Korban Tewas Gempa dan Tsunami Lebih dari 1.400, Sekitar 519 Jenazah Telah Dimakamkan

3 October 2018, 20:03.
Pemakaman massal korban gempa dan tsunami dimulai di Pemakaman Poboya di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Athit Perawongmetha/Reuters

Pemakaman massal korban gempa dan tsunami dimulai di Pemakaman Poboya di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Athit Perawongmetha/Reuters

ANKARA, Rabu (Anadolu Agency | Al Jazeera): Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,4 dan tsunami yang melanda Indonesia pada Jum’at (28/9) meningkat menjadi 1.407, ungkap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (3/10). BNPB juga melaporkan bahwa 519 jenazah telah dimakamkan.

Sebelumnya, Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara BNPB, menyatakan sekitar 800 orang yang berada di rumah-rumah sakit menderita luka parah. Lebih dari 65.000 rumah rusak, sekitar 62.000 orang mengungsi dan kini menempati 24 kamp di sekitar kawasan.

Korban bencana juga menghadapi kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok, seperti makanan dan air minum.

Pihak berwenang dan para relawan masih berjuang keras untuk mencapai daerah-daerah yang terkena dampak, yang tidak dapat diakses akibat infrastruktur yang rusak pada Selasa (2/10), empat hari setelah bencana melanda Palu dan bagian lain dari Pulau Sulawesi.

Beberapa daerah terpencil sebagian besar terputus setelah gempa berkekuatan 7,5 pada Jum’at lalu memicu gelombang tsunami besar, yang menghancurkan jalan-jalan dan jembatan-jembatan.

“Tim berpacu dengan waktu karena sudah H+4,” kata Sutopo kepada para wartawan di Jakarta kemarin.

Sekitar 1.700 rumah di satu kawasan di Palu tenggelam ke dalam tanah, dengan ratusan orang diyakini terkubur di dalamnya, ungkap BNPB.

Ada pula kekhawatiran tinggi atas Donggala, wilayah yang dihuni sekitar 300.000 orang di utara Palu dan yang terdekat dengan pusat gempa, serta dua daerah lainnya – dengan populasi gabungan sekitar 1,4 juta.

Laporan awal dari tim penyelamat Palang Merah yang telah sampai di daerah pinggiran Donggala menyatakan, kondisi di sana sangat mencekam. “Kondisi di daerah-daerah yang terdampak terasa mengerikan,” kata Jan Gelfand, ketua Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) di Jakarta.

“Kota Palu telah luluh lantak dan laporan pertama dari Donggala menunjukkan bahwa kota itu juga terkena dampak sangat besar akibat bencana ganda itu,” kata Gelfand.

Bau menyengat dari jenazah yang membusuk

Wartawan Al Jazeera Andrew Thomas, yang melaporkan dari Palu, menyatakan ada “bau menyengat dari jenazah yang membusuk” di kota tersebut. “Belum semua jenazah dikuburkan, saya bisa mengatakan itu dari bau yang kami cium ketika kami turun ke permukaan laut,” katanya. “Kota tersebut gelap gulita.”

Para relawan juga menyatakan bahwa jalan-jalan yang terputus akibat tanah longsor dan jembatan-jembatan utama yang hancur merupakan akses fisik yang masih menjadi “tantangan nyata”. Kendala lainnya adalah informasi karena listrik padam maka telekomunikasi terputus.

Mencari sanak keluarga

Sebagaimana di daerah bencana, bagi banyak orang, prioritas pertama mereka adalah melacak keberadaan sanak keluarga.

Muzair, warga daerah Petobo di Palu, menyatakan lima kerabatnya masih hilang. “Saya harap pemerintah bisa membantu menemukan mereka,” katanya.

“Tanah bergolak dan kemudian tiba-tiba membubung, lalu mengubur rumah-rumah. Dalam hati saya berkata jika ini saatnya saya meninggal dunia, apa lagi yang bisa saya lakukan? Saya hanya berdoa pada Allah.”

Ada pula laporan anak-anak datang sendiri ke pusat-pusat medis, mencari orangtua mereka.

Penjarahan

Perusahaan penerbangan komersial berusaha keras untuk kembali beroperasi di bandara yang rusak akibat gempa. Ada sekitar 3.000 orang memadati bandara, berharap ada penerbangan.

Pesawat militer membawa beberapa korban selamat keluar pada Senin lalu.

Sebuah kapal angkatan laut yang mampu mengangkut 1.000 orang juga dikerahkan untuk membantu evakuasi.

PLN berupaya untuk memulihkan listrik, sementara Pertamina telah mengirimkan bahan bakar.

Sementara itu, ada laporan tentang insiden penjarahan di kota Palu dan Donggala. Tim polisi turun ke jalan-jalan pada Selasa (2/10) untuk membersihkan puing-puing dan mengamankan warga yang trauma, serta khawatir akan penjarahan. Pihak kepolisian menyatakan mereka telah menangkap puluhan orang yang melakukan penjarahan.* (Anadolu Agency | Al Jazeera | Sahabat Al-Aqsha)

Foto: Anadolu Agency

Foto: Anadolu Agency

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Ismail Haniyyah Ungkapkan Duka Mendalam atas Gempa, Tsunami di Palu-Donggala
Kakek Palestina Ini Tewas Ditembak Serdadu Zionis dengan Dua Peluru »