Hamas: Rakyat Palestina Tidak Akan Meletakkan Senjata Selama Penjajahan “Israel” Berlanjut
12 March 2025, 23:30.

Sumber: Anadolu Agency
(Anadolu Agency) – Hamas menekankan pada hari Ahad (9-3-2025) bahwa rakyat Palestina memiliki hak untuk memimpin tanah mereka sendiri, dan selama penjajahan “Israel” berlanjut, Hamas tidak akan meletakkan senjata mereka.
Khaled Meshaal, kepala urusan luar negeri kelompok perjuangan itu, mengatakan tidak ada sistem politik eksternal yang dapat dipaksakan kepada mereka.
Hamas membagikan video dari pidato Meshaal di sebuah upacara yang diadakan di Kairo, Mesir, untuk menghormati tawanan Palestina yang dibebaskan dan diasingkan sebagai bagian dari pertukaran tawanan dan perjanjian gencatan senjata dengan negara palsu “Israel”.
“Gaza hanya milik rakyatnya; baik Gaza maupun penduduk Tepi Barat, tidak akan menukar tanah air mereka dengan tempat lain,” tegasnya.
Ia menekankan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat akan tetap terikat kuat dengan tanah mereka.
“Palestina tidak memiliki alternatif lain selain Palestina. Selama rasa hormat kami terhadap negara-negara Arab dan Islam tetap ada, tidak ada yang dapat menggantikan tanah air kami.”
Meshaal menegaskan bahwa Palestina akan dipimpin semata-mata oleh rakyatnya, dan tidak ada sistem politik asing yang boleh dipaksakan. Ia juga mengatakan bahwa melucuti senjata orang-orang yang dijajah bukanlah sebuah pilihan.
Ia menyoroti pentingnya persatuan nasional dalam menghadapi tantangan yang dihadapi Palestina dan menyerukan dunia Arab untuk mendukung rakyat Palestina.
Ia mencatat bahwa Gaza tengah menghadapi konspirasi besar, dengan berbagai upaya untuk memaksa penduduknya mengasingkan diri dengan membuat mereka kelaparan.
“Masa depan Gaza, tata kelolanya, persenjataannya, dan kekuatan perlawanannya terancam,” katanya.
Meshaal menyampaikan apresiasinya atas keputusan Liga Arab yang menolak pengusiran paksa warga Palestina, dengan menekankan bahwa ancaman tersebut tidak lagi terbatas pada Gaza dan Tepi Barat, tetapi juga mencakup negara-negara, seperti Mesir, Yordania, dan Arab Saudi, yang para pemimpinnya mulai menyadari ancaman ini.
Ia merujuk pada rencana sejumlah pemimpin dunia dan regional untuk merelokasi warga Palestina ke negara lain.
“Umat (komunitas Muslim di seluruh dunia) merasakan ancaman ini, tetapi itu saja tidak cukup. Langkah-langkah lebih lanjut harus diambil,” desaknya.
Meshaal menambahkan bahwa jalan untuk mendapatkan kembali tanah air mereka, membebaskan para tawanan, dan mencapai kemerdekaan yang berkelanjutan, terletak melalui “jihad”.
“Kami sampaikan kepada para pemimpin umat dan Mesir: Jika Perang 6 Oktober (1973) tidak terjadi, mereka tidak akan dapat merebut kembali Sinai. Tanpa (serangan) 7 Oktober (Hamas terhadap “Israel”) 2023, kami tidak akan bisa merebut kembali Palestina.” (Anadolu Agency)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.