UNRWA: ‘Banjir Gaza Karena Ulah Manusia’. Siapa?
19 December 2013, 12:29.

Kondisi Kota Gaza pada akhir pekan lalu. Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), banjir di Jalur Gaza adalah kombinasi kondisi alam dan ulah manusia. Foto: Ma’an News
JALUR GAZA, Kamis (MiddleEastMonitor | Ma’anNews): Banjir yang menyebabkan 7.000 keluarga di Jalur Gaza harus mengungsi tidak hanya karena hujan lebat dan badai salju selama empat hari sejak 12 Desember 2013. Akan tetapi, tindakan ‘Israel’ membuka bendungan yang mengarah ke Gaza adalah salah satu penyebab utama banjir.
Sumber lokal menjelaskan bahwa ketika ketinggian air di jalan-jalan Gaza mencapai dua setengah meter, ‘Israel’ membuka pintu selatan bendungan. Air bendungan pun meluap dan membanjiri Jalur Gaza dan terowongan yang dibangun rakyat Palestina untuk distribusi bahan pokok.
Dibukanya pintu bendungan untuk membanjiri Jalur Gaza beberapa hari lalu bukanlah pertama kali dilakukan oleh ‘Israel’. Pada Januari 2007 dan Januari 2010, ‘Israel’ juga membanjiri Jalur Gaza dengan membuka pintu bendungan. Pada tahun 2007, ‘Israel’ bahkan mengebom jembatan di lembah Gaza, sehingga saat pintu bendungan dibuka, Gaza benar-benar terpisah menjadi dua bagian.
Menurut jurubicara UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina), Chris Gunnes, bencana di Gaza ini tidak sepenuhnya merupakan fenomena alam, “Bencana di Gaza ini merupakan kombinasi dari kondisi alam dan ulah manusia. Sebelum hujan, limbah telah membanjiri jalan-jalan di Gaza, pompa yang ada tidak dapat berfungsi karena krisis listrik dan bahan bakar. Kita pun tahu siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut.”
“Gaza sebenaranya tidak terlalu membutuhkan bantuan jika mereka dapat melakukan ekspor-impor. Jika Gaza diizinkan untuk berdagang dengan dunia luar, mereka akan bertransformasi. Karena yang sungguh dibutuhkan bukan bantuan jangka pendek, melainkan solusi jangka panjang,” tutur Gunnes dalam wawancaranya.
“Tanpa tindakan drastis, kehidupan di Gaza akan sangat memburuk bahkan dibanding saat ini. Tidak akan ada air yang dapat diminum, standar kesehatan dan pendidikan memburuk, bahkan listrik pun mungkin tidak akan ada lagi,” Gunnes mengutip laporan UNRWA yang berjudul “Prediksi Gaza 2020”. * (Middle East Monitor | Ma’an News | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
