UNRWA: ‘Israel’ Menjadikan Blokade Bantuan Kemanusiaan dan Listrik sebagai Senjata
13 March 2025, 17:21.

Foto: PIC
JENEWA (PIC | The New Arab) – Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyebut ‘Israel’ telah menjadikan blokade terhadap bantuan kemanusiaan dan aliran listrik ke wilayah Gaza sebagai senjata.
Berbicara di Jenewa pada hari Senin (10-3-2025), Philippe Lazzarini memperingatkan akan adanya krisis kelaparan baru di Gaza jika suplai bantuan kemanusiaan tidak dilanjutkan.
Penjajah ‘Israel’ memblokir masuknya semua bantuan ke Gaza pada awal bulan ini, dan menolak untuk terlibat dalam pembicaraan mengenai fase berikutnya dari perjanjian gencatan senjata, yang akan mengakhiri genosida secara permanen.
“Saya pikir semakin kita melanjutkan (pemblokiran bantuan) maka dampaknya akan semakin meningkat bagi penduduk. Jelas, risikonya adalah kita kembali ke situasi yang kita alami beberapa bulan yang lalu, yaitu kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza,” ujar Lazzarini.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memperingatkan sikap ngotot ‘Israel’ dalam menghalangi bantuan masuk ke Gaza dan keputusan baru-baru ini untuk mencabut pasokan listrik yang tersisa di Gaza, berisiko menjerumuskan wilayah pantai yang dilanda perang itu ke dalam krisis kemanusiaan yang akut.
“Penangguhan bantuan saat ini, termasuk penghentian aliran listrik ke satu-satunya fasilitas desalinasi air di Gaza, berisiko menjerumuskan Gaza ke dalam keadaan darurat kemanusiaan yang akut. Dampaknya sudah terasa dalam kenaikan harga dan kekurangan bahan pokok,” kata ICRC.
Pengganti UNRWA yang Layak adalah Palestina Merdeka
Lazzarini menolak pernyataan negara palsu ‘Israel’ bahwa organisasi lain dapat menggantikan UNRWA di Gaza. Ia menegaskan, hanya kemerdekaan Palestina yang dapat mengambil alih.
Penjajah zionis telah melarang UNRWA beroperasi di Gaza dan duta besar negara palsu ‘Israel’ Daniel Meron mengatakan pihaknya berusaha mencari pengganti untuk tugas-tugas UNRWA di Gaza.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, langsung membalas ucapan tersebut, dengan menegaskan bahwa pengganti UNRWA yang benar-benar layak adalah negara Palestina yang merdeka.
“Tidak bisa diganti LSM, maupun lembaga PBB lain,” tegas Lazzarini, “pilihan yang paling tepat adalah lembaga Palestina langsung … di dalam negara Palestina.”
PBB mengatakan, larangan ‘Israel’ tersebut akan menghambat layanan vital yang diberikan oleh UNRWA di Gaza, yang telah dihancurkan oleh agresi genosida ‘Israel’ selama 15 bulan.
“(UNRWA) terus beroperasi di Gaza. Kami terus beroperasi di Tepi Barat,” ujar Lazzarini.
Badan-badan PBB dan organisasi-organisasi bantuan lainnya telah berulang kali mengatakan UNRWA tidak dapat digantikan. Badan tersebut juga merupakan penyedia utama layanan publik dasar di Gaza, termasuk pendidikan dan layanan sosial bagi para pengungsi yang terdaftar.
Lazzarini mengakui jika hanya membawa truk-truk bantuan ke Gaza untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh agresi ‘Israel’, lembaga-lembaga yang lain dapat menanganinya.
Namun, ia menegaskan peran UNRWA jauh lebih luas dari itu.
“Pertanyaan sebenarnya adalah siapa yang akan menyediakan layanan kesehatan primer? Siapa yang akan menyediakan layanan pendidikan?” cecar Lazzarini. (PIC | The New Arab)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.