Pemimpin Rakyat Irlandia Dilarang ke Gaza
7 December 2014, 08:26.
RAMALLAH, Ahad (Middle East Monitor): Pemimpin partai Sinn Fein dari Irlandia Gerry Adams dilarang mengunjungi Gaza oleh penjajah Zionis. Gerry bertemu dengan Mahmoud Abbas pada hari Selasa (2/12), bersama pemimpin Partai National Initiative Dr Mustafa Barghouti di Ramallah.
Sebelumnya dia juga bertemu dengan Isaac Herzog, pemimpin Partai Buruh Israel.
Adams, yang memainkan peran penting dalam proses perdamaian yang secara resmi mengakhiri konflik Irlandia Utara pada tahun 1997, menyiarkan di Twitter komentarnya terhadap larangan atas dirinya untuk mengunjungi Gaza sebagai “contoh kecil kebijakan yang buruk”. Belum ada tanggapan resmi dari penjajah Zionis.
Sebelumnya Adams pernah mengunjungi Gaza pada 2009, ketika dia bertemu Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya. Waktu itu Adams mengusulkan pertemuan langsung antara Zionis Israel dan Palestina –yang mengikutsertakan Hamas– untuk menghindari terulangnya kejahatan agresi militer Operasi Timar Panas (Operation Cast Lead) pada 2009, yang mengakibatkan 13 warga Zionis dan lebih dari 1.300 warga Palestina terbunuh.
Dia juga mengkritik keras pengepungan terhadap Gaza sebagai tindakal ‘ilegal’.
“Ini merupakan pengekangan total atas hak rakyat Palestina. Ini adalah penjara terbuka,” dalam pernyataannya ketika kunjungan pertama ke Gaza. “Mereka tidak bisa keluar dan yang di luar tidak bisa masuk.”
Dalam pernyataannya kemarin (7/12), Adams menjelaskan, larangan berkunjung atas dirinya merupakan langkah yang berlawanan untuk mencapai kesepakatan damai.
“Melarang saya untuk berkunjung ke Gaza dan berbicara dengan rakyat yang mampu bertahan mengahadapi tiga serangan Israel, dalam sepuluh tahun terakhir, mereka yang dikepung dan sangat membutuhkan bantuan untuk membangun kembali ekonomi dan lingkungan mereka, adalah sikap yang sangat bertentangan dan tidak membantu untuk tercapainya kesepakatan damai,” kata Adams.
“Rakyat Palestina berhak memiliki negara yang berdaulat. Ini bukan tentang negosiasi. Ini tentang prinsip dan hak asasi. Masyarakat internasional memiliki kewajiban untuk mendukung ini dan menegakkan hukum internasional.”
Ini bukanlah kali pertama seorang politisi internasional dilarang masuk Gaza. Pada bulan September 2014 lalu, utusan perwakilan politisi internasional, termasuk utusan dari partai Sinn Fein Martina Anderson, juga dilarang masuk Gaza.
Rencana kunjungan tersebut merupakan buntut dari penyerangan 51 hari Israel pada operasi musim panas lalu yang dinamai Operation Protective Edge oleh tentara Zionis. Lebih dari 2.150 warga Palestina dan 67 warga Israel meninggal.
Dalam sikapnya terhadap “pembantaian militer” yang terbaru terhadap Gaza, Gery Adams telah meminta pemerintah Irlandia untuk mengusir kedutaan Israel sebagai protes.
Sebelumnya, dia telah menerbitkan sebuah laporan yang menguraikan sembilan langkah untuk mengakhiri konflik Israel – Palestina, termasuk penghentian serangan dari kedua belah pihak, mengakhiri pengepungan di Gaza, dan melaksanakan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa yang sudah berpuluh tahun diabaikan oleh pihak zionis, tanpa konsekuensi apapun.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.