Bocah Ini Ditodong Wajahnya, Pingsan Dua Hari, Ketika Siuman Sudah Buta
6 December 2014, 15:18.

Salih Mahmud, 10 tahun, sengaja ditembak matanya hingga buta. Foto: PIC
AL-QUDS TERJAJAH, Sabtu (PIC): Lebih dari sebulan yang lalu, Salih Mahmud keluar rumah di suatu siang yang cerah. Bocah berumur sepuluh tahun dari desa ‘Aisawiyah, sebelah timur laut kota Al-Quds itu menuju sebuah toko untuk beli paprika pesanan ibunya untuk dimasak jadi makan siangnya.
Sepulang dari toko, ia berpapasan dengan serdadu penjajah zionis yang memberinya “paprika” dalam bentuk peluru karet hitam tepat di mata kanannya. Kini ia hanya menggunakan mata kirinya untuk melihat, penglihatanya pun kini tinggal 10%, membuatnya kesulitan untuk membaca buku pelajaran seperti bahasa arab, matematika dan bahasa Inggris.
“Pagi itu aku keluar rumah menuju sekolah, tapi serdadu penjajah menutup pintu masuk desa ‘Aisawiyah, sehingga sekolahpun libur. Kemudian aku pulang. Beberapa jam kemudian Ummi menyuruhku beli paprika hijau untuk makan siang. Dalam perjalanan pulang dari warung aku melihat segerombol serdadu penjajah sedang mengejar pemuda di daerah Dahra. Saat melihat aku, mereka menodongkan senjatanya ke arah wajahku. Setelah itu aku pingsan selama dua hari,” demikian penuturan Salih Mahmud kepada kantor berita Palestine Information Center (PIC).
“Setelah mendapat perawatan selama sebulan, (23/11) aku kehilangan mata kanan. Kini aku hanya bisa menggunakan mata kiri untuk melihat, yang daya lihatnya hanya 10% saja. Kejadian itu mengubah segalanya, aku terpaksa berhenti sekolah, padahal kini aku duduk di kelas 6 SD dan termasuk yang berprestasi di sekolahan,” ujarnya.
Dua hari sebelum kejadian Salih ikut acara penggalangan dana di sekolah untuk korban kanker, 750 shekel berhasil kita kumpulkan. Setelahnya, kepala sekolah memberi penghargaan kepadaku. Sekarang aku sendiri yang harus dirawat, diobati dan dibimbing psikolog.
Samir Mahmud, ayahnya, mengatakan Salih sempat dirawat di rumah sakit Maqasid, namun karena kondisiya yang parah sementara peralatan rumah sakit tidak memadai, terpaksa anaknya itu dialihkan ke rumah sakit ‘Ain Karim. Di rumah sakit itu Salih dioperasi. Ia sempat dirawat selama dua minggu sebelum akhirnya diumumkan bahwa Shalih kehilangan mata kananya dan terpaksa hanya menggunakan mata kirinya untuk melihat.
Menurut ibunya, kondisi kejiwaan Salih terganggu, “Sejak mendapat luka yang dideritanya itu, hingga kini Salih sering sekali terbangun dari tidurnya dalam keadaan panik dan ketakutan. Dan kini kepalanya sering sakit berat.” * (PIC | Sahabat Al-Aqsha)
Foto : PIC
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.