Agresi Rezim Assad dan Rusia Meningkat di Barat Laut Suriah; Terbesar Dalam Tiga Tahun Terakhir
1 November 2023, 21:50.

Foto: Ali Haj Suleiman
SURIAH (Aljazeera) – Sejak awal Oktober, terjadi peningkatan agresi militer yang dilakukan serdadu rezim Suriah dan Rusia di kota-kota besar dan kecil wilayah Suriah barat laut; terbanyak dalam hampir tiga tahun terakhir.
Lebih dari 65 warga sipil tewas, termasuk lebih dari 20 anak-anak dan 10 perempuan.
Selain itu, lebih dari 265 warga sipil terluka, termasuk 80 anak-anak dan 45 perempuan, menurut kelompok penyelamat darurat Suriah.
Sabtu (27/10/2023), pertahanan sipil Suriah yang juga dikenal sebagai White Helmets, mengatakan bahwa serangan udara dan artileri yang dilakukan di wilayah tersebut oleh Rusia dan rezim diktator Bashar al-Assad melibatkan penggunaan senjata yang dilarang secara internasional.
“Tim kami merespons lebih dari 250 serangan di 70 kota besar dan kecil di barat laut Suriah hingga tanggal 28 Oktober,” kata Ahmed Yazji, anggota Dewan Pertahanan Sipil Suriah.
Yazji mengatakan bahwa serangan tersebut terfokus pada lingkungan permukiman dan fasilitas umum. Pelaku serangan menargetkan empat pusat pertahanan sipil, 13 sekolah, tujuh rumah sakit dan pusat kesehatan, lima kamp pengungsian, dan lima pasar.
Eskalasi serius ini mengancam kehidupan warga sipil, menimbulkan ketidakstabilan, dan menciptakan gelombang pengungsian baru, yang semakin memperdalam tragedi yang telah berlangsung selama lebih dari 12 tahun.
“Juga menghambat proses pendidikan serta penghidupan masyarakat yang belum pulih dari gempa dahsyat yang melanda wilayah tersebut pada 6 Februari tahun ini,” tambah Yazji.
Kembali Mengungsi
Serangan yang dilakukan serdadu rezim Suriah dan sekutunya Rusia telah mengakibatkan gelombang baru pengungsian warga di wilayah yang diserang, termasuk Kota Idlib, Ariha, Jisr al-Shughour, Sarmin, Darat Izza, serta kota-kota di Jabal Zawiya dan Idlib barat.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan bahwa Suriah barat laut adalah rumah bagi 4,5 juta orang; termasuk 1,9 juta muhajirin yang tinggal di kamp pengungsian internal.
OCHA juga melaporkan bahwa eskalasi yang terjadi baru-baru ini di barat laut Suriah telah membuat lebih dari 12.000 warga sipil mengungsi dari kota dan desa mereka ke pusat penampungan sementara.
“Kami meninggalkan desa kami untuk mencari tempat yang aman. Namun, saat ini tidak ada tempat aman yang tersisa karena penembakan juga menargetkan kamp pengungsian,” kata Fadia Qassum, ibu empat anak berusia 50 tahun dari Desa Mintaaf di Jabal Zawiya, selatan Idlib.
“Apakah masih ada lagi kejahatan yang akan dilakukan terhadap kami? Berapa lama dunia akan diam atas kejahatan Assad dan Rusia terhadap kami?” tanya Inad al-Aliwi, pria berusia 37 tahun yang kehilangan ibu dan empat keluarganya. (Aljazeera)

Foto: Ali Haj Suleiman

Foto: Ali Haj Suleiman
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
