Erdogan: “Kondisi di Gaza Lebih Buruk Dibandingkan Kamp Nazi!”
31 July 2025, 10:46.

Para pengungsi Gaza antre berdesakan untuk mendapat jatah bantuan sup kacang adas (lentil) di sebuah titik distribusi makanan di Kota Gaza. (Omar Al-Qattaa/AFP)
GAZA (Middle East Monitor | Al Jazeera) – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Selasa (29/7/2025), menyoroti kelaparan buatan di Gaza; di mana wilayah tersebut telah menjadi sasaran serangan tanpa henti ‘Israel’ selama 22 bulan terakhir.
Erdogan mengatakan bahwa kondisi di Gaza lebih buruk dari kamp-kamp Nazi. Orang-orang yang kelaparan dan kekurangan air di Gaza tampak di hadapan mata dunia, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
“Teroris ‘Israel’ telah melakukan genosida terhadap saudara-saudara kita di Gaza. Membantai secara brutal selama 22 bulan di area seluas 360 km². Penggunaan kelaparan sebagai senjata oleh ‘Israel’ terhadap Palestina adalah bukti paling jelas bahwa mereka tidak memiliki kemanusiaan,” kata Erdogan dalam konferensi pers bersama mitranya dari Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, di Ankara.
Kelaparan Buatan Melampaui Titik Kritis
Kelaparan paksa yang telah dialami oleh lebih dari dua juta Ahlu Syam Gaza telah melewati titik kritis dan makin mempercepat gelombang kematian, sebut para pekerja bantuan dan staf kesehatan.
Tidak hanya anak-anak Gaza yang–merupakan kelompok paling rentan–menjadi korban blokade ‘Israel’ sejak Maret, tetapi juga orang-orang dewasa ikut merasakan musibah kemanusiaan ini.
World Food Programme (WFP) mengatakan, hampir 100.000 perempuan dan anak-anak sangat membutuhkan perawatan karena kekurangan gizi, dan hampir sepertiga penduduk Gaza sudah tidak makan selama berhari-hari.
Sementara itu, para petugas medis mengatakan mereka telah kehabisan banyak sumber daya dan obat-obatan penting.
World Health Organization (WHO) melaporkan peningkatan tajam dalam kasus penyakit dan kekurangan gizi. Sebagian besar penduduk Gaza kini terjebak dalam kelaparan.
Doctors Without Borders, yang dikenal dengan inisial bahasa Prancisnya, MSF, mengatakan bahwa seperempat dari semua anak kecil dan ibu hamil atau menyusui yang diperiksa di kliniknya di Gaza minggu lalu, mengalami kekurangan gizi.
MSF menegaskan bahwa ini adalah akibat dari penggunaan kelaparan yang disengaja sebagai senjata oleh ‘Israel’. (Middle East Monitor | Al Jazeera)

Seorang bocah Gaza di tempat pengungsiannya duduk termenung setelah mendapat jatah sup kacang adas dari titik distribusi bantuan di Kota Gaza. (Omar Al-Qattaa/AFP)

Yasmine, seorang ibu berusia 22 tahun, mengangkat anaknya berumur 2 bulan yang menderita kekurangan gizi di Rumah Sakit Nasser, Khan Yunis. (AFP)

Maryam, ibu berusia 26 tahun, mendampingi anaknya yang masih berumur 40 hari yang juga menderita kekurangan gizi di Rumah Sakit Nasser. (AFP)

Remaja Gaza, Atif Aid Abu Khater, kini berat badannya hanya 25 kg akibat kelaparan yang dipaksakan penjajah ‘Israel’, terpaksa terbaring di Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza. (Ahmed Jihad Ibrahim Al-Arini/Anadolu Agency via Getty Images)

Kaki bayi bernama Zainab Abu Haleeb yang syahid karena kelaparan paksa, terbujur kaku di Rumah Sakit Nasser. (Ramadan Abed/Reuters)

Somoud Wahdan setiap hari menunggu truk bantuan untuk datang ke Kota Gaza. (Abdel Kareem Hana/AP Photo)

Warga Gaza yang terluka akibat tembakan serdadu penjajah ‘Israel’ ketika berusaha mendapat bantuan pangan dibawa ke Rumah Sakit Nasser. (Mariam Dagga/AP Photo)

Warga Gaza membawa jenazah seorang syuhada korban tembakan serdadu ‘Israel’–ketika ia berupaya mencari bantuan makanan–ke Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza. (Abdel Kareem Hana/AP Photo)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
