perang harus meninggalkan kediamannya, berharap bisa kembali ke rumah masing-masing. Tetapi, kehancuran yang ditimbulkan Assad begitu luas sehingga kebanyakan sudah tidak dapat mengidentifikasi di mana rumah mereka berada.
Kini, upaya membangun kembali Suriah tengah dirajut. Para ahlu-Syam pun memandang bahwa masa depan yang menjanjikan sudah terlihat dibandingkan dengan masa lalu.
Saat dunia beralih dari satu tahun ke tahun berikutnya, keluarga-keluarga Suriah beralih dari tahun 1970 ke tahun 2025, menandai kurun waktu mereka berhasil lepas dari genggaman penuh darah rezim Assad. (Al Jazeera)

Ratusan massa berkumpul, mengibarkan bendera revolusi, dan melantangkan kalimat-kalimat anti-rezim dalam aksi memperingati 13 tahun protes damai terhadap rezim Assad, Maret 2024. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)

Warga sipil berdiri dan berpose di atas tank yang ditinggalkan serdadu rezim Assad di Damaskus setelah para pejuang berhasil memenangkan perang panjang ini pada bulan Desember lalu. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)

Warga berjalan di tengah reruntuhan permukiman di wilayah Qaboun, Damaskus, untuk melihat rumah mereka kembali yang terpaksa ditinggalkan akibat kezaliman rezim Assad, Desember 2024. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)

Masyarakat berlalu lalang di tengah kota Aleppo dengan suka cita setelah rezim pembantai Assad berhasil ditumbangkan. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)

Anak-anak bermain dengan penuh ceria di sebuah taman yang sebelumnya diluluhlantakkan oleh serangan rezim Assad di kamp pengungsian Yarmouk, 26 Desember 2024. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)

Seorang pria menyirami tanaman di depan rumahnya dan memulai hidup baru yang lebih cerah, meski sebagian besar wilayah Yarmouk masih berupa puing-puing yang disebabkan kebiadaban rezim Assad, 26 Desember 2024. (Ali Haj Suleiman/Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.