Serangan Penjajah Zionis di Kamp Tenda Gaza Membakar Hidup-Hidup Keluarga Pengungsi

14 October 2024, 20:44.

Foto: Abdel Kareem Hana/AP

(The Cradle) – Pilot Zionis menjatuhkan bom di halaman sebuah rumah sakit di Gaza utara pada dini hari tanggal 14 Oktober, menyebabkan tenda-tenda pengungsi terbakar dan membakar hidup-hidup beberapa orang.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan serangan terhadap Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di kota Deir al-Balah di Gaza tengah membunuh sedikitnya empat orang dan melukai 70 orang, banyak dari mereka dalam kondisi kritis. Jumlah korban terbunuh diperkirakan akan meningkat.

“Yang terjadi adalah kami terbangun karena asap, api, kebakaran, dan potongan-potongan yang terbakar jatuh di tenda-tenda dari segala arah. Ledakan itu membuat kami takut di dalam tenda dan di luar tempat kami tinggal di belakang Rumah Sakit Al-Aqsa,” seorang korban selamat dari serangan, Om Ahmad Radi, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Mobil pemadam kebakaran tidak bisa sampai di sini. Ada begitu banyak mayat yang terbakar dan hangus di mana-mana. Jumlah api dan ledakan sangat besar. Kami menyaksikan salah satu malam yang paling mengerikan dan brutal,” jelasnya.

Kantor Media Gaza mengatakan ini adalah kali ketujuh tahun ini penjajah Zionis mengebom kompleks Rumah Sakit Al-Aqsa dan kali ketiga dalam beberapa minggu terakhir.

Koresponden Al Jazeera di Deir al-Balah, Hani Mahmoud, mengatakan sekitar 20 hingga 30 tenda terbakar, menjebak orang-orang yang ada di dalamnya.

“Ada banyak orang di dalam tenda-tenda saat api menyebar yang tidak dapat diselamatkan,” kata Mahmoud. “Kami melihat sejumlah besar [kematian] karena tenda-tenda ini berdekatan satu sama lain, saling membelakangi, dan didirikan di ruang kecil di dalam halaman rumah sakit.”

Ahmed al-Ras, seorang jurnalis foto untuk jaringan TV lokal yang menyaksikan serangan itu, mengatakan kepada Washington Post bahwa pengeboman “Israel” menyebabkan beberapa tabung gas meledak, yang memicu kebakaran.

“Kebakaran itu sangat cepat dan membakar semua tenda. Saya melihat tiga orang terbakar, puluhan orang terluka, dan ratusan keluarga berlarian dan berteriak serta mencari anak-anak mereka,” katanya, seraya menambahkan tim pertahanan sipil baru dapat memadamkan api 40 menit kemudian.

Washington Post menambahkan bahwa “sebuah video yang dibagikan secara luas tentang kebakaran hebat itu tampaknya memperlihatkan setidaknya satu orang di tempat tidur terbakar hidup-hidup dan mereka yang melihat kejadian itu berteriak-teriak.”

Juru bicara militer Zionis Avichay Adraee mengonfirmasikan bahwa angkatan udara Zionis menyerang rumah sakit tersebut. Ia mengklaim, tanpa memberikan bukti, bahwa kompleks rumah sakit tersebut digunakan sebagai “pusat komando dan kendali” oleh para pejuang Hamas. Seperti biasa, penjajah Zionis menggunakan alasan itu untuk mencoba membenarkan pengeboman tersebut.

Selama setahun terakhir melakukan genosida terhadap warga Palestina, penjajah Zionis telah menggunakan dalih yang sama untuk mengebom rumah-rumah sakit di seluruh Gaza dalam upaya menghancurkan sistem kesehatan di daerah kantong itu dan membuatnya tidak layak huni.

Pekan lalu, Komisi Penyelidikan PBB untuk wilayah Palestina terjajah mengeluarkan laporan yang menunjukkan bahwa “Israel” telah berupaya menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza sebagai bagian dari perang pemusnahan terhadap warga Palestina.

“Israel telah melakukan kebijakan bersama untuk menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza sebagai bagian dari serangan yang lebih luas terhadap Gaza, melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan dengan serangan yang gencar dan disengaja terhadap personel dan fasilitas medis,” ungkap pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisi Penyelidikan PBB.

Komisi tersebut juga “mendokumentasikan lebih dari 20 kasus kekerasan seksual dan berbasis gender terhadap tawanan pria dan wanita, khususnya di penjara Negev dan kamp Sde Teiman.”

Komisi tersebut menyatakan bahwa mereka “menerima informasi yang dapat dipercaya mengenai pemerkosaan dan penyerangan seksual, termasuk penggunaan alat listrik untuk menyebabkan luka bakar pada anus dan memasukkan benda-benda, seperti tongkat, sapu, dan sayuran, ke dalam anus. Beberapa tindakan tersebut dilaporkan direkam oleh para serdadu.”

Laporan tersebut juga mengungkap bahwa hingga 15 Juli, setidaknya 53 tawanan Palestina telah meninggal di fasilitas-fasilitas penahanan “Israel” sejak 7 Oktober 2023.

Seorang tawanan, Thaer Abu Assab dari Qalqilya di Tepi Barat terjajah, dipukuli hingga tewas oleh penjaga penjara pada 18 November. Ia telah dipenjara sejak 2005.

Dr. Iyad Rantisi, direktur rumah sakit wanita di Bayt Lahya, ditahan pada 11 November dan dibawa ke Penjara Shikma. Ia meninggal enam hari kemudian setelah disiksa hingga tewas oleh agen mata-mata “Israel”, Shin Bet. (The Cradle)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Surat Kabar Zionis: ‘Warga Zionis yang Bermigrasi Naik Tiga Kali Lipat Dibanding Sebelum Perang’
22 Orang Syahid dalam Pembantaian “Israel” di Kamp Pengungsi Nuseirat »