Ancaman Agenda Zionis Hapus Sejarah Palestina
19 February 2010, 23:19.
Sahabatalaqsha.com -Nashirah– Ketua Komite Tinggi Pengawasan Urusan Palestina 1948, Muhammad Zaidan, memperingatkan ancaman agenda Zionisme untuk menghapus memori dan sejarah Palestina dari otak para penduduk Palestina, melalui perundang-undangan etnik yang dikeluarkan Zionis, secara rapi dan terstruktur. Peringatan itu disampaikan pada konferensi yang diikuti oleh sejumlah besar pemimpin Palestina di tanah-tanah Palestina yang dijajah sejak tahun 1948, baik para tokoh politik, agama, maupun tokoh masyarakat, yang diselenggarakan kemarin, Kamis 18 Februari di kota Nashirah (Nazaret), dengan tema “Tanah Palestina dan Yahudisasi Negara.”
Pusat Kajian Kontemporer yang diselenggarakan Gerakan Islam di tanah Palestina tersebut mengajak warga Palestina menghadiri konferensi tersebut, dan menekankan akan pentingnya informasi yang akan mereka peroleh dalam konferensi itu tentang kondisi kekinian dan masa depan Palestina. Zaidan menegaskan dalam sambutannya bahwa “pemerintahan” penjajah berusaha keras mencabut hak-hak para warga Arab (Palestina) dari muka bumi. Ia berkata, “Kita tegaskan di sini -meskipun berbagai upaya mereka lakukan untuk menghabisi kita- bahwa kitalah pemilik sebenarnya tanah ini, kita tidak akan pernah keluar dari bumi ini dan kita akan mati di bumi ini.”
Dalam kesempatan itu, Ketua Gerakan Islam di Tanah Jajahan, Asy Syaikh Raid Shalah, menjelaskan yahudisasi negara, yang sedang digalakkan oleh para petinggi penjajah Zionis. Shalah mengatakan, “Sepanjang yang saya baca dari proposal yang diajukan Zionis, saya justru menemukan bahwa proposal itu sama sekali tidak membahas tentang yahudisasi negara, akan tetapi sebaliknya, karena ternyata sesungguhnya para pengasas Zionisme adalah kaum ateis yang mengatakan bahwa mereka tidak beriman kepada Allah (Tuhan-pen).”
Sementara itu, seorang analis masalah-masalah Zionisme, Mas’ud Ighbariyyah, menegaskan bahwa penjajah Zionis menggunakan politik yang sangat membahayakan terhadap berbagai organisasi Arab (Palestina) di tanah jajahan itu, dalam rangka yahudisasi negara. Mereka berupaya keras melemahkan titik-titik pusat kekuatan masyarakat Arab tersebut agar mereka tidak dapat berkembang.
Dalam konferensi itu, wakil walikotapraja Nashirah, Suhail Dzubab, menyerukan untuk menyelenggarakan konferensi-konferensi serta aksi-aksi berikutnya terkait masyarakat Palestina dan segala permasalahan yang mereka hadapi di tanah jajahan. Ia menjelaskan pentingnya masyarakat Palestina menulis sejarahnya sendiri serta apa saja yang mereka hadapi sepanjang sejarahnya itu, bukan hanya membaca “sejarah mereka” dari buku-buku pihak lain (yahudi-pen). Dzubab juga menegaskan dalam pidatonya, mengenai pentingnya membangkitkan kesadaran kepada masyarakat Arab di tanah Palestina yang dijajah itu, bahwa tidaklah mungkin mengkaji permasalahan Palestina secara integral, tanpa mengkaji permasalahan tanah Palestina yang dijajah sejak tahun 1948.
Merampas Tanah
Ketua Yayasan Wakaf Al Aqsa, Zaki Ighbariyyah, mengatakan bahwa penjajah Zionis sedang berusaha keras menekan warga Arab (Palestina) melalui “organisasi Qatar” yang mengatur urusan pembangunan dan perbatasan. Ia menegaskan bahwa tujuan akhir penjajah Zionis adalah merampas tanah Palestina bagi kepentingan Yahudi. Zaki Ighbariyyah memberikan contoh, kota Harisy, yang sejak awal pembangunannya disediakan untuk pemukiman 15.000 Yahudi, hal mana yang bertujuan menghentikan laju pertumbuhan masyarakat Arab (Palestina).av/ ral.
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.

 
                         
                         
                         
                         
                         
                        