Israel Setujui Pembangunan 900 Rumah Baru Di Pemukiman Yahudi

18 November 2009, 21:33.

Sahabatalaqsha.com -Al Quds (Yerusalem) yang dijajah- Para pejabat pemerintah Israel hari Selasa telah memberikan persetujan final terhadap rencana perluasan pemukiman Yahudi Gilo, dekat Bait al Lahm (Bethlehem), dengan membangun tambahan 900 unit lagi.

Menurut harian Israel Haaretz, 900 unit rumah yang disetujui yang akan dibangun ini adalah tahap pertama dari rencana perluasan yang lebih besar dan komprehensif terhadap pemukiman Yahudi itu. Pemerintah Israel berencana membangun 4000 unit rumah lagi di pemukiman Yahudi Gilo itu, yang kini tinggal menunggu persetujuan final.

Gilo ini, sebagaimana seluruh pemukiman Yahudi lainnya, dibangun di atas tanah Palestina di Tepi Barat, maka pemukiman-pemukiman Yahudi itu tanpa terkecuali adalah ilegal dan melanggar hukum internasional.

Ketika pertama kali Gilo mulai dibangun, warga Palestina di Bait al Lahm merespon dengan perlawanan tanpa kekerasan akan tetapi pemukiman Yahudi itu terus dibangun dengan intens. Di dekat Gilo, di belakang tembok yang besar dan menjulang dengan mencolok yang dibangun oleh militer Israel, terdapat kamp pengungsi Aida, yang di sana ada puluhan ribu pengungsi Palestina yang terusir dari dari negeri mereka, yakni dari wilayah yang sekarang disebut Israel.

Sementara itu, Desa Budrus, terletak hanya beberapa ratus meter dari pemukiman Yahudi Gilo itu, telah terkurung total oleh tembok yang dibangun militer Israel itu. Tembok itu dibangun untuk “melindungi” pemukim Yahudi selama Israel meneruskan pembangunan dan perluasan pemukiman Yahudi di dalam dan di sekitar tanah desa itu. Warga Palestina di desa Budrus melakukan protes tanpa kekerasan, hampir setiap pekan, menentang pembangunan tembok aneksasi itu selama beberapa tahun terakhir ini, tetapi sia-sia, pembangunan tembok tersebut tetap berjalan terus.

Masih di dekat Gilo, terdapat kota Bait Jala (berpenduduk 12.000 jiwa). Kota Bait Jala ini tidak hanya terancam oleh perluasan pemukiman Yahudi Gilo itu, tetapi terancam juga oleh dua pemukiman Yahudi lainnya yakni Har Gilo dan Giv’at Hamatos. Bait Jala adalah kota yang berpenduduk mayoritas Kristen, dengan rincian 7.000 orang pemeluk Kristen Yunani Ortodoks, 2.500 Katolik Roma dan 500 pemeluk Protestan. Sementara muslim hanya 2000 orang.

Keputusan yang menetapkan perluasan Gilo dengan tambahan pembangunan 900 rumah lagi itu dibuat oleh pemerinatah kotapraja Al Quds (Yerusalem), yang dikuasai oleh pemerintah Israel itu, meskipun faktanya pemukiman Yahudi itu tidak didirikan di dalam wilayah Al Quds, tetapi melewati “perbatasan 1967” antara Israel dan Tepi Barat, yang dikenal dengan nama Green Line, dan dibangun di atas tanah yang dirampas dari kotapraja Bait al Lahm.

Meskipun pemerintah AS, menurut kantor berita the Associated Press (AP), “mencemaskan” rencana pembangunan 900 rumah di pemukiman Yahudi Gilo itu, akan tetapi seperti yang selalu ditunjukkan oleh pemerintahan AS dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, demikian jugalah dengan pemerintahan Obama sekarang ini, AS sama sekali tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap Israel yang membuktikan bahwa AS memang mencemaskan rencana itu.

Bahkan Moshe Ben Shushan, pemimpin pemukiman Yahudi Gilo, menantang “rasa cemas” pemerintah AS itu dengan mengatakan sikap AS itu sebagai campur tangan terhadap “kebijakan” Israel. IMEMC/ PIC/AP/ EZ

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Pemukim Yahudi Rusak Makam Nabi Daud
Yayasan Al Aqsha Beberkan Pembangunan Lift dan Terowongan Untuk Serang Masjid Al Aqsha »