Imbas Genosida Penjajah, Kerusakan di Kompleks Medis Al-Shifa Lebih dari 95 Persen

31 January 2025, 13:30.

Delegasi WHO meninjau Rumah Sakit Al-Shifa, yang hancur parah akibat serangan penjajah zionis di Kota Gaza, 5 April 2024. [Karam Hassan – Anadolu Agency]

GAZA (Middle East Monitor) – Kerusakan di Kompleks Medis Al-Shifa – fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza – telah melebihi 95 persen akibat genosida penjajah “Israel”.

Munir Al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa serdadu zionis menghancurkan lebih dari 95 persen bangunan dan peralatan di Kompleks Medis Al-Shifa; selama belasan bulan berlangsungnya genosida.

Meskipun telah hancur, kompleks tersebut terus memberikan layanan parsial kepada penduduk di bagian-bagian bangunan yang telah direhabilitasi.

Kementerian, lanjut Munir Al-Bursh, memperbaiki bangunan klinik rawat jalan yang sudah tua dan rapuh, yang ditinggalkan sebelum agresi zionis. Kementerian mengubahnya menjadi resepsionis dan ruang gawat darurat.

Sekira 30 tempat tidur telah disediakan untuk perawatan pasien. Sementara itu, bagian belakang unit dialisis yang hancur sebagian telah kembali beroperasi.

Munir menyoroti tantangan signifikan yang dihadapi tim medis di Kota Gaza di tengah kehancuran sistem kesehatan dan kekurangan obat-obatan dan pasokan medis.

Lebih dari 60 persen obat-obatan yang dibutuhkan tidak tersedia di Gaza. Sementara itu, 80 persen suplai medis tidak tersedia.

Mengenai kekurangan tersebut, Munir mengatakan: “Sejak dimulainya perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, sejumlah obat-obatan dan suplai medis telah masuk melalui penyeberangan Erez [Beit Hanoun] dan Zikim. Namun, jumlahnya masih jauh dari mencukupi.”

“Kebutuhan obat-obatan dan suplai medis sangat besar, namun yang masuk hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan. Dengan kembalinya para muhajirin Palestina dari wilayah selatan dan tengah, permintaan obat-obatan dan pasokan medis kian meningkat,” katanya. 

“Tantangannya sangat besar. Kami sangat membutuhkan pasokan obat-obatan yang cepat, perbaikan infrastruktur, pembangunan kembali rumah sakit, dan penggantian peralatan,” jelas Munir. 

Pada tahun 2020, rumah sakit tersebut menyediakan layanan perawatan bagi 460.000 warga Palestina dan layanan darurat bagi sekira 250.000 orang. Juga melakukan 25.000 operasi, 69 sesi dialisis, dan 13.000 persalinan. 

Selama belasan bulan genosida, serdadu penjajah berulang kali menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa. Mereka menghancurkan dan membakar gedung-gedungnya. (Middle East Monitor)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« World Uyghur Congress Desak Thailand Batalkan Deportasi 48 Muhajirin Uyghur ke Cina  
Fase Ketiga Kesepakatan Gencatan Senjata, 110 Tawanan Palestina Dibebaskan Penjajah »