Pemakaman Syuhada Kafilah Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) Berlangsung Hikmat Di Istanbul

3 June 2010, 19:58.

Jenazah para syuhada Turki yang gugur dibantai militer Israel pada serangan Senin awal pekan ini, terhadap kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla dalam pelayarannya menuju Gaza (foto:worldbulletin)  Senin 31 Mei k

Jenazah para syuhada Turki yang gugur dibantai militer Israel pada serangan Senin awal pekan ini, terhadap kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla dalam pelayarannya menuju Gaza (foto:worldbulletin)

Sahabatalaqsha.com-Istanbul– Dokter-dokter ahli forensik Turki memastikan bahwa 6 orang relawan yang dibunuh oleh tentara Israel saat menyerang kapal Flotilla pada serangan pagi Senin 31 Mei sekitar 70 mil laut dari pantai Gaza, ditembak dengan menggunakan senjata api.

Kantor berita Turki, Anatolia, melaporkan bahwa  8 dari yang dibunuh itu adalah warga Turki dan seorang lagi warga AS berdarah Turki. Pemakaman para syuhada Freedom Flotilla itu telah diselenggarakan sore ini di Istanbul.  Gemuruh takbir memenuhi udara Istanbul sejak para syuhada tersebut tiba di Turki. Acara pemakaman berlangsung hikmat dan ditutup dengan pembacaan Al Fatihah bersama-sama.

Aktivis Freedom Flotilla lainnya, termasuk mereka yang terluka ketika diserang oleh militer Israel, tiba di Turki pada pagi Kamis.

Reporter Al Jazeera, Jamal Elshayyal, yang melaporkan langsung dari kapal terbesar yang diserang Israel itu, Mavi Marmara,  juga dibawa ke Turki setelah dibebaskan oleh Israel.

Elshayyal menegaskan bahwa ia melihat langsung peristiwa pembantaian itu dan paling tidak salah seorang yang dibunuh oleh militer Israel di depan matanya itu ditembak dari atas kapal (helikopter) yang mendekat ke kapal.

Menurut penuturan koresponden Al Jazeera ini, ia sedang berada di atas dek kapal ketika kapal mereka diserang dan dalam beberapa menit tembakan dilancarkan dari helikopter.

“Tembakan-tembakan pertama (sesudah tembakan dari helikopter) datang dari kapal-kapal Israel yang sudah mengitari kapal Mavi Marmara. Israel menyemprotkan gas air mata, melemparkan granat dan menembakkan peluru karet berlapis baja. Tembakan-tembakan terus berlangsung lima menit kemudian. Mereka menembak terus dari udara maupun dari laut.”

Elshayyal juga menceritakan bahwa sejumlah penumpang kemudian mengambil batangan besi untuk mempertahankan diri mereka begitu mereka melihat perahu-perahu militer Israel mulai  merapat ke kapal dan berusaha menaiki kapal.

“Setelah Israel menembak dan orang pertama meninggal dunia, orang-orang mengibarkan bendera putih dan mengacungkan tulisan dalam bahasa Inggris dan Ibrani. Seorang aktivis kemanusiaan dari Israel  yang ikut dalam misi kemanusiaan itu meminta tentara Israel segera membawa mereka yang terluka untuk ditangani, tetapi militer Israel tersebut menolaknya dan mereka yang terluka itu akhirnya tak tertolong lagi nyawanya dan meninggal dunia di atas kapal.”

Penyambutan Pahlawan

Pagi-pagi sekali 3 pesawat pertolongan darurat mendarat di pangkalan militer Turki di Ankara, membawa para aktivis yang terluka dari Israel untuk dirawat di rumah-rumah sakit di Ankara.

Ratusan orang, termasuk Bulent Arinc, Deputi Perdana Menteri Turki, dan sejumlah politisi Turki lainnya menunggu di bandara udara Istanbul untuk menyambut kembalinya para aktivis ini.

“Mereka telah menghadapi serangan barbar dan kembali dengan kebanggaan,” ungkap Arinc kepada keluarga dan sanak saudara para aktivis serta para pendukung dan simpatisan yang memenuhi bandara, seraya menggemakan takbir, Allahu Akbar….”

Ribuan orang berkumpul di Istanbul Tengah untuk merayakan kembalinya para aktivis itu.

Sebuah pesawat yang membawa 31 aktivis dari Yunani, 3 dari Perancis dan 1 dari AS terbang ke bandara Athens pada pagi Kamis.

7 orang aktivis yang terluka pada serangan Senin itu masih di rawat di rumah sakit Israel.

3 yang lainnya, yakni seorang Irlandia dan 2 aktivis perempuan, dari Australia dan Italia masih berada di Israel karena “alasan teknis,” ungkap mentri  luar negeri Israel.

Koresponden Al Jazeera di Al Quds (Yerusalem), Ayman Muhyeldin, mengatakan bahwa 4 orang Palestima masih ditahan di penjara Israel. Sementara itu pemimpin Gerakan Islam di Palestina 1948, Syekh Raid Shalah, yang sebelumnya dikabarkan terbunuh, menurut koresponden Al Jazeera kini masih ditahan oleh Israel. Tetapi tidak dijelaskan apakah Sheikh Raid Shalah itu ditahan (masih berada di tangan Israel), dalam keadaan masih hidup ataukah yang ditahan itu jenazahnya.  aljazeera/ez.

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Press Release Aktivis Freedom Flotilla dari Indonesia
Kondisi Terakhir Surya Fachrizal Kian Membaik »