Penjajah Setujui Pembangunan Ratusan Permukiman Ilegal Baru di Wilayah Timur Baitul Maqdis

31 October 2025, 14:27.

Foto: PIC

PALESTINA (PIC | Anadolu Agency) – Rezim penjajah zionis ‘Israel’ menyetujui pembangunan 1.300 unit permukiman ilegal baru di blok Gush Etzion, tenggara Baitul Maqdis terjajah.

Menurut Channel 14 ‘Israel’, proyek ilegal besar ini mencakup sekolah, taman, fasilitas publik, dan zona komersial di kawasan “Russian Compound”, menjadikannya ekspansi permukiman ilegal terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah ini disahkan hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik pembangunan permukiman ‘Israel’ di Tepi Barat terjajah.

Namun, Knesset (parlemen ‘Israel’) tetap mendorong dua rancangan undang-undang untuk mencaplok Tepi Barat dan Ma’ale Adumim; langkah yang semakin mengancam pembagian wilayah Palestina dan memperkuat kontrol ‘Israel’ atas wilayah timur Baitul Maqdis.

Culik Tokoh Hamas

Serdadu penjajah ‘Israel’ pada Senin (27/10/2025) menculik sedikitnya 40 warga Palestina, termasuk seorang pemimpin Hamas, dalam serangkaian serangan di berbagai wilayah Tepi Barat terjajah, lapor Kantor Media Urusan Tawanan Palestina.

Dalam pernyataannya, kantor tersebut menyebut bahwa Jamal al-Taweel, seorang pemimpin Hamas di Ramallah sekaligus mantan wali kota Al-Bireh, ditangkap oleh pasukan penjajah dalam serangan malam hari.

Al-Taweel dikenal sebagai salah satu calon legislatif Hamas untuk pemilu 2021, yang akhirnya diblokir oleh ‘Israel’—langkah yang kala itu dianggap sebagai upaya terang-terangan mencegah representasi politik rakyat Palestina.

Jamal al-Taweel pernah diasingkan oleh penjajah ke Lebanon selatan pada tahun 1992, bersama puluhan pemimpin Hamas dan Jihad Islam. Ia kembali ke Ramallah setahun kemudian pada tahun 1993.

Sejak saat itu, penjajah berulang kali menangkap dan memenjarakannya. Namun, hal itu justru menjadikannya simbol keteguhan para pejuang yang tak gentar menghadapi represi negara palsu zionis.

Selain al-Taweel, 39 warga Baitul Maqdis lainnya turut diculik oleh pasukan penjajah di berbagai kota. Di antaranya di Al-Khalil, Bayt Lahm, Ariha, Nablus, Tulkarem, Ramallah, dan Baitul Maqdis.

Sebagian besar dari mereka adalah aktivis, pemuda, dan mantan tawanan politik, yang dituduh mendukung perlawanan Palestina.

Saksi mata menyebutkan bahwa serdadu penjajah menyerbu rumah-rumah warga di tengah malam, merusak propertinya, memukuli penghuninya, dan menculik para lelaki muda di depan keluarga mereka—pola operasi yang kini menjadi rutinitas harian di wilayah Palestina terjajah.

Menurut laporan hak asasi manusia Palestina dan ‘Israel’, lebih dari 10.000 warga Palestina kini ditahan di penjara-penjara penjajah, termasuk anak-anak dan perempuan.

Para tawanan itu mengalami penyiksaan, kelaparan, pengabaian medis, serta isolasi berkepanjangan—kondisi yang telah menyebabkan gugurnya banyak tawanan di balik jeruji besi. 

Sejak Oktober 2023, serangan dan operasi militer penjajah di Tepi Barat meningkat drastis, seiring dengan genosida yang mereka lancarkan di Gaza. (PIC | Anadolu Agency)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Penjajah Culik Sejumlah Warga Palestina di Tepi Barat, Hamas Temukan Dua Jenazah Tawanan ‘Israel’
PCBS: “39 Ribu Anak di Gaza Kehilangan Satu atau Kedua Orang Tua Mereka” »