Kemenkes Gaza: ‘Penjajah Zionis Larang Delegasi PBB Evakuasi Anak-Anak yang Sakit dari Gaza Utara’
13 October 2024, 16:46.

Gadis Palestina berusia 14 tahun Razan Arafat Barbah, yang kehilangan kedua kakinya dalam serangan penjajah Zionis terhadap rumah mereka di kota Rafah di Gaza selatan, dirawat dengan fasilitas terbatas di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza, pada 1 Oktober 2024. [Hani Alshaer/Anadolu via Getty Images]
(Middle East Monitor) – Seorang pejabat Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada hari Jumat (11/10/2024) bahwa penjajah Zionis melarang delegasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengevakuasi anak-anak yang sakit dari rumah sakit di Jalur Gaza utara, terkait situasi bencana di daerah tersebut karena operasi militer yang sedang berlangsung selama enam hari berturut-turut.
Maher Shamiya, asisten sekretaris Kementerian Kesehatan, menjelaskan kepada Anadolu Agency: “Serdadu menolak delegasi WHO yang bertugas mengevakuasi pasien perawatan intensif dan anak-anak dari rumah sakit di utara dan tidak mengizinkannya mencapai Jalur Gaza utara.”
Koresponden Anadolu Agency tidak dapat memperoleh komentar dari WHO mengenai tindakan penjajah Zionis terhadap organisasi PBB itu.
Shamiya menjelaskan: “Tiga rumah sakit di Jalur Gaza utara (Al-Awda, Indonesia, dan Kamal Adwan) saat ini menampung 124 pasien, 13 di antaranya menerima perawatan intensif, termasuk delapan anak-anak.”
Ia menambahkan: “Rumah Sakit Kamal Adwan mencakup unit perawatan intensif terbesar untuk anak-anak di Gaza dan provinsi-provinsi utara, dan terancam ditutup karena serangan penjajah Zionis dan kekurangan bahan bakar.”
Shamiya menegaskan: “Serdadu Zionis telah melarang truk bahan bakar memasuki rumah sakit di Gaza dan utara untuk kelima kalinya berturut-turut sejak dimulainya operasi militer Ahad lalu. Rumah sakit menghadapi krisis besar karena menipisnya bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan generator, yang mengancam kelangsungan kerja ruang operasi dan perawatan intensif.”
Ia mengemukakan: “Kamp Jabalia dikepung sepenuhnya, dan hampir mustahil untuk bergerak di jalan-jalannya, karena serdadu menembaki segala sesuatu yang bergerak, dan ada kesulitan dalam menyelamatkan para syuhada dan merawat yang terluka.” Ia menekankan perlunya badan-badan internasional dan PBB untuk campur tangan guna mencabut pengepungan dan memungkinkan bahan bakar dan suplai medis mencapai rumah-rumah sakit di utara.
Pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan serdadu Zionis memperingatkan rumah sakit Kamal Adwan, Indonesia, dan Al-Awda untuk mengevakuasi para staf medis dan pasien mereka, serta mengancam mereka dengan “pembunuhan, penghancuran, dan penangkapan” yang serupa dengan yang terjadi di Rumah Sakit Al-Syifa beberapa bulan lalu.
Ini terjadi setelah serdadu Zionis mengumumkan dimulainya operasi militer di Jabalia pada hari Ahad (6/10/2024) dengan dalih “mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatannya di daerah tersebut,” beberapa jam setelah dimulainya serangan sengit di wilayah timur dan barat Jalur Gaza utara, yang terganas sejak Mei lalu.
Serdadu Zionis memperingatkan warga Palestina untuk mengungsi dari rumah mereka di Jabalia, kota Beit Hanoun dan Beit Lahia, lalu menuju ke selatan. Namun, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional di Gaza memperingatkan warga agar tidak menanggapi hal ini, menganggap itu sebagai “tipu daya dan kebohongan” penjajah Zionis. (Middle East Monitor)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
