HRW: “Pasukan Keamanan Pukuli Belasan Muhajirin Rohingnya yang Berupaya Tinggalkan Bhasan Char”

29 April 2021, 16:36.
Foto: Arsip Anadolu Agency

Foto: Arsip Anadolu Agency

BANGLADESH (Anadolu Agency) – Human Rights Watch (HRW) menyebut pasukan keamanan Bangladesh telah menyiksa para Muhajirin Rohingya. Mereka juga meminta agar pemerintah segera melakukan penyelidikan.

“Otoritas Bangladesh harus segera menyelidiki tudingan bahwa pasukan keamanan telah memukuli dan secara sewenang-wenang menahan para pengungsi Rohingya yang berusaha meninggalkan Pulau Bhasan Char,” kata HRW, Selasa (27/4/2021).

Bangladesh, yang menampung sekira 1 juta Muhajirin Rohingya, telah merelokasi hampir 20.000 di antaranya dari kamp pengungsian Cox’s Bazar ke pulau terpencil Bhasan Char.

Pemerintah Bangladesh berencana memindahkan 100.000 Muhajirin ke Bhasan Char.

“Pasukan keamanan Bangladesh pada tanggal 6 April 2021 menangkap dan memukuli sedikitnya 12 pengungsi yang berusaha meninggalkan pulau itu. Tentara membatasi kebebasan bergerak mereka,” kata HRW.

“Pada 12 April, seorang pasukan Bangladesh diduga memukuli empat anak dengan pipa PVC (plastik) karena meninggalkan tempat tinggal mereka untuk bermain dengan anak-anak pengungsi di daerah lain,” menurut pernyataan itu.

HRW menambahkan bahwa pihak berwenang harus segera membebaskan setiap Muhajirin Rohingya yang ditahan secara sewenang-wenang.

Pihak-pihak yang melakukan pelanggaran harus dimintai pertanggungjawaban.

“Pemerintah Bangladesh telah menyelamatkan banyak nyawa dengan menyediakan perlindungan bagi orang-orang Rohingya,” kata Brad Adams, Direktur Wilayah Asia dari organisasi HAM itu.

“Akan tetapi, hal tersebut tidak bisa membenarkan penahanan mereka di sebuah pulau terpencil, lalu memukuli mereka jika mereka mencoba untuk pergi,” tambah Adams.

HRW juga mengutip seorang ibu dari Muhajirin Rohingya yang ditahan. Sang ibu menyebut seorang petugas polisi mengancam akan membunuh putranya, jika keluarganya tidak mau membayar tebusan.

Ketika dia menanyakan kondisi putranya, polisi tersebut menjawab: “Bayar uangnya dulu, baru anakmu akan aman.”

Otoritas Bangladesh, secara terpisah, menepis tuduhan itu serta menyebut pernyataan tersebut “sepenuhnya salah dan tidak berdasar.”

“Tidak ada kebenaran dalam pernyataan tersebut. Itu sepenuhnya salah, dibuat-buat, dan tidak berdasar,” kata Komodor M. Rashed Sattar, direktur proyek rehabilitasi Bhasan Char Rohingya, kepada Anadolu Agency.

Dia menambahkan bahwa berdasarkan arahan pemerintah Bangladesh, Muhajirin Rohingya di pulau itu telah diberikan berbagai macam fasilitas dan mereka menjalani kehidupan yang jauh lebih baik daripada di kamp pengungsian Cox’s Bazar yang sudah melebihi kapasitas.

Pulau rawan bencana yang terletak 50 kilometer dari daratan utama Bangladesh ini tidak pernah digunakan untuk tempat tinggal manusia sebelumnya.

Pemerintah lalu membangun 1.400 klaster rumah dan 120 tempat berlindung dari badai, empat kaki di atas permukaan tanah di pulau itu, dengan setiap klaster rumah terdiri dari 16 kamar.

Kemudian sejak bulan Desember 2019, dimulailah proyek relokasi Muhajirin Rohingya dari kamp pengungsian Cox’s Bazar ke pulau Bhasan Char. Hampir 20.000 orang telah dipindahkan sampai saat ini. (Anadolu Agency)

 

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Ramadhan 1442, Lembaga Kemanusiaan Turki Akan Salurkan Bantuan untuk 5.000 Keluarga Muhajirin Rohingya
Penjaga Pantai Bangladesh Selamatkan Puluhan Muhajirin yang Terkatung-katung Usai Diserang Bajak Laut »