Begini Cara Netanyahu Sengaja Memancing Perang dengan Gaza

11 July 2014, 11:05.
Foto: Middle East Monitor

Foto: Middle East Monitor

YOGYAKARTA, Jum’at 12 Ramadhan 1435 H (Sahabatalaqsha.com): Senin 30 Juni lalu, PM ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menuduh bahwa untuk pertama kalinya sejak perang November 2012, Hamas bertanggung jawab atas serangan-serangan roket ke arah ‘Israel.’ Netanyahu juga mengancam akan membalas dengan tindakan militer.

Jadi, ‘Israel’ sendiri menandai bahwa Hamas tidak pernah sekali pun menembakkan roketnya sejak perang yang disebut zionis ‘Israel’ sebagai ‘Operation Pillar Clouds’ dan yang disebut oleh Hamas sebagai Perang ‘Hijjaratul Sijjil.’

Hamas sudah membantah pernyataan Netanyahu pekan lalu. Baru Senin 7 Juli kemarin Hamas menyatakan telah menembakkan roket ke arah penjajah zionis Israel – pertama kalinya sejak gencatan senjata 2012.

(Saat berita ini diturunkan, sudah lebih dari 80 orang warga Gaza temui syahid, lebih dari 550 orang cedera, dan sejumlah rumah, masjid dan properti warga Gaza hancur lebur oleh bom dan rudal zionis ‘Israel.’)

Berikut petikan analisis majalah 972 (972mag.com) tentang bagaimana Netanyahu sengaja menciptakan dan memancing perang Gaza kali ini:

“Kita berada dalam situasi ini karena Benjamin Netanyahu menyeret kita ke sini. Dia dipuji-puji di ‘Israel’ karena dianggap mampu menahan diri beberapa hari menjelang operasi militer besar ini. ‘Menjawab’ lontaran roket Gaza hanya dengan tembakan peringatan dan menawarkan ‘senyap dibalas senyap.’ Akan tetapi, sesungguhnya kebenciannya terhadap semua orang Palestina – baik terhadap Otoritas Palestina-nya Abbas, apalagi terhadap Hamas – yang mengawali dan terus menerus memprovokasi reaksi berantai menuju penderitaan (orang Gaza) saat ini.

Tidak ada satu pun pihak yang lebih tahu, atau harusnya lebih tahu, daripada pemerintahan Obama – yang sekarang sibuk membela “hak ‘Israel’ mempertahankan diri.” Netanyahu dan pemerintahannyalah yang mematikan perundingan damai dengan Abbas yang dikawal oleh Menlu AS John Kerry. Orang-orang Amerika tidak akan secara terbuka mengakui hal ini, tapi diam-diam mereka akan mengakuinya.

Seminggu sebelum deadline perundingan damai pada 29 April, Abbas menyadari dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari ‘Israel’ dan AS. Oleh karena itu, Abbas memutuskan untuk bertindak sendiri menjembatani jurang antara Tepi Barat dan Gaza dengan cara menandatangani rekonsiliasi Fatah-Hamas.

Seluruh dunia, bahkan Washington menyambut baik perjanjian ini dan menyatakan inilah langkah yang diperlukan untuk proses negosiasi damai. Pun, menyatakan harapan rekonsiliasi itu akan memaksa sikap politik Hamas menjadi lebih “moderat.”

Akan tetapi, Netanyahu ‘mengamuk.’ Dia memperingatkan Abbas bahwa ‘pemerintahan bersatu’ Fatah-Hamas ‘akan meningkatkan terorisme’ dan menghentikan pembicaraan dengan Abbas. Dia juga mencoba meyakinkan dunia Barat untuk menolak mengakui pemerintahan baru Palestina itu. Meski gagal, Netanyahu terus berusaha.

Netanyahu pun terobsesi oleh Hamas dan terobsesi menjerat leher Abbas. Tujuan Netanyahu jelas mengalihkan tanggung jawabnya atas kegagalan negosiasi damai yang disponsori AS, kepada Abbas dan orang Palestina.

Lalu pada 12 Juni lalu, terjadi sesuatu yang bisa Netanyahu eksploitasi habis-habisan secara politis. Yakni, penculikan tiga pemuda Yahudi di Tepi Barat, Gilad Sha’ar dan Naftali Fraenkel, 16, dan Eyal Yifrah, 19.

Netanyahu menuduh Hamas ada di balik penculikan itu. Katanya dia punya bukti. Namun, sampai hari ini, baik Netanyahu maupun pejabat ‘Israel’ lainnya belum juga memunculkan bukti itu sedikit pun.

Sementara itu, beredar luas anggapan bahwa bukan pimpinan Hamas yang memerintahkan penculikan itu melainkan sebuah clan keluarga Palestina di Al-Khalil (Hebron) yang memang sudah pernah menggagalkan gencatan senjata Hamas dengan ‘Israel’. Caranya, dengan melakukan pembunuhan terhadap orang ‘Israel.’

Akan tetapi, Netanyahu menggunakan penculikan itu untuk menarget Hamas. Pendeknya, sebagaimana dikatakan seorang pejabat penjajahan, target mereka adalah “apa pun yang berwarna hijau.” Maka, mulailah pasukan ‘Israel’ merazia, menyerbu, menghancurkan, merampas properti dan menangkap warga Palestina. Segala sesuatu yang dianggap ada hubungannya dengan Hamas, diperlakukan seperti itu.

Tentara-tentara penjajah juga membunuh sedikitnya tujuh warga Palestina dan menangkap lebih dari 60 warga Palestina yang berkaitan dengan Hamas. Termasuk mereka yang dibebaskan dari penjara sesudah deal Gilad Shalit.

Sementara itu, di Gaza, pihak ‘Israel’ melakukan eskalasi ketegangan dengan membunuh seorang lelaki bersepeda dan seorang anak 10 tahun yang bersamanya. Ketegangan pun memuncak dan korban di pihak Gaza berjatuhan.

Pada 30 Juni, mayat ketiga pemuda ‘Israel’ itu ditemukan di Tepi Barat. Lagi-lagi, respon Netanyahu adalah “Hamas yang bertanggung jawab.”

‘Pembayaran’ kembali sempat tertunda dengan diculik dan dibakarnya Muhammad Abu Khdeir, 15. Insiden tersebut menyulut kerusuhan di berbagai kawasan. Mungkin kondisi ini sudah cukup menjadi alasan bagi kelompok-kelompok bersenjata untuk melontarkan lebih banyak roket ke arah ‘Israel’, sementara Netanyahu masih ‘menahan diri.’

Kemudian Ahad kemarin, sembilan orang anggota Hamas temui syahid ketika ‘Israel’ mengebom salah satu terowongan Gaza yang menurut zionis dimanfaatkan untuk serangan-serangan teror. Keesokan harinya, Gaza menghujani ‘Israel’ dengan roket tepat seminggu sesudah Netanyahu menuduh Hamas melakukan pelanggaran gencatan senjata.

Hari Ahad 6 Juli itulah secara resmi Zionis ‘Israel’ memulai ‘Operation Protective Edge.’ 

Sebenarnya Netanyahu mampu mencegah semua ini terjadi. Sebenarnya dia bisa saja memilih untuk tidak melakukan penembakan-penembakan di Tepi Barat dan Gaza, serta menangkapi ratusan orang Palestina. Apalagi karena penculikan itu kemungkinan besar dilakukan oleh pihak-pihak lain.

Namun, PM ‘Israel’ memang selalu bermusuhan terhadap Palestina, baik Abbas maupun Hamas atau pun seluruh warga Palestina. Kebenciannya itu yang menuntunnya kepada keputusan penyerangan terhadap Gaza. Maka, Hamas lewat Brigade Izzuddin al-Qassam pun menyatakan siap membalas. * (Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza

« Misyal Salahkan Netanyahu atas Serangan di Gaza
Sahabat al-Aqsha Mohon Maaf… »