Kampanye Boikot Berhasil Singkirkan Perusahaan Kosmetik ‘Israel’ dari Tepi Barat

15 March 2016, 16:33.
Ahava, perusahaan kosmetik ‘Israel’. Foto: Middle East Monitor

Ahava, perusahaan kosmetik ‘Israel’. Foto: Middle East Monitor

LONDON, Selasa (Middle East Monitor): Perusahaan kosmetik ‘Israel’, Ahava, akan memindahkan bangunan pabriknya dari Tepi Barat ke dalam jalur pra-1967. Beberapa tahun terakhir, perusahaan tersebut menjadi sasaran kampanye Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) karena pabriknya berlokasi di permukiman ilegal Yahudi, Mitzpeh Shalem. Kabarnya pabrik baru masih akan berlokasi di tepi Laut Mati, tapi tak lagi di wilayah Palestina terjajah.

Pihak Ahava berdalih, pemindahan pabrik dimaksudkan untuk mendirikan pabrik tambahan demi meningkatkan kebutuhan produksi. Surat kabar ‘Israel’, Haaretz, memberitakan bahwa Ahava tidak dengan tegas mengonfirmasi pabrik di permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat itu akan ditutup, tapi bisa dipahami seperti itu.

Sementara itu surat kabar Zionis, Yedioth Ahronoth, memberitakan pemindahan pabrik itu dalam tajuk utama berjudul ‘Ahava memindahkan pabrik ke luar Tepi Barat karena tekanan BDS’. Yedioth Ahronoth menulis, pemindahan itu akan mengurangi berbagai kesulitan yang dialami perusahaan akibat Eropa memboikot barang-barang yang diproduksi di Tepi Barat.

Pada tahun 2011 Ahava menutup toko utamanya di London –yang berlokasi di Covent Garden– setelah berbulan-bulan didemo oleh sejumlah kelompok solidaritas Palestina. Aksi demo itu merupakan bagian dari kampanye nasional selama tujuh tahun yang menargetkan perusahaan tersebut. Menanggapi berita tersebut, kelompok relawan Wanita untuk Perdamaian CODEPINK menekankan bahwa itu merupakan hasil dari dedikasi koalisi internasional relawan hak asasi manusia –dari Amerika Serikat hingga Inggris, Belanda hingga Afrika Selatan, Palestina dan ‘Israel’ hingga Perancis– yang sudah mengorganisir aksi protes terhadap pelanggaran-pelanggaran Ahava atas hukum internasional sejak tahun 2009.

Kelompok relawan itu menegaskan, para relawan akan terus menekan Ahava hingga pabrik di Tepi Barat benar-benar ditutup. Pun, tetap mengawasi apakah Ahava di bawah kepemilikan yang baru, yakni konglomerat China Fosun, akan berhenti menjarah lumpur dari pantai terjajah Laut Mati di permukiman ilegal Yahudi Kalya.

Keputusan Ahava untuk meninggalkan Tepi Barat mengikuti langkah serupa yang ditempuh SodaStream, yang dipindahkan dari permukiman ilegal Yahudi Tepi Barat ke Negev. Begitu pula dengan Beigel Beigel pabrik milik Unilever, pabrik pembuatan anggur Barkan, serta pabrik pembuatan kunci milik Swedia, Mul-T-Lock.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Serdadu Zionis Lecehkan Gadis Palestina di Kompleks Masjidil Aqsha
Penjajah Zionis ‘Kepung’ Kota Qabalan di Nablus »