Hampir Tak Ada Waktu Libur, 15 Bulan Tenaga Medis Berjuang Keras Kuatkan Ahlu-Syam Gaza
24 January 2025, 19:36.
GAZA (Al Jazeera) – Gencatan senjata telah memberikan ruang segar bagi para tenaga medis di Gaza.
Selama 15 bulan mereka tak kenal lelah menolong para korban genosida; bahkan mengalami sendiri serangan oleh penjajah “Israel”.
Dr. Khalil Degral, Menteri Kesehatan Palestina mengatakan, “Rekan-rekan kami telah bekerja terus-menerus dalam kondisi sangat sulit, finansial lemah, kurangnya bahan-bahan persediaan, tanpa digaji, tidak ada obat-obatan, dengan fasilitas medis yang tak memadai di Gaza.”
“Dan militer penjajah ‘Israel’ memblokade Gaza beserta pusat-pusat medis,” lanjutnya, menggambarkan bagaimana kesulitan yang dihadapi para tenaga medis di Gaza.
Kebengisan penjajah zionis jelas sudah melewati batas. Tenaga medis di Gaza menjadi sasaran ancaman langsung oleh militer “Israel”.
Ada ratusan yang disekap. Beberapa di antaranya, seperti dr. Adnan al-Bursh, syahid di dalam penjara zionis.
Sementara yang lainnya harus bekerja terus-menerus hampir tanpa ada waktu libur selama lebih dari setahun agresi genosida “Israel” dilancarkan.
“Rekan-rekan kami begitu sabar dan teguh mengabdi, meskipun kenyataannya serdadu penjajah telah membunuh lebih dari 60.000 tenaga medis kami,” terang dr. Khalil.
“Lebih dari 400 orang yang disekap dan 3.500 lebih tenaga medis kami terluka, namun rekan-rekan kami tetap kuat dan tabah,” tambahnya.
PBB mengatakan bahwa 25% Ahlu Syam Gaza yang terluka membutuhkan rehabilitasi yang sekarang sangat sulit dilaksanakan akibat skala kehancuran yang dilakukan penjajah zionis.
Tidak ada satu rumah sakit pun di Gaza yang dapat beroperasi secara penuh. Banyak di antaranya yang sudah hancur.
Dr. Mohammed Rayyan, salah seorang pahlawan medis yang tak kenal lelah menangani mereka yang terluka di Gaza mengatakan, “Jujur, perasaan kami campur aduk antara bahagia dan sedih, luka dan duka, harapan dan kesulitan.”
“Sedih karena tidak ada satu rumah pun di Gaza yang tidak kehilangan keluarga yang dicintainya, tanpa ada orang yang terluka, tanpa ada orang yang tadinya sehat, namun dipaksa menjadi berkebutuhan khusus.”
Kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa sebagian besar fasilitas medis Gaza benar-benar telah dihancurkan penjajah “Israel” dan sekarang beroperasi tak lebih dari 10% dibanding sebelum agresi dimulai.
Meski begitu, dokter-dokter di Gaza terus menangani mereka yang terdampak oleh agresi ini sambil mengatasi luka mereka akibat kehilangan keluarga, teman, dan kolega.
“Agresi ini berakhir atas izin Allah dan sekarang tibalah masa-masa kebebasan, masa bagi kami untuk bisa menarik napas. Tidak ada ruang untuk kami bersenang-senang, karena kenyataan bahwa kami juga kehilangan orang-orang yang telah syahid, In syaa Allah.” (Al Jazeera)
https://www.instagram.com/reel/DFHYd6OsgOY/?igsh=MzRlODBiNWFlZA%3D%3D
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.